Berita Mingguan CN - 27 Januari 2020




Berita ini dikutip dari kompas.com...

Presiden Joko Widodo telah mengirim surat undangan resmi kepada pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus, untuk bisa berkunjung ke Indonesia. Pelaksana Tugas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah menyebutkan, undangan itu dikirim setelah ada kabar Paus Fransiskus akan berkunjung ke negara di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, pada September mendatang. "Kita mendengar ada rencana Paus melawat ke Asia Tenggara, dan ada keinginan juga untuk berkunjung ke Indonesia," kata Teuku Faizasyah kepada Kompas.com, Jumat (24/1/2020).

Rencana kunjungan Paus Fransiskus membuat Presiden Jokowi tidak ingin melepaskan kesempatan untuk mengundang Paus yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio. "Berdasarkan perkembangan ini Presiden Jokowi mengirim undangan pada Paus jika jadi melawat ke Asia tenggara juga ke Indonesia," demikian katanya.

Berita ini muncul setelah beredar surat berkop "Presiden Republik Indonesia" dengan tandatangan "Joko Widodo" yang berisi undangan kepada Paus Frasiskus di berbagai media sosial.

Komentar kami, semoga saja jika rencana ini terwujud dapat menjadi berkat bagi bangsa ini. Dan bukan menjadi momentum untuk mengedepankan semangat ekumenisme yang mengecilkan tugas penginjilan, di tengah masih banyaknya kasus diskriminasi dan penindasan terhadap orang-orang Kristen di Indonesia.

Kita perlu ingat, ketika mengunjungi Maroko pada bulan Maret tahun lalu. Paus Fransiskus justru menyampaikan pesan-pesan yang sangat mengecilkan semangat penginjilan kepada umat Katolik di sana. Kurang lebih Paus Frasiskus menyatakan bahwa tugas umat Katolik di Maroko bukanlah mengajak orang lain menjadi Katolik, melainkan untuk hidup berdampingan dengan agama-agama lain. Suatu pesan yang tentunya bertentangan dengan Injil yang justru mengutus orang-orang Kristen untuk menjadikan segala bangsa sebagai murid Yesus, tidak peduli kita berada dalam keadaan minoritas ataupun mayoritas.

------------
Sudah tersedia, t-shirt "Crusader Network on youtube"
https://www.ciptaloka.com/kaos_cn_on_youtube-2225317-7vogd8deoq
------------

Sementara itu kabar yang menggembirakan muncul dari Amerika Serikat.

Dikutip dari BBC News...

Dalam sebuah headline berjudul:

Trump Presiden Pertama Yang Menghadiri Demonstrasi Anti-aborsi.

BBC News menulis...

Donald Trump telah menjadi presiden AS pertama yang menghadiri rapat umum anti-aborsi tahunan terbesar di Amerika. Dia berpidato kepada ribuan pengunjuk rasa di "March for Life" dekat US Capitol di mana persidangan impeachment-nya sedang berlangsung.

Trump berkata: "Kami di sini untuk alasan yang sangat sederhana: untuk membela hak setiap anak yang lahir dan belum lahir untuk mewujudkan potensi yang diberikan Tuhan."

Demonstrasi tahunan ini pertama kali dimulai pada 1974 - setahun setelah Mahkamah Agung AS melegalkan aborsi melalui kasus "Roe versus Wade".

Komentar kami....

Dukungan Presiden Donald Trump ini menjadi luar bisa mengingat apa yang dilakukannya telah menentang arus global yang sedang terjadi. Saat ini dunia di bawah komendo PBB sedang berupaya mengkampanyekan upaya pengendalian populasi sebagai bagian dari strategi untuk mencapai "Sustainable Development Goals" atau "Tujuan-tujuan Pembangunan Berkelanjutan"

Salah satu upaya pengendalian populasi, selain kampanye penggunaan kontrasepsi dan dukungan terhadap pola hidup LGBT, tentunya adalah aborsi!

Dalam ajaran Kristen yang percaya bahwa kehidupan dimulai sejak pembuahan, aborsi sama artinya dengan pembunuhan. Inilah yang ditentang oleh Donald Trump selama masa kepresidenannya sehingga ia dijuluki sebagai "Presiden paling Pro-Life sepanjang sejarah".

Berikut adalah cuplikan pidatonya dalam pawai "March for Life" hari Jumat lalu..

[video klip pidato Donald Trump...]

Ironis.. di negeri kita yang konon agamis, justru terjadi hal sebaliknya. Sejak pemerintahan Presiden SBY, aborsi untuk kasus-kasus tertentu sudah menjadi legal di negeri ini. Dan tidak satupun tokoh-tokoh agama, apalagi politik yang menyatakan keberatannya. Semoga saja suatu saat di Indonesia dapat muncul juga tokoh pendukung kehidupan...