Dalam video sebelumnya kita sudah mendapatkan setidaknya dua kesimpulan penting: Yang pertama, keberadaan TUHAN dapat dipahami melalui akal budi manusia.
Yang kedua, menjadi seorang atheist adalah sebuah pilihan yang tidak cerdas karena keuntungannya tidak seberapa tapi resikonya sangat besar.
Sekalipun demikian masih ada persoalan tersisa...
Percaya pada keberadaan TUHAN saja, sama sekali tidak cukup. Ada banyak klaim agama-agama yang mengajarkan konsep tuhan yang berbeda-beda. Ini menimbulkan masalah tersendiri, manakah agama yang mengajarkan TUHAN yang benar?
Jika kita percaya pada tuhan yang salah dan mengikuti ajarannya, kita tetap akan berakhir di neraka yang kekal. Itu resiko yang sama buruknya dengan menjadi atheist. Maka selain kita percaya adanya TUHAN, kita juga perlu percaya pada TUHAN yang benar.
Pertanyaannya, dapatkah kita mengetahui agama yang benar dari sekian banyak agama yang ada sehingga kita dapat memastikan bahwa TUHAN yang kita sembah dan kita taati adalah TUHAN yang benar?
Sama seperti ada cukup alasan untuk mengetahui keberadaan TUHAN, dengan akal budi kitapun dapat mengetahui manakah TUHAN yang benar. Jika TUHAN memberikan tanda-tanda kehadiran-Nya di alam yang telah diciptakan-Nya, Diapun pasti memberikan tanda-tanda kehadiran-Nya di dalam agama yang diberikan-Nya kepada manusia.
Kita dapat membagi agama-agama menjadi dua jenis:
1. Agama yang muncul dari kerinduan dan keinginan manusia untuk mengenal TUHAN.
2. Agama yang muncul dari keinginan TUHAN untuk dikenal manusia.
Jenis yang pertama adalah agama-agama buatan manusia, baik itu berasal dari kumpulan tulisan dan pemikiran orang-orang bijak yang dianggap suci, kearifan-kearifan lokal, atau hasil konstruksi budaya suatu bangsa. Hinduisme, Budhisme, Konfusianisme, Taoisme dan agama-agama timur lainnya, termasuk juga Kejawen, bisa digolongkan pada jenis ini.
Karena agama-agama ini muncul dari keinginan manusia untuk mencari dan mengenal TUHAN, maka ada keterbatasan manusiawi yang pasti membuat agama-agama ini hanya dapat mengenal TUHAN secara subyektif, parsial dan tidak bebas kesalahan. Agama-agama tersebut tidak mungkin mengenal apalagi memahami TUHAN secara benar dan utuh. Itu masalah terbesar dalam agama-agama yang tergabung pada jenis pertama.
Jenis yang kedua adalah agama-agama yang mengaku berasal dari wahyu TUHAN. Dengan demikian pengetahuan tentang TUHAN dalam agama-agama ini berasal dari TUHAN sendiri. Karena berasal dari TUHAN, pengetahuan tentang TUHAN dalam agama-agama ini melampui keterbatasan manusiawi dan bebas kesalahan. Berbeda dengan jenis agama yang pertama, pengetahuan tentang TUHAN yang benar dan utuh dimungkinkan melalui agama jenis ini. Yang saya maksud utuh disini adalah seluruh kebenaran tentang TUHAN sejauh yang mungkin diketahui dan dipahami manusia beserta seluruh misteri-Nya yang tak terselami.
Yang termasuk jenis ini adalah agama-agama dalam tradisi semitik yang mengaku memperoleh wahyu TUHAN melalui kitab-kitab sucinya, yaitu Yahudi, Kristen, dan Islam.
Karena hanya agama jenis kedua yang memungkinkan manusia mengenal TUHAN secara benar dan utuh, maka kita akan fokus pada agama jenis yang kedua dan mencoret agama-agama yang termasuk jenis pertama. Kita akan fokus pada tiga agama ini: Yahudi, Kristen, dan Islam. Ketiganya mengaku berasal dari TUHAN, tapi mengingat beberapa perbedaan mendasar yang ada pada ketiganya maka tidak mungkin ketiganya sama-sama benar.
Agama Yahudi melandaskan ajarannya pada kitab-kitab Perjanjian Lama. Agama Kristen juga melandaskan ajarannya pada kitab-kitab yang sama dengan Yahudi, yaitu kitab-kitab Perjanjian Lama, ditambah dengan kitab-kitab Perjanjian Baru. Sementara itu Islam melandaskan ajarannya pada kitab lain, yang berbeda dari Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, yaitu Alquran.
Karena Yahudi dan Kristen sama-sama mengklaim mendapatkan wahyu TUHAN dan wahyu TUHAN yang diterima Yahudi tidak selengkap Kristen maka kita bisa katakan pengetahuan tentang TUHAN yang ada dalam agama Yahudi pasti tidak selengkap yang ada dalam Kristen. Dalam kitab-kitab Perjanjan Lama memang tidak ada klaim kebenaran yang utuh karena masih menanti kedatangan Mesias yang belum juga mereka terima sampai hari ini. Sementara itu dalam agama Kristen, penantian kedatangan Mesias sesungguhnya telah digenapi secara sempurna pada kedatangan Yesus Kristus..
Tapi Yahudi tentu keberatan dengan pernyataan tersebut. Mereka menolak mengakui Yesus sebagai Mesias yang dijanjikan, sehingga menurut mereka kitab-kitab Perjanjian Baru tidak valid. Sayangnya kebangkitan Yesus dari kematian dan konsistensi serta kesinambungan kitab-kitab Perjanjian Baru terhadap kitab-kitab Perjanjian Lama membuat klaim Yahudi sangat lemah. Faktanya, Yesus memang Mesias yang dijanjikan menurut nubuat-nubuat para nabi dan kitab-kitab Perjanjian Baru memang menggenapi kitab-kitab Perjanjian Lama. Dengan alasan itu kita bisa mengeliminasi Yahudi.
Sekarang tinggal Kristen dan Islam...
Muslim sering berargumen demikian: Injil melengkapi kitab Taurat dan Zabur (atau Mazmur) karena datang kemudian, dan Alquran yang datang terakhir menggantikan ketiganya sebagai kitab suci yang benar. Klaim seperti ini hanya mungkin benar jika Alquran memang berasal dari TUHAN. Masalahnya, benarkan Alquran berasal dari TUHAN? Itu yang akan kita selidiki dengan bantuan akal sehat...
Keduanya, Kristen dan Islam, percaya kitab suci masing-masing berasal dari TUHAN, tetapi keduanya mengajarkan TUHAN yang berbeda. Dalam Kristen TUHAN yang dimaksud adalah TUHAN TRITUNGGAL, satu TUHAN dalam TIGA PRIBADI ILAHI: Bapa, Putra, dan Roh Kudus dimana Yesus adalah salah satu pribadi TUHAN yang berinkarasi menjadi manusia. Sementara itu TUHAN yang dimaksud dalam Islam adalah ALLAH SWT, satu TUHAN dengan satu pribadi ilahi yang menyangkal Yesus sebagai TUHAN. Perbedaan kontras itu menyebabkan tidak mungkin TUHAN TRITUNGGAL yang diajarkan dalam Kristen sama dengan Allah SWT yang diajarkan Islam. Dengan demikian hanya satu diantara Kristen dan Islam yang benar, tidak mungkin kedua-duanya benar.
Bagaimanakah kita menentukan agama yang benar diantara keduanya?
Karena pengetahuan tentang TUHAN dalam kedua agama tersebut disampaikan melalui kitab suci masing-masing, maka kitab suci keduanya dapat menjadi kunci yang membedakan keduanya. Jika Alkitab sungguh-sungguh berasal dari TUHAN maka Kristenlah yang benar. Sebaliknya jika Alquran berasal dari TUHAN maka Islamlah yang benar. Sesederhana itu...
Bagi Kristen Alkitablah yang paling baik dan benar, sebaliknya muslimpun mengklaim Alquran adalah yang paling baik dan benar. Muslim mengklaim tak ada tulisan yang seindah Alquran, tapi sebaliknya Kristen akan mengatakan cukup dengan Kitab Mazmur di Perjanjian Lama atau Kotbah di Bukit di dalam Injil sudah melampaui keindahan seluruh Alquran. Dan banyak lagi klaim-klaim subyektif yang tidak menyelesaikan masalah.
Kita perlu sebuah ukuran obyektif yang dapat memastikan manakah dari keduanya yang sungguh-sungguh berasal dari TUHAN. Ukuran obyektif ini akan menjadi bukti yang tak dapat dibantah.
TUHAN pasti tahu akan ada kitab suci palsu yang diklaim berasal dari-Nya. Oleh karena itu TUHAN pasti meletakkan sebuah unsur yang hanya dapat dibuat oleh-Nya dan tidak mampu dibuat oleh tangan manusia, seberapa hebatpun manusia berusaha melakukannya. Ini perlu untuk membedakan kitab suci yang sungguh-sungguh berasal dari TUHAN dan kitab suci palsu yang diklaim berasal dari TUHAN. Unsur dalam kitab suci yang mutlak dari TUHAN dan tak dapat dibuat manusia itu akan kita gunakan sebagai ukuran obyektif yang dimaksud.
Nah, adakah unsur yang hanya dapat dibuat oleh TUHAN di dalam Alkitab dan Alquran?
Kita akan mulai dari Alquran dulu...
Alquran adalah kitab suci yang disusun dari wahyu yang diklaim berasal dari TUHAN dan turun kepada Muhamad secara bertahap selama 23 tahun lamanya. Muslim mengklaim Alquran berasal dari TUHAN karena bercerita tentang hal-hal gaib yang tidak mungkin diketahui manusia seperti tentang surga dan neraka. Tapi orang yang punya imajinasi dan daya khayal tinggi juga dapat melakukan hal serupa karena pengetahuan tentang hal-hal gaib tidak dapat dikonfirmasi kebenarannya. Kita tidak tahu mana yang lebih benar, Alquran atau orang yang berkhayal...
Alquran juga diklaim mengetahui hal-hal yang akan datang seperti tentang akhir jaman. Tapi karena nubuat tentang akhir jaman juga tidak dapat dikonfirmasi kebenarannya maka tidak dapat dijadikan ukuran. Banyak peramal yang juga bisa mengklaim tahu soal akhir jaman. Kita tidak tahu mana yang benar, nubuat Alquran atau para peramal...
Selanjutnya muslim juga mengatakan bahwa dalam Alquran tertulis banyak hal-hal yang baru diketahui sains modern. Tapi jika hal itu benarpun tetap tidak membuktikan Alquran berasal dari TUHAN. Malaikat dan iblis mengetahui seluruh pengetahuan tentang dunia natural secara sempurna. Dengan demikian semua fakta yang diketahui oleh sains, bahkan termasuk yang belum dapat diketahui oleh sains saat ini sudah diketahui oleh malaikat dan iblis secara sempurna. Dari sini kita dapat menyumpulkan bahwa segala fakta yang diklaim oleh Alquran baru diketahui kebenarannya oleh sains modern tidak mutlak berasal dari TUHAN! Fakta itu bisa juga diketahui dengan bantuan malaikat atau iblis.
Lalu ada tantangan membuat ayat-ayat serupa alquran. Inipun tantangan yang sangat subyektif. Jika diberikan kriteria yang jelas dan juri yang obyektif, dengan mudah tantangan ini akan dipenuhi. Setidaknya secara teoritis, ini bukan tantangan yang mustahil.
Adalagi klaim bahwa Alquran tersusun secara ajaib dengan komposisi teks yang banyak mengandung angka 19 secara tersamar dan fakta ini baru bisa diketahui dengan bantuan komputer. Memang benar hal semacam itu mustahl dilakukan manusia pada abad ke tujuh, tapi dengan bantuan malaikat atau iblis sama sekali tidak sulit dilakukan. Selain itu, karena hal tersebut diketahui dengan bantuan komputer, maka dengan bantuan komputer manusia juga dapat membuatnya. Jadi keajaiban angka 19 dalam Alquran juga bukan hal yang mustahil dibuat oleh manusia.
Singkatnya, tidak ada satu unsurpun di dalam Alquran yang mutlak berasal dari TUHAN dan tidak mungkin dibuat oleh manusia.
Sekarang kita akan melihat Alkitab...
Berbeda dengan Alquran, wahyu TUHAN yang tertulis dalam Alkitab tidak diturunkan kepada satu nabi saja. Alkitab adalah sekumpulan kitab-kitab suci yang ditulis oleh banyak orang dalam kurun waktu 1500 tahun. Alkitab adalah sebuah kitab suci yang berisi narasi sejarah keselamatan yang utuh, mulai dari kisah penciptaan manusia, kejatuhan manusia, sampai dengan upaya pemulihan kembali keadaan manusia melalui penebusan Yesus Kristus di kayu salib dan tuntasnya seluruh rencana keselamatan di akhir jaman.
Yang mengagumkan, setiap bagian dari narasi sejarah keselamatan itu di tulis berdasarkan fakta dan nubuat oleh orang-orang yang berbeda-beda jaman selama kurun waktu yang sangat panjang, tapi seluruhnya secara ajaib mampu membentuk sebuah narasi yang utuh dan konsisten. Ini mustahil dibuat oleh manusia, tak peduli dengan cara apapun dan dengan bantuan apapun itu dilakukan! Hanya ada satu kitab yang semacam ini dalam seluruh sejarah manusia, yaitu Alkitab! Maka kita bisa katakan bahwa yang mewahyukan seluruh isi Alkitab adalah TUHAN sendiri dengan menggunakan tangan para penulis kitab-kitab suci!
Secara teoritis, masih mungkin bagi manusia-manusia yang berbeda jaman menulis sebuah narasi yang utuh dan konsisten berdasarkan imajinasi. Itu karena manusia berkuasa penuh atas imajinasinya sendiri dan bisa menuliskan apapun sesuai imajinasinya. Tapi jika bahan dari narasi itu adalah realita sejarah, pasti itu mustahil dilakukan karena manusia tidak berkuasa atas jalannya sejarah.
Dengan demikian Alkitab memiliki sebuah unsur yang hanya dapat dibuat oleh TUHAN saja. Itu menunjukkan bahwa Alkitab secara sah dan meyakinkan sungguh-sungguh berasal dari TUHAN sendiri. Karena Alkitab berasal dari TUHAN, maka manusia dapat mengetahui TUHAN yang benar dengan percaya penuh pada apa yang dinyatakan oleh Alkitab. Tidak ada jalan lain.
Jika di video bagian pertama kita memahami bahwa dengan akal budi kita mampu sampai pada kesimpulan adanya TUHAN, pada video bagian kedua ini akal budi juga mampu menentukan mana diantara kitab-kitab suci yang ada yang sungguh-sungguh berasal dari TUHAN. Dengan demikian melalui akal budi kita tidak hanya bisa memahami eksistensi TUHAN tapi juga dapat mengenal TUHAN yang benar, yaitu satu-satunya TUHAN yang akan mengantarkan kita pada jalan yang lurus menuju keselamatan kekal.
Terima kasih atas perhatian anda, sampai jumpa pada video berikutnya...