Hijrah Dari Kegelapan #2 - Misteri Hijrahnya Sang Khalifah Menjadi KRISTEN


Salam damai bagi kita semua...

Pada video seri HIJRAH DARI KEGELAPAN yang pertama kita sudah membahas kisah tentang mujizat berpindahnya Bukit Mokattam dan keputusan dramatis Khalifah Al-Muizz untuk hijrah menjadi seorang Kristen.

Pada video kali ini kita akan khusus membahas lebih jauh keputusan dramatis Khalifah Al Muizz tersebut. Sebagai khalifah dinasti Fatimiyah sekaligus imam Islam, keputusannya untuk meninggalkan semua kekayaan dan kekuasaan demi mengikut Yesus tentu dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Islam adalah satu-satunya agama besar di dunia ini yang didirikan untuk menyangkal iman Kristen secara eksplisit. Maka tidak perlu heran jika di dalam ajaran Islam diajarkan berbagai fitnah dan kebohongan yang sengaja ditujukan untuk mendiskreditkan ajaran iman Kristen. Mulai dari tuduhan kitab sucinya sudah diubah-ubah hingga penyangkalan atas penyaliban Yesus dan ketuhanan Yesus. Tujuannya tentu saja untuk menempatkan Islam sebagai agama pengganti dari kekristenan yang sudah didiskreditkan.

Kurang lebih seperti itulah konsep yang membentuk pola pikir Khalifah Al Muizz dan semua ulama muslim lainnya.

Tapi setelah terjadi mujizat berpindahnya Bukit Mokattam, Khalifah Al Muizz mengambil keputusan drastis untuk minta dibaptis dan menjadi pengikut Kristus. Bukan itu saja, ia bahkan rela melepaskan seluruh kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya dan hidup sebagai seorang biarawan sederhana hingga akhir hidupnya. Hijrahnya Khalifah Al-Muizz menjadi seorang Kristen ini tercatat dalam banyak dokumen di Gereja Koptik. Bukti-bukti sejarah berupa tempat pembaptisan Sang Kalifah sampai hari ini masih terjaga dengan baik di Gereja St. Merkurius di Kairo.

Apakah faktor terjadinya mujizat luar biasa itu telah mengubah keyakinan Sang Khalifah? Pasti mujizat tersebut berpengaruh, tapi itu bukan satu-satunya. Ada banyak muslim yang juga melihat terjadinya mujizat itu, termasuk banyak anggota Kekalifahan dan ulama-ulama Islam lainnya. Namun tidak ada catatan bahwa mereka berbondong-bondong mengikuti jejak Khalifah Al-Muizz untuk menjadi Kristen.

Pasti ada faktor penting yang membedakan Khalifah Al-Muizz dengan anggota kekalifahan dan para ulama-ulama lainnya! 

Sebagai pendiri kota Kairo, pendiri Masjid dan sekaligus Universitas Al-Azhar, Khalifah Al-Muizz dikenal sebagai seorang pemimpin yang berwawasan intelektual tinggi. Dia sangat terbuka pada banyak gagasan-gagasan pemikiran di luar Islam. Itu dibuktikannya dengan sering mengadakan diskusi dan debat keagamaan dengan berbagai kelompok keagamaan yang ada di Mesir, termasuk dengan orang-orang Kristen Koptik.

Dari proses intelektual itulah Khalifah Al-Muizz banyak mengenal iman Kristen dari orang-orang Kristen. Akibatnya dia tidak hanya mengenal iman Kristen dari sudut pandang Islam, tapi juga dari sudut pandang Kristen. Tentunya dia mengenal juga perbedaan-perbedaan ajaran Islam dan Kristen tentang penyaliban Yesus dan sekaligus juga tentang ketuhanan Yesus. Termasuk dia juga pasti mengetahui apa makna penyaliban Yesus Kristus bagi orang Kristen dan mengapa Yesus dipercaya sebagai Tuhan. 

Dari proses intelektual tersebut besar kemungkinannya Khalifah Al-Muizz mulai memiliki ketertarikan atau kekaguman terhadap ajaran Kristen, tapi di sisi lain iman Islamnya mengharuskan dia menganggap ajaran Kristen tidak benar dan sudah diubah-ubah manusia. Akibatnya semua pengetahuannya tentang ajaran iman Kristen hanya dianggapnya sebagai pengetahuan intelektual saja, tidak lebih.

Sampai akhirnya mujizat berpindahnya Bukit Mokattam mengubah pandangannya secara dramatis. Ini diungkapkannya ketika ia meminta Abba Abraham untuk berhenti memindahkan Bukit Mokattam, "Cukup Abba Abbraham.. cukup, sudah kutahu sekarang bahwa IMANMU SUNGGUH BENAR!" Bagi Khalifah AL-Muizz, pernyataan ini artinya besar sekali. Selama ini dia sudah tahu bahwa menurut iman Kristen Isa Al Masih atau Yesus Kristus disalibkan sampai mati untuk menebus dosa-dosa manusia. Dan dia juga tahu bahwa Yesus Kristus adalah Putra Allah yang berinkarnasi sebagai manusia untuk menjadi satu-satunya jalan keselamatan. Yang belum dia tahu adalah, apakah itu semua benar? Dan Mujizat Mokattam memberinya jawaban pasti, itu semua memang benar!

Bersamaan dengan itu dia juga tahu bahwa semua ajaran Islam yang diterimanya selama ini tentang Kristen adalah kebohongan. Jika Islam berbohong soal Kristen, bukankah ada kemungkinan yang besar Islam juga berbohong tentang banyak hal lainnya? Termasuk berbohong soal Quran, Muhamad, dan ajaran tentang 72 bidadari surga! Jadi untuk apa lagi semua kebohongan yang menyesatkan itu dipertahankan sampai mati?

"Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?" (Mat.16:26). Ayat tersebut mungkin pernah didengarnya dari orang-orang Kristen, maka Khalifah Al-Muizz tanpa ragu meminta Abba Abraham untuk membaptisnya agar dia mendapatkan keselamatan dalam Yesus Kristus!

Keputusan ini sudah pasti menimbulkan persoalan besar. Bagaimana mungkin Kekalifahan Fatimiyah harus dipimpin oleh seorang Khalifah beragama Kristen? Kegaduhan dan ketidakpuasan pasti terjadi dan berpotensi menimbulkan keributan di kekalifahan. Namun Khalifah Al-Muizz yang kini mendapat nama baptis Stefanus mendapatkan inspirasi dari pengajaran Yesus dalam Injil, "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." (Mat.`19:21)

Tanpa ragu dia menyerahkan kekuasaan pada anaknya, meninggalkan istri-istrinya, dan melepaskan seluruh kekayaannya untuk mengikuti Yesus Kristus dengan menjadi seorang biarawan sederhana! Tidak cukup ia hanya menerima keselamatan melalui baptisan saja, Khalifah Stefanus Al-Muizz ingin meraih kesempurnaan sebagai seorang Kristen dengan melepaskan diri dari seluruh keduniawian yang melekat padanya dan menyerahkan seluruh hidupnya untuk dikuduskan oleh salib Yesus Kristus. Seluruh kemegahan duniawi yang pernah dimilikinya kini menjadi tidak berharga dibandingkan keselamatan kekal dan kesempurnaan hidup dalam Yesus Kristus. Ini sebuah keputusan yang tepat dan diambil pada saat yang tepat karena pada tahun yang sama Khalifah Stefanus Al-Muizz meninggal dunia sebagai seorang biarawan!

Apa yang dilakukan oleh Khalifah Al-Muizz dapat menjadi teladan bagi setiap muslim di dunia yang merindukan kebenaran dan keselamatan sejati. Keterbukaan informasi yang tersedia sekarang memungkinkan setiap muslim untuk membuka diri pada ajaran-ajaran lain di luar apa yang diajarkan oleh Islam, dan membandingkannya dengan jujur. Termasuk mempelajari tentang iman Kristen yang menyelamatkan. Kesempatan itu sekarang terbuka lebar, lebih dari yang pernah ada sebelumnya....

Jika muslim tulus mencari kebenaran, maka seperti yang terjadi pada Khalifah Al-Muizz, Roh Kudus akan membuka pikiran mereka. Seperti Khalifah Al-Muizz, mereka juga akan mengetahui kebenaran iman Kristen dan sekaligus kebohongan Islam. Selanjutnya, dengan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Penyelamat, pintu bagi keselamatan kekal akan terbuka bagi mereka. Itulah jalan menuju hidup surgawi yang kekal, yang membuat semua kemegahan serta kenikmatan duniawi menjadi tidak berarti lagi...

Dari hamba Kristus dan pelayan para prajurit Kristus..
Viva Christo Rey!

Posting Komentar

0 Komentar