Pax vobis, salam damai bagi kita semua...
Salah satu kekecewaan terbesar umat Katolik sedunia di tahun 1960 adalah keputusan Paus Yohanes XXIII yang batal mengumumkan rahasia ketiga pesan Bunda Maria di Fatima. Padahal sebagaimana dikatakan oleh Sr.Lusia yang menerima pesan tersebut, Bunda Maria meminta agar pesan tersebut diumumkan pada tahun 1960.
Mengapa harus tahun 1960? Menurut Sr. Lusia karena pesan tersebut akan jelas maksudnya pada tahun tersebut.
Apakah pesan tersebut tidak dibuka karena dapat menghalangi rencana Paus Yohanes XXIII untuk mengadakan Konsili Vatikan II? Mungkin saja, tapi kita tidak pernah tahu pastinya!
Pada tahun 2000, Kardinal Bertone mengumumkan pesan ketiga Bunda Maria di Fatima. Namun banyak orang yang meragukannya karena yang diumumkan hanyalah pesan berupa penglihatan, sedangkan pesan verbal dari Bunda Maria yang menjelaskan makna atau konteks dari penglihatan tersebut tidak disertakan. Ada yang masih disembunyikan oleh Vatikan!
Sebaliknya Kardinal Bertone sendiri yang menafsirkan penglihatan tersebut berhubungan dengan upaya pembunuhan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1984. Tentunya hanya orang idiot yang percaya bahwa pesan penting yang harus dibuka pada tahun 1960 berhubungan dengan upaya pembunuhan Paus yang gagal di tahun 1984. Bagaimana mungkin upaya pembunuhan gagal di tahun 1984 bisa jelas pada tahun 1960? Dan apa pentingnya upaya pembunuhan gagal tersebut disampaikan tahun 1917 dengan diiringi mujizat yang dahsyat? Sama sekali tidak masuk akal.
Tentu pesan tersebut berhubungan dengan masalah yang lebih penting dari sekedar upaya pembunuhan gagal!
Mungkin saja Vatikan tidak akan pernah mengungkapkan apa isi pesan ketiga secara utuh. Tapi dengan semua yang terjadi setelah tahun 1960 hingga saat ini, rahasia ketiga tersebut hanyalah sebuah potongan puzzle yang hilang dari banyak potongan puzzle yang sudah bisa kita susun menjadi sebuah gambar! Mungkin potongan yang hilang itu sekarang tidak begitu penting lagi karena akhirnya kita sudah tahu gambarnya apa.
Pesan rahasia Bunda Maria yang dikonfirmasi dengan mujizat matahari di hadapan lebih dari 70 ribu orang di Fatima, Portugal, terjadi pada tanggal 13 Oktober 1917. Itu diakui banyak orang sebagai mujizat terbesar sepanjang sejarah Gereja Katolik setelah mujizat kebangkitan Tuhan kita. Mujizat tersebut terjadi tepat 33 tahun setelah Paus Leo XIII pada tanggal 13 Oktober 1884 menerima pesan penampakan tentang iblis yang berjanji akan menghancurkan Gereja dalam waktu 75 - 100 tahun! Kesamaan tanggal tersebut tentu dimaksudkan agar manusia tahu keduanya berhubungan.
Jika dihitung 75 tahun setelah tahun 1884, maka itu jatuh pada tahun 1959 yaitu tahun dimana Paus Yohanes XXIII mengumumkan rencananya untuk mengadakan Konsili Vatikan II. Jika pesan ketiga Bunda Maria harus dibuka pada tahun 1960, berarti kemungkinan besar pesan tersebut berkaitan dengan Konsili Vatikan II yang akan dilaksanakan pada tahun 1962-1965!
Sekarang kita tahu bahwa sejak Konsili Vatikan II, Gereja Katolik membuka diri dan bergabung dengan gerakan ekumenisme yang sudah lebih dahulu menjerumuskan denominasi-denominasi Protestan dan Gereja Ortodoks. Dan dari berbagai buah buruknya kita juga tahu bahwa semangat ekumenisme ini telah menyimpangkan Gereja Katolik pada jalur yang mengarahkannya menuju kemurtadan menjelang kedatangan Antikristus sesuai nubuat Rasul Paulus.
Karena kemurtadan menjelang kedatangan Antikristus menurut Rasul Paulus adalah pekerjaan iblis, maka Konsili Vatikan II adalah serangan terhebat dari iblis terhadap Gereja Katolik yang sudah dinubuatkan sejak penglihatan Paus Leo XIII! Serangan terhebat yang dapat dilakukan iblis terhadap Gereja memang bukan serangan fisik, tapi serangan yang menyebabkan kemurtadan Gereja! Konsili Vatikan II ini juga yang berusaha dicegah oleh Bunda Maria melalui rahasia ketiga di Fatima tahun 1917, yang batal diumumkan oleh Paus Yohanes XXIII pada tahun 1960.
Dari mana kita mengetahui pesan ketiga Bunda Maria berkaitan dengan semangat ekumenisme dan Konsili Vatikan II?
Karena ketiga pesan rahasia Bunda Maria pastilah saling berkaitan, maka kita bisa memperkirakan apa isi pesan ketiga berdasarkan pada isi kedua pesan sebelumnya. Pesan rahasia yang pertama dari Bunda Maria adalah penglihatan tentang neraka. Pada pesan ini Bunda Maria berusaha mengingatkan Gereja bahwa hukuman neraka bagi mereka yang mengabaikan ajaran Tuhan adalah nyata, bukan konsep atau spekulasi teologis saja! Ini tentu berkaitan dengan kemurtadan yang menjadi tujuan akhir dari ekumenisme dimana manusia tidak lagi takut pada neraka dan mengabaikan hukum-hukum Tuhan.
Semangat ekumenisme dalam Gereja Katolik memang dibangun dengan asumsi sesat bahwa semua orang, baik yang percaya maupun tidak, pada akhirya karena kerahiman Tuhan diselamatkan oleh karya penebusan Salib Kristus! Itu tercermin pada perubahan rumusan konsekrasi pada Misa Novus Ordo.
Jika diterjemahkan, rumusan konsekrasi dalam Misa Latin Trasidional berbunyi demikian, ".. yang ditumpahkan bagimu dan bagi BANYAK orang demi pengampunan dosa.." yang berarti karya penebusan memberikan keselamatan bagi mereka yang percaya. Tapi dalam Misa Novus Ordo rumusan itu sengaja diubah sesuai semangat ekumenis "..yang ditumpahkan bagimu dan bagi SEMUA orang demi pengamunan dosa..." artinya karya penebusan menyelamatkan semua orang, baik yang percaya maupun tidak.
Jika semua orang diselamatkan, maka iman yang benar tidak lagi penting. Jika iman yang benar tidak penting maka demi semangat perdamaian dunia semua agama dapat dipersatukan dalam semangat kemanusiaan dengan menyingkirkan hukum-hukum Tuhan. Itulah kemurtadan yang konsekuensinya diingatkan oleh Bunda Maria pada rahasia pertama dalam bentuk penglihatan akan neraka!
Pesan yang kedua adalah permintaan agar Paus bersama semua Uskup mengkonsekrasikan Rusia. Jika permintaan ini dilaksanakan maka Rusia akan bertobat dan perdamaian dunia akan terwujud. Pertobatan Rusia yang dimaksud adalah kembalinya Gereja Ortodoks Rusia ke dalam Gereja Katolik! Ini tidak lain adalah permintaan agar Gereja kembali bersatu, bukan dengan cara ekumenis tapi dengan METANOIA.
Jika Gereja Ortodoks Rusia kembali bersatu dengan Gereja Katolik maka semua Gereja Ortodoks lainnya akan mengikuti jejak untuk kembali bersatu. Jika seluruh Gereja Ortodoks kembali bersatu dengan Gereja Katolik, maka seluruh denominasi Protestan tidak punya pilihan lain kecuali kembali bersatu dengan Gereja Katolik. Itulah makna dari pesan kedua Bunda Maria.
Karena pesan Bunda Maria pasti sejalan dengan kehendak Tuhan, maka itu juga berarti bahwa Tuhan sendiri yang menghendaki semua Kristen kembali bersatu ke dalam Gereja-Nya yang satu, kudus, katolik, dan apostolik melalui METANOIA. Atau dengan kata lain Tuhan tidak menghendaki persatuan Gereja dengan cara ekumenis sebagaimana yang sudah mulai dilakukan oleh denominasi-denominasi Protestan 7 tahun sebelumnya, yaitu tahun 1910 dalam Konferensi Misionaris Edinburg!
Bunda Maria pasti tahu bahwa pesan kedua ini akan diabaikan dengan berbagai alasan. Kemungkinan karena takut tindakan itu dianggap melecehkan Gereja Ortodoks Rusia dan menyinggung pemerintah komunis Uni Sovyet yang saat itu sedang menjadi ancaman bagi perdamaian dunia, permintaan itu tidak pernah dilaksanakan oleh Gereja Katolik sesuai permintaan Bunda Maria. Selain itu Gereja Ortodoks Rusia malah sengaja mengambil langkah yang berlawanan dengan jalan bergabung pada gerakan ekumenisme melalui Dewan Gereja Sedunia (WCC) di tahun 1948.
Sampai disini kita sudah bisa melihat adanya perseteruan antara perempuan melawan ular, tepat seperti yang sudah dinubuatkan Tuhan sejak di Taman Eden!
Ular atau iblis sejak tahun 1884 melalui penglihatan yang diterima Paus Leo XIII sudah bertekad untuk menghancurkan keturunan perempuan, yaitu Gereja Katolik. Sementara Bunda Maria diutus Tuhan dengan cara yang ajaib untuk melawan ular dan melindungi Gereja Katolik.
Iblis berrencana menghancurkan Gereja Katolik melalui ekumenisme yang akan berujung pada kemurtadan! Iblis mewujudkan rencana persatuan ekumenisnya melalui denominasi-denominasi Protestan dan kemudian juga Gereja Ortodoks sebelum membidik sasaran utamanya, yaitu Gereja Katolik.
Disini pesan Bunda Maria di Fatima dapat kita maknai sebagai upaya campur tangan dari Sorga untuk memperingatkan Gereja Katolik akan bahaya neraka kekal yang nyata jika terjatuh ke dalam kemurtadan akibat bujukan ekumenisme. Selanjutnya Bunda Maria juga mengingatkan Gereja Katolik untuk melawan ekumenisme itu dengan membangun persatuan Gereja melalui metanoia. Caranya dengan mengkonsekrasi Rusia agar bertobat dan kembali bergabung dengan Gereja Katolik. Jika ini berhasil dilakukan, maka seluruh Kristen akan kembali bersatu di dalam Gereja Katolik!
Sementara itu kaum modernis dan liberal di dalam tubuh Gereja Katolik terus menyusup dan mempengaruhi Gereja agar menyangkal pesan Bunda Maria dan memilih jalan ekumenisme demi perdamaian dunia. Mereka ini tidak lain adalah kaki tangan iblis, bapa segala dusta, dan mereka berusaha keras mewujudkan kehendak bapanya. Mereka tahu bahwa pesan Bunda Maria di Fatima adalah penghalang besar bagi rencana mereka dan harus dicegah!
Kaum modernis dan liberal ini mendapatkan kesempatan emas ketika Paus Pius XII wafat di tahun 1958. Pada saat pemilihan Paus terjadi sebuah drama dimana seharusnya yang terpilih adalah Cardinal Giuseppe Siri, namun karena tekanan dari kaum modernis, pemilihan itu berhasil dibatalkan. Selanjutnya yang terpilih adalah Cardinal Angelo Roncalli, seorang modernis, yang kemudian memilih nama Paus Yohanes XXIII. Ini pemilihan nama yang aneh mengingat nama Paus Yohanes XXIII sudah pernah digunakan oleh seorang antipaus di abad 15. Apakah itu sebuah petunjuk bahwa Paus Yohanes XXIII adalah seorang antipaus? Kita tidak tahu.
Pada tanggal 25 Januari 1959, Paus Yohanes XXIII mengumumkan rencana besarnya untuk mengadakan Konsili Vatikan II. Pengumuman itu seolah sengaja dilakukan mendahului rencana pengumuman rahasia ketiga Bunda Maria di Fatima yang seharusnya diumumkan tahun 1960. Maksud konsili itu adalah untuk melakukan aggiornamento atau pembaharuan dalam Gereja Katolik sehingga dapat mewartakan Injil sesuai dengan semangat jaman.
Sekilas tampaknya itu tujuan yang baik dan menarik bagi banyak orang!
Tapi dari buah-buah buruk yang terjadi sekarang ini kita tahu bahwa 'aggiornamento' atau semangat pembaharuan Gereja ini tidak lebih dari bulu domba yang cantik untuk menutupi serigala buruk bernama ekumenisme. Sekarang kita tahu bahwa tujuan sesungguhnya dari Konsili Vatikan II adalah mengubah Gereja Katolik sedemikian rupa agar dapat mengakomodasi ekumenisme. Semangat konsili adalah semangat ekumenisme! Itu adalah rancangan bapa segala dusta untuk mendatangkan kemurtadan di seluruh Gereja Katolik sebelum kedatangan Antikristus!
Sesuai dengan janji Tuhan, Gereja-Nya tidak akan dapat ditaklukkan oleh gerbang alam maut! Maka tidak semua Uskup tertipu dan bersedia tunduk pada semangat konsili. Ada Uskup Agung Marcel Lefebvre dan beberapa Uskup lain yang tidak mau menandatangani seluruh dokumen konsili. Mereka bertekad untuk tetap setia pada ajaran tradisional Gereja Katolik. Mereka inilah cikal bakal dari kaum tradisionalis Katolik yang berusaha untuk menjadi sisa umat yang setia hingga kedatangan Tuhan.
Jika kita memahami kedua pesan Bunda Maria di Fatima terkait erat dengan upaya menentang ekumenisme, maka kemungkianan besar pesan ketiga Bunda Maria yang seharusnya dibuka tahun 1960 dimaksudkan untuk mencegah terlaksananya Konsili Vatikan II yang akan menjadi jalan masuk bagi semangat ekumenisme ke dalam Gereja Katolik.
Sayang sekali peringatan penting dari Bunda Maria ini malah diabaikan karena para gembala upahan yang sedang berkuasa di Gereja Katolik memilih mengikuti rencana bapa segala dusta. Sejak Konsili Vatikan II, Gereja Katolik membuang jauh-jauh upaya untuk mempersatukan Gereja melalui metanoia dan memilih bergabung dengan gerakan ekumenisme rancangan iblis bersama-sama dengan denominasi-denominasi Protestan dan Gereja Ortodoks yang sudah terlebih dahulu jatuh ke dalamnya.
Jadi bisa kita simpulkan bahwa pesan Bunda Maria di Fatima yang dikonfirmasi dengan mujizat besar pada tanggal 13 Oktober 1917 tidak hanya penting bagi Gereja Katolik saja, tapi juga bagi Protestan dan Ortodoks.
Pesan tersebut mengingatkan kita semua akan bahaya ekumenisme rancangan iblis yang akan mewujudkan kemurtadan besar, tidak hanya bagi Gereja Katolik tapi juga bagi semua umat Kristen menjelang kedatangan AntiKristus. Untuk melawan rancangan iblis itu Bunda Maria menghendaki kita semua kembali bersatu dalam Gereja Kristus yang satu, kudus, katolik, dan apostolik dengan cara metanoia. Ini sejalan dengan apa yang sudah dibahas dalam video-video CN sebelumnya.
Semoga pesan Bunda Maria di Fatima ini meneguhkan kita untuk keluar dari rancangan iblis dengan menolak ekumenisme. Itulah yang dikehendaki Tuhan ketika Dia bersabda melalui Kitab Wahyu, "Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya. Sebab dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya..." (Why.18:4-5).
Selanjutnya kita bersama-sama membangun persatuan Kristen melalui metanoia agar kita semua menjadi satu kawanan dengan satu gembala seperti yang dikehendaki Tuhan.
Satu lagi yang ingin saya tambahkan. Dari sekian banyak kota di Portugal, mengapa Bunda Maria memilih Fatima yang mengingatkan kita pada nama dari putri Muhamad, nabi Islam?
Itu ada alasannya.
Nama kota Fatima bukan diambil dari nama putri Muhamad, melainkan dari nama putri bangsawan Saracens muslim yang memilih meninggalkan Islam dan menjadi Katolik lalu kawin dengan seorang Ksatria Conquistador. Seolah ini pesan dari surga bahwa apabila Gereja telah kembali bersatu seluruhnya, maka banyak muslim dan juga pengikut agama-agama lainnya yang akan dipertobatkan pada iman Kristen!
Dari hamba Kristus dan pelayan para prajurit Kristus..
Viva Christo Rey!
0 Komentar