Transkrip:
Salam damai dan sejahtera...
Ada video-video menarik terkait perdebatan apologetik Katolik - Protestan. Kali ini Pendeta Deky Ngadas yang gerah karena terus-menerus dibidatkan oleh Rm. Patris Allegro melakukan serangan balik dengan menggunakan kutipan dari dokumen-dokumen Konsili Vatikan II, Katekismus Gereja Katolik, dan Kitab Hukum Kanonik untuk menegaskan bahwa Protestan bukanlah bidat.
Berikut cuplikan videonya;
[cuplikan video]
Tolong dicatat: disini saya tidak bermaksud membela Deky Ngadas karena sampai detik ini saya tetap konsisten menyebut gereja-gereja Protestan sebagai bidat, dan Gereja Ortodoks sebagai skismatik sekaligus bidat.
Seperti yang kita lihat dalam cuplikan video tadi, Deky Ngadas dengan cukup baik menunjukkan adanya pergeseran pandangan dalam Gereja Katolik. Gereja Katolik yang pada Konsili Trente menyatakan gerakan Protestan sebagai bidat, kini setelah Konsili Vatikan II tidak lagi menyebut mereka sebagai bidat.
Apakah ini cuma bahasa pastoral untuk membungkus doktrin yang tetap sama? Jika kita melihat buah-buahnya, ini bukan sekedar perubahan wajah pastoral tapi memang ada pergeseran doktrin. Buktinya adalah Misa Novus Ordo yang mengadopsi teologi perjamuan Protestan. Begitu juga masuk dan berkembangnya gerakan pembaharuan karismatik ke dalam Gereja Katolik. Itu hanya mungkin kalau Gereja Katolik sudah menghapus status bidat dari Protestan.
Seperti kutipan dari Kardinal Ratzinger dalam video tadi, memang setelah KV2 gereja-gereja Protestan sudah tidak lagi disebut bidat dan sekarang belum ditemukan kategori teologis yang tepat untuk mereka. Ini pernyataan yang konyol tapi nyata. Selain itu Deky Ngadas juga mengutip perkataan Kardinal Ratzinger yang menggambarkan pengaruh kental dari semangat modernisme yang mendasari pergeseran sikap itu:
"Sesuatu yang pernah dengan benar dikutuk sebagai bidat, tidak dapat begitu saja tetap demikian, melainkan dapat secara bertahap mengembangkan karakter gerjawinya yang positif."
Jadi menurut Kardinal Ratzinger, dulu Protestan memang dikutuk sebagai bidat, tapi sekarang mereka telah berkembang menjadi semakin baik sehingga tidak lagi dapat disebut bidat. Inilah pandangan yang cacat logika dari kaum modernis! Mereka percaya Protestan, yang hari ini telah menjadi puluhan ribu gereja itu, sudah berkembang lebih baik dari keadaannya di abad 16.
Sebenarnya, bukan Protestan yang berkembang menjadi semakin baik, tapi Gereja Katoliklah yang menjadi semakin buruk karena tidak lagi setia pada ajaran iman para Rasul demi semangat ekumenisme KV2. Akibatnya apa yang dulu salah kini dibenarkan, atau sebaliknya apa yang dulu benar kini dianggap salah. Apakah ini sekedar perubahan pastoral? Sama sekali tidak.
Itu adalah perubahan doktrin Gereja Konsili yang sedang berjalan menuju kemurtadan!
Sementara Rm. Patris Allegro menanggapi dengan mengatakan KV2 tidak menghapus pernyataan doktrinal Konsili Trente yang telah menyatakan Protestan sebagai bidat, dan tetap berpandangan bahwa hanya di Gereja Katolik terdapat kepenuhan rahmat keselamatan. Itu tidak salah, tapi justru menunjukkan salah satu penyesatan penting dari KV2, yaitu ambiguitas teks. Apa yang dikatakan Deky Ngadas berdasarkan teks-teks KV2 yang dikutipnya bahwa Protestan tidak lagi disebut bidat, itu benar. Dan pernyataan Rm. Patris Allegro bahwa KV2 tidak menghapus keputusan Konsili Trente dan menyatakan hanya di Gereja Katolik terdapat kepenuhan rahmat keselamatan, itu juga benar.
Seperti itulah ambiguitas khas dokumen KV2 yang sejak awal sengaja dirancang untuk meninabobokkan sebagian besar Katolik (baik awam maupun klerus) untuk percaya bahwa KV2 tetap setia pada doktrin Gereja Katolik, sambil memberi peluang yang luas pada kaum modernis dan progresif untuk menjalankan agenda pembaharuan sesungguhnya. Seperti iblis yang siap membungkus 1% kesesatan berbahaya dengan 99% kebaikan, teks-teks ambigu yang berbahaya itu tidak perlu banyak, cukup satu atau dua kalimat dalam beberapa paragraf. Tapi akibatnya sudah cukup merusak. Setelah lebih dari setengah abad KV2 kita bisa melihat betapa buruk buah-buah yang dihasilkan.
Injil telah mengingatkan bahaya pernyataan ambigu semacam itu:
"Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat." (Mat.5:37)
Jadi jelas, pernyataan-pernyataan ambigu ("ya" tapi "tidak") yang sengaja ditebarkan dalam dokumen-dokumen KV2 tidak berasal dari Roh Kudus. Pernyataan-pernyataan itu berasal dari bapa segala dusta yang ingin membawa Gereja Katolik pada kemurtadan besar sesuai nubuat Rasul Paulus (2Tes.2:3).
Nah, sudah saatnya bagi Rm. Patris Allegro untuk mencabut balok yang ada di mata sebelum mengambil selumbar di mata orang lain. Balok itu adalah Konsili Vatikan II yang selama 6 dekade telah merusak Gereja Katolik secara bertahap dan membawanya pada kemurtadan. Mari bersikap jujur untuk mengakui memang dokumen KV2 bermasalah. Saya percaya Rm. Patris Allegro punya kapasitas yang mumpuni untuk membongkar itu dan sekaligus memberi pencerahan kepada semua orang Katolik yang haus akan kebenaran.
Akhirnya, pilihan buat orang Katolik memang ini:
Kalau konsisten mendukung KV2, maka stop menyebut Protestan sebagai bidat. Tapi kalau meyakini ajaran Protestan adalah bidat karena sudah menyimpang dari ajaran iman para Rasul, maka tolaklah KV2 dan buang itu ke tempat sampah.
Terima kasih atas perhatian anda...
Viva Christo Rey!
0 Komentar