Logika Bidat Dr. Deky Ngadas Tentang Suksesi Kepausan



Transkrip:

Salve,

Kali ini saya akan menanggapi video Dr. Deky Ngadas, yang dalam perseteruannya dengan Rm. Patris Alegro mencoba membantah adanya suksesi kepausan. Dalam argumennya ia menggunakan logika dan SOP standar khas bidat:

1. Membangun hipotesa subyektif tentang kekeliruan narasi Gereja Katolik.
2. Menggunakan sepotong fakta parsial yang mendukung sambil berharap pendengarnya tidak memahami keseluruhan konteks.
3. Berdasarkan hipotesa subyektif dan sepotong fakta parsial yang dimilikinya, ia membangun kontra narasi untuk melawan Gereja.

Berikut adalah kutipan video dari Dr. Deky Ngadas tentang suksesi kepausan.

[video]

Secara ringkas dapat kita simpulkan ada tiga argumen dasar dari Dr. Deky Ngadas:

1. Tidak ada uskup di Roma sampai abad 2
2. Kepausan atau keuskupan di Roma baru terbentuk secara bertahap di abad 2
3. Kepausan / keuskupan terbentuk bukan karena petunjuk Kitab Suci tapi karena tuntutan keadaan jemaat.

Kita akan bahas argumennya yang pertama: tidak ada uskup atau Paus di Roma sampai abad 2. 
Pernyataan ini menunjukkan bahwa Dr. Deky sama sekali tidak paham bahwa uskup adalah jabatan gerejawi yang dimiliki oleh para Rasul. Jadi kedua belas rasul ditambah Rasul Paulus adalah uskup-uskup pertama Gereja Katolik! Sementara Paus adalah sebutan khas yang diberikan kepada Petrus sebagai kepala para Rasul.

Posisi Petrus sebagai kepala para Rasul dan pemimpin Gereja Kristus sudah ditetapkan sendiri oleh Yesus Kristus:

"Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." (Mat.16:18-19)

Kemudian pernyataan langsung dari Tuhan Yesus kepada Petrus sebanyak tiga kali berturut-turut, "Gembalakanlah domba-domba-Ku" (Yoh.21:15-17).

Dan terakhir, pengakuan Petrus sendiri di Konsili Yerusalem:
"Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu..." (Kis.15:7)

Jadi pernyataan Dr. Deky Ngadas bahwa tidak ada Uskup atau Paus di Roma sebelum abad ke 2 jelas keliru karena faktanya Petrus wafat sebagai martir di Roma.

Argumen kedua, kepausan dan keuskupan di Roma baru terbentuk abad ke 2. Argumen ini tentu ingin mematahkan narasi Gereja Katolik yang menyakini adanya suksesi kepausan tak terputus dari Rasul Petrus hingga Paus yang sekarang. Logika yang digunakan Dr. Deky Ngadas mengingatkan kita pada logika para apologet muslim seperti Hj. Irene Handono dan lain-lain ketika mereka membahas trinitas dan ketuhanan Yesus. Menurut para apologet muslim, trinitas itu ajaran baru hasil inovasi Gereja pada abad ke 4 karena Yesus baru diangkat menjadi Tuhan pada Konsili Nicea! Logika yang sama ternyata digunakan Dr. Deky Ngadas untuk menyatakan kepausan di Roma baru ada abad 2, dengan alasan struktur keuskupan atau kepausan di Roma baru terbentuk dengan jelas pada masa itu.

Faktanya, semua orang Kristen tahu bahwa kepercayaan tentang Allah Tritunggal dan ketuhanan Yesus itu sudah ada sejak jaman para Rasul meski hal tersebut baru dirumuskan secara jelas pada Konsili Nicea. Demikian juga kepausan atau keuskupan di Roma sudah ada sejak Rasul Petrus, meski dalam perkembangannya baru menjadi jelas pada abad 2. Dan sama seperti konsep trinitas bukan ajaran baru bagi Gereja, begitu juga kepausan dan suksesinya bukanlah inovasi Gereja Katolik. Itu sudah ada sejak semula meski dalam bentuk yang belum jelas! Karya Roh Kuduslah yang membuatnya menjadi jelas seiring perjalanan waktu!

Tak perlu kita dengarkan logika sesat Dr. Deky Ngadas soal suksesi kepausan, mari kita dengarkan apa kata Paus St. Celestinus I di Konsili Efesus:

"Petrus yang terberkati, pangeran dan kepala para rasul, adalah fondasi Gereja Katolik..."

Lalu kata Paus Adrianus I di Konsili Nicea II:
"Tuhan berjanji kepada Santo Petrus, 'Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya'... Teks ini terbukti dari berbagai peristiwa, karena agama Katolik selalu terpelihara tanpa noda di Tahta Suci."

Dan tidak ketinggalan Santo Agustinus:

"Suksesi apostolik menjaga saya, mulai dari kursi Rasul Petrus, kepada siapa Tuhan setelah kebangkitan-Nya, memberikan tanggung jawab untuk menggembalakan domba-domba-Nya, hingga pada kepausan saat ini." 

Argumen ketiga, kepausan atau keuskupan bukan terbentuk karena pernyataan Kitab Suci, tapi karena kebutuhan jemaat akan perlunya pemimpin. Meski mengutip pernyataan orang Katolik, ini argumen khas bidat protestan yang menolak sifat supranatural dari Gereja. Faktanya, Tuhan Yesus sendiri yang telah mengangkat para Rasul, yaitu para uskup-uskup perdana dan sekaligus menetapkan Petrus sebagai kepalanya. Jadi Tuhan mendirikan Gereja sudah lengkap dengan struktur hirarkinya, meski belum dalam bentuk yang jelas. Fakta ini sudah mematahkan argumen Dr. Deky Ngadas berkeping-keping. 

Bahwa kemudian muncul gagasan adanya tuntutan jemaat tentang perlunya pemimpin Gereja untuk memutuskan berbagai persoalan dan melawan bidat, itu sekedar mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dirancang Tuhan sejak semula ternyata juga menjadi kebutuhan manusia.

Jadi dengan ini ketiga argumen Dr. Deky Ngadas tentang suksesi kepausan sudah terbantah semua. Selanjutnya mari kita ikuti pernyataan menarik dari Dr. Deky Ngadas:

[video]

Secara tidak langsung dalam pernyataannya Dr. Deky Ngadas mengakui bahwa keberadaan uskup atau Paus dibutuhkan Gereja untuk melawan berbagai kesesatan, atau dengan kata lain uskup atau Paus dibutuhkan untuk menjaga keutuhan ajaran Gereja. Dan dia menyadari bahwa gerejanya, yaitu bidat-bidat protestan, tidak memiliki pemimpin. Itu sebabnya mengapa gereja-gereja protestan terus membelah diri dan semakin menyimpang!

Dengan pernyataan tersebut maka kita tahu seperti apa Dr. Deky Ngadas..! 

Di satu sisi dia percaya gereja memang butuh pemimpin, catat ini baik-baik. Tapi Gereja Katolik yang sudah memiliki pemimpin dengan suksesi tak terputus sejak Rasul Petrus, yang mana hal itu menunjukkan suatu penyelenggaraan ilahi dari rancangan Tuhan pada Gereja-Nya, dengan berbagai cara justru berusaha dia tolak. Ini jelas-jelas sikap yang tidak konsisten dan munafik!

Terima kasih atas perhatian anda...

Viva Christo Rey!

Posting Komentar

0 Komentar