Membongkar SESAT LOGIKA Kuah Kosong Dr. Deky Ngadas Tentang Kepausan


 

Transkrip video:

Salve...
Salam damai dan sejahtera...

Rupanya Dr. Deky Ngadas masih terobsesi pada kepausan dan kembali membuat video untuk membantahnya. Materinya kurang lebih masih sama dengan sebelumnya. Namun kali ini kita akan tunjukkan kesalahan logikanya yang cukup fatal, yang sekaligus meruntuhkan kredibilitas semua argumen kontra kepausan yang dia bangun.

Mari kita simak videonya...

[video]

Menurut Dr. Deky Ngadas, hanya ada dua jabatan di dalam Gereja menurut Kitab Suci, yaitu presbiter dan diaken. Benarkah demikian?

Mari kita bantai pernyataan bohong dan menyesatkan ini....

Jika dalam Gereja hanya ada dua jabatan, yaitu penatua / presbiter dan diaken, lalu dimanakah posisi para Rasul? Ini kekeliruannya yang fatal! 

Yang jelas para Rasul bukanlah presbiter dan juga bukan diaken. Para Rasul punya jabatan di atas semua presbiter serta diaken! Maka pernyataannya bahwa di dalam Gereja hanya ada dua jabatan sudah pasti SALAH.

Ada jabatan ketiga yang tertulis di Kitab Suci, yaitu penilik jemaat (atau uskup). Memang dalam Kitab Suci jabatan penilik jemaat itu kadang tumpang tindih dengan jabatan penatua sehingga menimbulkan kesan seolah keduanya hanya istilah berbeda yang merujuk pada jabatan yang sama. Tapi dalam Kisah Para Rasul kita bisa melihat kedua jabatan tersebut dibedakan.

Awalnya Rasul Paulus meminta para penatua datang ke Miletus (Kis.20:17). Setelah mereka datang, Rasul Paulus mengatakan bahwa mereka ditetapkan oleh Roh Kudus menjadi penilik jemaat (atau uskup):

"Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri." (Kis.20:28)

Dari sini bisa kita simpulkan bahwa penilik jemaat (atau uskup) memiliki kualifikasi yang berbeda dari penatua. Harus diingat bahwa Gereja bertumbuh secara organik dan bertahap dengan pertolongan Roh Kudus, mulai dari bentuk yang sederhana kemudian berkembang menjadi semakin jelas dan lengkap. Maka dalam perjalanan sejarah Gereja, perbedaan antara kedua jabatan itu barulah semakin menjadi jelas dimana para Uskup memiliki jabatan yang lebih tinggi dari para imam atau presbiter. Ini menyanggah argumen Dr. Deky Ngadas bahwa keuskupan baru ada di abad ke dua. Itu jelas omong kosong, keuskupan sudah ada sejak jaman para Rasul dalam bentuk yang masih sederhana, kemudian berkembang menjadi lebih jelas pada abad kedua!

Tentang kedatangan-Nya yang kedua, dalam Injil Tuhan berkata:
"Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya terjadi." (Luk.21:32).

Karena faktanya para Rasul semua mati sebelum kedatangan Tuhan Yesus, maka perkataan tadi harus diartikan bahwa Tuhan menghendaki adanya suksesi kerasulan. Adanya suksesi kerasulan bisa kita lihat dari Matias yang dipilih untuk menggantikan Yudas (Kis.1:24-26). Lalu siapa yang menjadi penerus para Rasul? Tentu saja para penilik jemaat (atau Uskup)!

Bagaimana dengan pernyataan Dr. Deky Ngadas bahwa di abad pertama Roma dipimpin secara kolegial oleh para penatua?

Ini juga logika kuah kosong dari orang yang mulutnya lebih besar dari akal sehatnya!

Pertanyaan sederhananya: dimanakah peran Rasul Petrus yang langsung ditunjuk oleh Yesus Kristus sebagai kepala para Rasul? 

Omong kosong kalau para penatua di Roma itu mengabaikan begitu saja keberadaan dan peran Rasul Petrus sebagai pemimpin mereka! Mereka tidak hanya pasti menghormati Petrus sebagai pemimpin, tapi juga menghormati para pengganti Petrus! Ingat, jika Yudas yang berkhianat saja punya pengganti yang setara yaitu Matias, maka Petrus sebagai pemimpin para Rasul PASTI juga punya penerus yang jelas. Itulah para Uskup Roma yang menjadi pemimpin universal Gereja Kristus.

Jadi dengan ini semua argumen Dr. Deky Ngadas sudah terbantai tuntas.

Ada hal menarik mengapa Dr. Deky Ngadas begitu terobsesi untuk menyangkal kepausan. Mari kita simak klip videonya yang lain..

[video]

Dr. Deky Ngadas sadar betul bahwa gereja membutuhkan satu pemimpin untuk menjaga keutuhan ajarannya, dan gerejanya tidak memiliki itu. Sebaliknya Gereja Katolik memiliki kepemimpinan itu secara konsisten dan berkesinambungan sejak jaman para Rasul. Ini tentu menimbulkan kecemburuan hebat yang membakar ubun-ubunnya setiap malam. Karena gerejanya yang buatan manusia itu tidak mungkin memiliki suksesi pemimpin seperti yang dimiliki Gereja Katolik maka dalam kecemburuan destruktifnya dia berpikir, "Kalau gereja saya tidak punya suksesi pemimpin, maka Gereja Katolik juga tidak boleh punya!"

Kecemburuan destruktif yang kekanak-kanakan inilah yang tampaknya menjadi dasar dari obsesinya untuk menyerang kepausan Gereja Katolik dengan video berjilid-jilid.

Saran untuk Dr. Deky Ngadas, ketimbang terus menjadi bagian dari gereja bidat yang tidak punya pemimpin jelas dan setiap hari terbakar oleh kecemburuan yang merusak kewarasan berpikirnya, jauh lebih baik bertobat dan kembali ke dalam Gereja Katolik di bawah pimpinan Petrus sebagaimana yang dikehendaki Tuhan kita.

Terima kasih atas perhatian anda...

Viva Christo Rey!

Posting Komentar

0 Komentar