Transkrip:
Salam damai dan sejahtera...
Tidak lama setelah banyak orang Katolik mengkritisi pernyataan Paus Fransiskus di Singapura yang menyatakan semua agama adalah jalan menuju kepada Tuhan, kembali Paus Fransiskus mengulangi pandangan pluralismenya yang menyesatkan banyak orang.
Dalam pesannya kepada peserta pertemuan lintas agama di Tirana, Albania, pada tanggal 17 September 2024, Paus Fransiskus mengatakan, ".. keragaman identitas budaya dan agama adalah anugerah dari Tuhan." Ini seperti mengulangi pernyataan kontroversial dalam dokumen "Human Fraternity" di Abu Dhabi yang menyatakan bahwa "Pluralisme dan keragaman agama, warna kulit, jenis kelamin, ras, dan bahasa dikehendaki Tuhan dalam kebijaksanaan-Nya."
Celakanya, banyak orang Katolik yang malah mendukung pernyataan tersebut dengan alasan demi semangat toleransi dan kerukunan hidup beragama. Dengan kata lain sikap Paus Fransiskus menurut mereka sangat sesuai dengan semangat perdamaian yang dibutuhkan dunia.
Pertanyaan pentingnya: apakah itu sesuai dengan kehendak Tuhan?
Pandangan pluralisme seperti yang disampaikan oleh Paus Fransiskus itu mungkin logis untuk agama-agama pagan. Agama-agama tersebut tidak muncul dari wahyu Tuhan tapi dari pencarian spiritual manusia. Agama-agama pagan lahir sebagai ekspresi yang berbeda-beda dari upaya pencarian spiritual manusia di berbagai budaya dan bangsa. Dalam paradigma pemikiran pagan, tidak ada agama yang mutlak benar. Semua agama adalah jalan yang berbeda dan serba terbatas untuk mencapai puncak kebenaran spiritual yang diasumsikan sama. Dalam agama pagan, semua agama benar menurut pengikutnya masing-masing dan manusia tidak pernah dapat mengenal Tuhan yang sejati secara obyektif. Karenanya mereka dengan amat mudah disesatkan oleh roh-roh jahat yang ingin disembah seperti Tuhan.
Dalam konteks agama pagan inilah pernyataan bahwa semua agama adalah jalan menuju kepada Tuhan menjadi logis. Tapi pandangan ini tak dapat diterima dalam iman Kristen. Dalam iman Kristen bukan manusia yang mencari Tuhan melainkan Tuhanlah yang mewahyukan Diri-Nya kepada manusia. Dengan demikian kebenaran Tuhan itu bersifat obyektif dan absolut, bukan subyektif dan relatif seperti dalam agama-agama pagan. Sebagai konsekuensinya, ada Tuhan yang benar dan banyak tuhan-tuhan palsu, juga ada agama yang benar dan banyak agama-agama yang menyesatkan.
Kepada pengikut agama pagan di Atena, Rasul Paulus berkata, "..ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu." (Kis.17:23).
Berbeda dengan agama pagan yang tidak dapat mengenal Tuhan yang benar, dalam iman Kristen kita menyembah Tuhan yang benar dan sekaligus kita kenal karena Tuhan sendirilah yang telah menyatakan Diri-Nya kepada kita. Tuhan yang benar itu kita kenal sepenuhnya dalam Yesus Kristus, Sabda Allah yang berinkarnasi menjadi manusia.
Ini berkali-kali dikatakan sendiri oleh Yesus Kristus:
"...barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku." (Yoh.12:45)
"Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa..." (Yoh.14:9)
Itu sebabnya Tuhan Yesus berkata, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yoh.14:6).
Tapi dapatkah manusia mengenal Yesus Kristus tepat seperti para rasul dahulu telah mengenal-Nya?
Tentu saja dapat!
Untuk itulah Tuhan mendirikan Gereja-Nya:
"Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya." (Mat.16:18).
Melalui Gereja-Nya ini, dengan pertolongan Roh Kudus kita dapat mengenal Yesus Kristus tepat seperti para rasul mengenal-Nya. Dan sesuai dengan janji-Nya, Gereja-Nya tidak akan terkalahkan. Maka hanya melalui Gereja-Nya saja, yang tidak lain adalah Gereja Katolik dengan Petrus sebagai pemimpinnya, seluruh kebenaran yang dinyatakan Tuhan kepada para rasul akan terjaga utuh sampai akhir jaman.
Maka kesimpulannya jelas:
Manusia hanya dapat sampai pada Tuhan yang benar melalui Yesus Kristus. Dan manusia dapat mengenal Yesus Kristus dengan benar seperti para rasul mengenal-Nya hanya melalui Gereja Katolik yang didirikan-Nya. Dengan demikian Tuhan tidak menghendaki keragaman agama yang membawa kebingungan dan kesesatan. Tuhan hanya menghendaki satu agama yang memberikan kepastian kebenaran, yaitu Gereja Katolik yang telah didirikan-Nya sendiri.
Jadi agama-agama yang tidak mengimani Yesus, tidak akan sampai pada Tuhan yang benar. Sementara orang Kristen yang mengimani Yesus tapi tidak berada di dalam Gereja Katolik tidak akan mengenal-Nya dengan benar. Ingatlah bahwa Yesus Kristus menyertai Gereja-Nya sampai akhir jaman (Mat.28:20), maka mereka yang menolak untuk bersatu dan berada di dalam Gereja yang didirikan-Nya, akan menjadi musuh-Nya, "Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan..." (Mat.12:30).
Kepada mereka yang percaya pada Yesus Kriatua tapi menolak berada di dalam Gereja Katolik, perkataan Tuhan ini juga sangat tepat, "Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Mat.7:22-23).
Mereka semua dikatakan sebagai pembuat kejahatan karena telah memecah belah kekristenan dan mengajarkan injil yang berbeda, yaitu kebenaran yang tidak utuh sebagaimana yang dimiliki Gereja Katolik.
Jadi prinsip ini harus kita pegang teguh di tengah semangat pluralisme dan ekumenisme yang sedang dipropagandakan dunia demi perdamaian palsu:
Tidak ada yang dapat sampai kepada Bapa kecuali melalui Yesus Kristus di dalam Gereja Katolik. Dengan demikian pernyataan Paus Fransiskus yang mendukung pluralisme dan ekumenisme dengan mengatakan semua agama adalah jalan menuju pada Tuhan dan keberagaman agama adalah anugerah Tuhan, harus kita tolak!
Terima kasih atas perhatian anda...
Viva Christo Rey!
0 Komentar