Swiss Air Lines telah memutuskan kontrak dengan produsen cokelat Läderach sehubungan dengan afiliasi pemiliknya dengan organisasi Kristen pro-life dan pro-family.
Demikian dikutip dari Lifesitenews (31 Januari 2020).
Selama lebih dari 10 tahun, Läderach telah memasok maskapai tesebut dengan kotak-kotak kecil cokelat yang diberikan kepada para penumpang sebagai tanda penghargaan.
Setelah berbulan-bulan muncul berita negatif tentang kedekatan itu, Swiss Air Lines memutuskan untuk memutuskan hubungan dengan pembuat cokelat yang baru-baru ini telah meluaskan pemasarannya ke Amerika Utara. Pemberian permen coklat yang dibuat oleh Läderach akan ditiadakan pada April 2020, demikian pengumuman dari maskapai Swiss tersebut.
Menurut sebuah artikel yang diterbitkan oleh majalah Swiss "Beobachter," maskapai ini diketahui memiliki sejumlah besar pelaku homoseksual di antara karyawannya.
Jürg Läderach, pemilik pabrik cokelat, adalah presiden "christianity for today" (cft), sebuah organisasi evangelis yang berbasis di Swiss. Cft adalah salah satu sponsor dari March for Life yang berlangsung di berbagai lokasi di Swiss setiap tahun.
Ini sungguh kontras dengan berita minggu lalu dimana Presiden Donald Trump, pemimpin negara terkuat di dunia justru menunjukkan dukungan dan kepeduliannya pada gerakan pro-lufe.
------
Sementara itu tanggal 28 Januari lalu novenanews melaporkan bahwa 110 uskup ultra-konservatif telah melakukan pertemuan rahasia di Portugal. Pertemuan ini dimaksudkan untuk mengimbangi konferensi yang telah direncanakan Paus Fransiskus untuk membahas ekonomi berkelanjutan.
Undangan untuk pertemuan itu datang dari Action Institute for the Study of Religion and Liberty, sebuah think-tank berbasis-ultrakonservatif di Amerika Serikat yang telah lama mengkritik apa yang dilihatnya sebagai ketidakmampuan Paus Fransiskus dalam masalah ekonomi dan ekologi.
Komentar kami, sepertinya perlawanan terhadap berbagai upaya pembaharuan berbau marxis-sosialis sebagaimana yang dilakukan oleh Paus Fransiskus semakin meluas. Gereja akan makin terpolarisasi antara mereka yang tradisionalis, yaitu hirarki dan awam yang ingin mempertahankan ajaran Gereja sebagaimana adanya, melawan kaum modernis di bawah pimpinan Paus Framsiskus yang ingin Gereja terus berubah mengikuti perkembangan jaman meski itu berarti harus menyingkirkan atau mengecilkan peran dogma.
Banyak kalangan yang merasa gerah dan kecewa akibat keberpihakan Paus Fransiskus terhadap agenda-agenda kaum globalis, yang dinilai makin meminggirkan dogma dan ajaran Gereja serta membuka peluang bagi munculnya sistem tatanan global yang totaliter.
--------
Dikutip dari lifesitenews, mengenai kontroversi trehadap buku yang ditulisnya bersama Paus Benediktus XVI, Kardinal Robert Sarah mengatakan, "Cukuplah semua pembicaraan itu, mari kita baca buku tersebut!"
Sambil berupaya mengembalikan perhatian publik pada topik sesungguhnya dari buku tersebut, Kardinal Robert Sarah menekankan perhatian pada hubungan yang tak terpisahkan antara selibat dan imamat.
Buku "From The Depths of Our Hearts"
Ketika ditanya tentang apa inti seluruh bukunya dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada tanggal 25 Januari oleh harian Italia Il Foglio, Prefek Kongregasi untuk Ibadat Ilahi dan Disiplin Sakramen menyatakan demikian:
"Saya akan meringkaskannya dalam satu kalimat: selibat imam bukan disiplin kanonik sederhana. Jika hukum selibat dilemahkan, meskipun untuk satu wilayah saja, itu akan membuka berbagai pelanggaran, dan membuat luka pada misteri Gereja. Ada hubungan ontologis-sakramental antara imamat dan selibat. Kaitan ini mengingatkan kita bahwa Gereja adalah sebuah misteri, anugerah dari Tuhan yang bukan milik kita. Kita tidak dapat menciptakan imamat bagi pria yang menikah tanpa merusak relasi imamat Yesus Kristus dengan Mempelai Perempuan-Nya, yaitu Gereja."
Selanjutnya ia menambahkan,
“Mengapa menghilangkan kesempatan orang Kristen di Amazon dari kontak dengan para imam yang hidup sepenuhnya sebagai imam dan menyerahkan diri mereka sepenuhnya bagi TUHAN dan hanya kepada Dia saja? Apakah itu karena mereka miskin?” tanya Kardinal Sarah.
Mengacu pada badai kontroversi yang telah melingkupi karya itu sejak kemunculannya, dan telah mendorong beberapa uskup untuk menolak kepenulisan Benedict XVI, Kardinal Sarah menegaskan: “Ada banyak pembicaraan tentang masalah-masalah sampingan yang benar-benar menggelikan. Kontroversi yang absurd, kebohongan yang vulgar, dan penghinaan yang mengerikan telah dilontarkan kepada saya dan Benediktus XVI. ”
Ini mengacu pada apa yang dinyatakan oleh juru bicara tidak resmi dari Paus Fransiskus, yaitu Eugenio Scalfari, seorang jurnalis atheis berusia 95 tahun. Dengan mengutip apa yang diakuinya sebagai pernyataan Paus, ia menggambarkan buku tersebut sebagai kampanye perlawanan yang dilakukan oleh Kardinal Afrika tersebut.
Komentar kami, penerbitan buku ini memang merupakan pukulan hebat bagi PausFrasiskus yang sedang merencanakan perubahan yang signifikan pada disiplin selibat bagi imamat. Jadi sangat wajar jika Paus dan para pendukungnya berupaya mengecilkan keberadaan buku tersebut dengan berbagai cara. Adanya rencana untuk menghapuskan kewajiban selibat bagi para imam di Gereja Katolik ritus Latin ini diungkapkan oleh sejarawan Katolik Prof. Roberto di Mattei, yang mendapatkan bocoran dari dokumen Himbauan Apostolik paska Sinode Amazon dari beberapa uskup.
Sementara itu dikutip dari situs churchmilitant.com, pernyataan kontroversial kembali muncul.
Kali ini dari presiden Konferensi Uskup Italia, Kardinal Gualtiero Bassetti yang mengecam kritik terhadap Paus Fransiskus. Ia meminta para pengkritik tersebut untuk membuat "pilihan lain" dan menjadi Protestan jika mereka tidak senang dengan kebijakan Paussaat ini.
"Saudara-saudara Protestan kita tidak memiliki Paus atau uskup - semua orang bebas membuat pilihan sendiri-sendiri. Saya memberi tahu mereka (para pengkritik Paus) bahwa mereka dapat membuat pilihan untuk menjadi Protestan jika tidak menyukai Gereja Katolik, jika perahu ini terlalu sempit," kata Kardinal Gualtiero Bassetti kepada wartawan di Perugia hari Sabtu, pada pesta St. Fransiskus dari Sales, pelindung jurnalisme.
"Apakah Anda tidak nyaman dengan Paus saat ini? Jika seseorang tidak menyukai Paus ini, katakan saja, karena ia bebas memilih cara lain," demikian kata Bassetti kepada insan pers Katolik Italia, mengecam para wartawan yang berseberangan dengan rezim kepausan saat ini.
Kardinal kemudian meminta maaf atas ledakan emosinya tetapi bersikeras bahwa "tujuan setiap orang harus mencari jawaban untuk kebaikan Gereja dan kemanusiaan."
"Kritik itu baik-baik saja, tetapi kritik yang merusak ini tidak bisa diterima," kata sang kardinal sambil berkomentar bahwa "ada terlalu banyak orang yang berbicara menentang Paus."
Wartawan yang juga seorang diakon Nick Donnelly mengatakan kepada churchmilitant bahwa bagi seorang pangeran Gereja menyatakan "wartawan Katolik yang kritis terhadap Fransiskus perlu mempertimbangkan untuk meninggalkan Gereja" adalah "titik rendah yang baru bagi kepausan Bergoglian."
"Bahwa seorang uskup agung dan kardinal telah bertindak lebih jauh dengan mendorong skisma di depan umum menunjukkan betapa marahnya orang-orang Bergoglian pada media Katolik independen dan media sosial yang menentang bidat dan imoralitas mereka," kata Donnelly menambahkan.
Komentar kami, tidak ada yang mengharuskan seorang Katolik untuk meninggalkan Gereja hanya karena tidak setuju dengan kebijakan politik atau pastoral paus. Rasul Paulus pernah melakukannya dengan menentang Rasul Petrus, St. Athanasius juga pernah melakukannya terhadap Paus Liberius. Seseorang baru dinyatakan keluar dari Gereja Katolik jika dia secara material dan formal menolak ajaran-ajaran iman dan moral Gereja, termasuk ajaran yang terkecil sekalipun...
---------
Dari remnantnewspaper diberitakan bahwa Uskup Agung Vigano menuliskan surat sehubungan dengan rencana kotor dari Paus Fransiskus untuk - sebagaimana yang pernah dikatakan oleh penasihat PausUskup Agung Victor Fernández pada tahun 2015 - menghasilkan "reformasi yang tidak dapat diubah atau dibatalkan oleh Pausyang akan datang".
"Penipuan hebat" terbaru ini akan memastikan bahwa para Kardinal yang dibentuk menurut gambar dan rupa Bergoglio akan menggunakan kekuatan dan pengaruh mereka yang besar terhadap konklaf pemilihan Paus berikutnya. Kenyataannya, orang yang kelak akan dijadikan Dekan Kolega Para Kardinal oleh Paus Fransiskus, telah dituduh menutupi kasus pendiri Legiun Kristus, Fr. Marcial Maciel, yang adalah seorang imam predator paling terkenal di abad ke-20.
Mengapa Fransiskus mempromosikan seseorang yang terlibat dengan upaya menutup-nutupi imam predator terburuk dalam sejarah? Ini layak untuk dipertanyakan motovasinya....
Sebagai mantan nuncio atau duta besar kepausan untuk Amerika Serikat, Uskup Agung Viganò berada dalam posisi untuk mengetahui para pemain, penutup masa lalu dan modus operandi di balik kudeta Machiavellian ini, dan Vatikan pasti sangat mengkhawatirkan kesaksian yang memberatkan dari Uskup Agung Vigano ini.
Klik ini: Teks lengkap surat Uskup Agung Vigano
0 Komentar