IDAS-R #5 | TAUHID VS TRINITAS - Manakah Yang Benar?


 

Transkrip:

Salam damai dan sejahtera...

Jika anda seorang muslim yang menolak doktrin trinitas dan menganggapnya tidak dapat diterima akal sehat, atau anda seorang Kristen yang percaya pada doktrin trinitas tapi semata-mata karena tuntutan iman... tonton video ini sampai habis karena video ini akan menjelaskan mengapa doktrin trinitas itu benar dan tidak bertentangan dengan akal sehat.

Sebenarnya permasalahan mendasar dari muslim yang menyangkal doktrin trinitas adalah keterbatasan wawasan berpikir mereka sendiri. Persoalannya kurang lebih sama seperti orang-orang atheis yang menolak eksistensi Tuhan karena mereka membatasi wawasan berpikir mereka hanya pada realitas empiris atau pada apa yang apa yang dapat dilihat, diraba, dan dipikirkan menurut logika pemikiran mereka yang terbatas. 

Baik atheis yang menolak eksistensi Tuhan maupun kaum muslim yang menolak doktrin trinitas, keduanya seperti katak dalam tempurung yang mengira dunia itu hanya seluas tempurung yang menjadi tempat tinggalnya. Akibatnya, mereka jatuh pada kesimpulan yang salah dan tersesat.

Logika muslim yang menolak trinitas mendasarkan pandangannya pada realitas dunia yang mereka pahami, baik dunia yang terlihat maupun dunia yang tak terlihat. Dalam realitas tersebut segala yang hidup selalu bersifat unitarian, yaitu satu entitas hanya memiliki satu pribadi atau satu kesadaran. Tak ada entitas yang memiliki lebih dari satu pribadi atau satu kesadaran dalam waktu yang sama. Sifat unitarian ini berlaku untuk binatang, manusia, dan juga malaikat serta roh-roh jahat. Itu sebabnya bagi muslim, konsep tauhid yaitu konsep keesaan tuhan dalam konteks unitarian adalah konsep ketuhanan yang benar.

Maka ketika ajaran Kristen menyatakan Tuhan itu bersifat trinitarian, yaitu satu esensi Allah tiga pribadi ilahi, muslim langsung menolaknya dengan alasan konsep trinitarian itu tidak masuk akal.

Sebenarnya cukup dengan akal sehat kita bisa mengetahui dimana letak kekeliruan logika berpikir muslim. Mereka telah membatasi logika berpikir hanya pada REALITAS CIPTAAN! Itu kesalahan FATAL muslim. Akibatnya mereka menyamakan sifat eksistensi Tuhan Sang Pencipta dengan sifat eksistensi semua ciptaan, yaitu harus bersifat unitarian juga! Padahal dalam Kitab Yesaya Tuhan sudah bersabda, "Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia?" (Yes.40:25). Tuhan Sang Pencipta jelas tidak sama dengan ciptaan! Jadi jangan samakan sifat eksistensi Tuhan dengan sifat eksistensi ciptaan! 

Eksistensi ciptaan memang bersifat unitarian, tapi eksistensi Tuhan Sang Pencipta tidak bersifat unitarian. Perbedaan penting ini yang gagal dipahami muslim. Sebaliknya orang Kristen beruntung karena tidak menutup diri hanya pada realitas ciptaan. Orang Kristen terbuka pada pewahyuan Sabda Tuhan yang menyatakan realitas ilahi tidak sama dengan realitas ciptaan. Sebaliknya, realitas ilahi itu jauh melampaui realitas ciptaan. Melalui pewahyuan Sabda-Nya itulah Tuhan sudah menyatakan Diri-Nya sebagai Allah Trinitas: Bapa, Putra, dan Roh Kudus.

Tak ada satu ciptaan pun di dunia ini yang memiliki sifat trinitas, maka sifat trinitas itu berada di luar kerangka berpikir natural manusia. Sifat Tuhan yang trinitas memang tidak mungkin diketahui oleh manusia yang membatasi pemikirannya pada realitas ciptaan. Itu sebabnya bagi muslim yang tak mampu berpikir di luar realitas ciptaan, konsep trinitas tidak dapat diterima akal mereka. 

Sifat Tuhan yang trinitas hanya mungkin diketahui oleh manusia melalui pewahyuan Tuhan sendiri. Bagi Kristen yang terbuka pada pewahyuan Tuhan, maka pikirannya pun terbuka pada realitas ilahi yang supranatural. Oleh karenanya, bagi Kristen sifat eksistensi Tuhan yang trinitarian bukanlah hal yang bertentangan dengan realitas dan akal sehat. Keterbukaan pada realitas supranatural itulah yang menjadi kelebihan orang Kristen dari muslim.

Jadi penolakan muslim terhadap doktrin trinitas sebenarnya bersumber pada keterbatasan logika muslim yang tidak mampu melihat realitas lain di luar realitas ciptaan.

Tapi benarkah Tuhan Sang Pencipta tidak mungkin bersifat unitarian seperti ciptaan-Nya?

Dalam kisah penciptaan di Kitab Kejadian dikatakan bahwa semua ciptaan Tuhan itu baik. Itu hanya mungkin jika Tuhan itu sempurna dan sumber segala yang baik. Selanjutnya dalam Injil dikatakan bahwa hukum utama adalah kasih. Itu hanya mungkin jika Tuhan sendiri adalah sumber kasih. Jadi Tuhan Pencipta itu haruslah sempurna dan sekaligus maha kasih sejak semula.

Tapi mari kita perhatikan bagaimana keadaan tuhan unitarian sebelum adanya ciptaan. Ternyata sebelum ada ciptaan, tuhan unitarian hidup sendiri dan kesepian secara kekal. Tuhan unitarian adalah tuhan yang maha kesepian dan keadaannya sangat menyedihkan sebelum adanya ciptaan. Bandingkan dengan Tuhan trinitarian. Sebelum adanya ciptaan, Tuhan trinitarian sudah hidup dalam kasih diantara ketiga pribadi ilahi yang ada bersama sejak kekal dan menjalani kehidupan yang sempurna tanpa kekurangan apapun. Tuhan trinitarian sudah sempurna dan tercukupi dalam Diri-Nya sendiri sebelum ada apapun selain Diri-Nya.

Jadi sebelum ada ciptaan tuhan unitarian itu tidak sempurna karena dia hidup dalam kesepian yang menyedihkan dan tanpa kasih. Sebaliknya Tuhan trinitarian sejak semula hidup sempurna di dalam kasih. Cukup dari perbandingan ini kita tahu bahwa Tuhan itu tidak mungkin unitarian, melainkan trinitarian. Hanya Tuhan trinitarian yang sempurna dan sekaligus maha kasih sejak semula.

Ini membawa kita pada kesimpulan sederhana: 

Muslim yang selama ini mengira bahwa tuhan unitarian yang disembahnya itu benar karena konsepnya sederhana dan dapat diterima akal, ternyata hanya menyembah ciptaan yang mengaku sebagai Tuhan Sang Pencipta. Sebaliknya Kristen yang menyembah Tuhan trinitarian, yang dianggap oleh muslim sebagai konsep ketuhanan yang tidak masuk akal, justru menyembah Tuhan Sang Pencipta yang benar. 

Kekeliruannya bukan terletak pada konsep trinitas, tapi pada orang-orang yang gagal memperluas wawasan berpikirnya. Bagi orang yang mampu memperluas wawasan berpikirnya, konsep trinitas sama sekali tidak bertentangan dengan akal sehat.


Terima kasih atas perhatian anda...
Viva Christo Rey!

Posting Komentar

0 Komentar