Namaku Leila Munir, 52 tahun, tinggal di pinggiran kota California yang tenang. Aku bekerja sebagai seorang radiologis di sebuah rumah sakit di tengah kota. Sebelum mengalami pengalaman mati suri, aku seorang muslim yang taat. Aku sholat 5 waktu, berpuasa pada bulan ramadhan, dan menaati semua aturan agama yang sejak kecil telah ditanamkan oleh keluargaku di Yordania sebelum aku pindah ke Amerika Serikat. Ayahku seorang imam, ia mendidik semua anak-anaknya dengan keras untuk taat pada ajaran Islam.
Aku selalu mengenakan hijab dengan bangga saat berada di luar rumah dan semua tetangga di lingkungan kami mengenalku sebagai seorang muslim yang memiliki keimanan kuat dan selalu taat tanpa kompromi pada hukum Islam. Suamiku, Hasan, dan tiga anak-anakku, Adam, Hamza, dan Nadia membuat hidupku terasa lengkap.
Tapi delapan bulan yang lalu segala sesuatunya berubah. Selama beberapa minggu aku sering merasakan sakit kepala saat bekerja, Tapi kuabaikan dan kuanggap sebagai akibat dari stress karena pekerjaan. Sampai akhirnya pada suatu hari yang sibuk, pandanganku terasa kabur dan sakit kepala yang hebat menyerangku. Aku terjatuh di ruangan kerja.
Rekan kerjaku, Fatima, segera menolong dan meminta bantuan petugas medis lainnya. Aku segera dibawa ke ruang gawat darurat untuk mendapatkan penanganan. Dr. Samuel Park kepala bagian gawat darurat yang kelak menjadi sahabatku, tampak berusaha menangani keadaan dengan serius. Dari apa yang sekilas kudengar, aku didiagnosa menderita serangan aneurisma otak yang cukup berat. Melihat kondisi yang serius, Dr. Samuel memutuskan untuk segera melakukan tindakan dan meminta perawat untuk membiusku. Perlahan tapi pasti kesadaranku mulai menghilang.
Yang aku ingat, tepat sebelum kesadaranku sepenuhnya menghilang aku sempat mengucapkan kalimat sahadat, "Tiada Tuhan selain Allah dan Muhamad adalah rasul-Nya." Tiba-tiba aku merasakan diriku lepas dari tubuh dan melayang di atas meja operasi. Dokter dan perawat yang sedang menangani keadaan tubuhku, yang saat itu kehilangan denyut jantung, tampak sangat jelas. Tapi perlahan-lahan pemandangan situasi ruangan operasi mulai menghilang dan aku seperti ditarik ke sebuah lorong cahaya. Di dalam lorong tersebut aku merasakan kedamaian yang belum pernah kurasakan dan aku mendapatkan pengertian yang amat mendalam tentang segala hal yang pernah kualami selama hidup. Semuanya diperlihatkan dengan amat jelas di lorong tersebut.
Aku melihat bagaimana aku telah mengajarkan anak-anakku tentang iman Islam dan mengingatkan mereka bahwa Yesus yang dipercaya oleh orang Kristen sebagai Tuhan sesungguhnya hanyalah salah satu nabi Islam. Aku mengira dengan cara itu aku telah mengajarkan anak-anakku tentang kebenaran, namun di lorong itu aku mendapat kesadaran bahwa tindakan tersebut justru telah menjauhkan mereka dari kebenaran yang sesungguhnya.
Aku melihat sikapku yang berusaha menjalani hidup dengan cara islami seperti taat beribadah, rajin membaca Quran, selalu mengenakan hijab dan memastikan hanya menyantap makanan halal, sebenarnya justru menjadi penghalangku untuk melihat dan menerima kebenaran. Sikapku itu telah membuatku sering kali lebih memilih doktrin agama yang kaku ketimbang perbuatan kasih. Sikap itu juga membuatku selalu menolak untuk mendengarkan kebenaran tentang Yesus Kristus sebelum sempat memikirkan atau mempertimbangkannya.
Banyak hal yang diperlihatkan di lorong itu telah menyadarkanku bahwa apa yang selama ini kuanggap sebagai kebenaran, ternyata justru kebohongan yang telah menjauhkanku dari kebenaran sesungguhnya. Menyadari itu aku mulai merasakan penyesalan yang sangat mendalam terhadap pilihan hidup yang kuambil.
Di lorong itu aku juga merasakan kehadiran malaikat-malaikat yang penuh cahaya dan tampak begitu agung dalam setiap gerakan mereka. Tapi itu tidak seberapa dibanding apa yang akan aku lihat berikutnya. Aku melihat sosok manusia penuh cahaya yang lebih agung dari semua malaikat yang ada dan kehadiran-Nya memancarkan rasa kasih yang begitu dalam. Di hadapan-Nya semua malaikat bersujud. Entah bagaimana aku segera sadar bahwa sosok itu adalah Yesus Kristus. Berhadapan langsung dengan Yesus Kristus aku segera mengetahui bahwa Dia bukan sekedar nabi seperti yang selama ini kuyakini menurut ajaran Islam, tapi Dia adalah Tuhan Pencipta yang layak disembah!
Aku merasa sama sekali tidak berdaya dan bersalah di hadapan-Nya. Terutama bersalah karena selama ini telah menyangkal ketuhanan-Nya! Tapi Yesus tidak menghukumku. Pandangan-Nya yang lembut menusuk jiwaku dan memberikan pengertian bahwa Dia sudah mengetahui penyesalanku dan telah mengampuni kesalahanku.
"Leila... belum waktumu untuk berada di sini, kau akan kembali ke dunia dan Aku memberimu waktu untuk memperbaiki segala kesalahanmu," kata-Nya lembut.
Pandangan-Nya yang lembut tiba-tiba menunjukkan kesedihan mendalam, "Hati-Ku amat sedih karena engkau dan juga banyak orang lain telah disesatkan! Muhamad bukanlah seorang nabi, dia telah menjauhkan banyak manusia dari kebenaran. Akulah jalan, kebenaran, dan hidup! Tak ada yang dapat sampai kepada Bapa kecuali melalui Aku!"
Aku ingat kata-kata itu berasal dari Injil. Kata-kata itu pernah disampaikan temanku yang Kristen, tapi aku menolak dan mentertawakannya. Kini Yesus mengatakannya langsung dan aku merasakan kebenaran dari seluruh kata-kata-Nya. Melalui perkataan itu Yesus memberiku pengertian yang mendalam dan melampaui semua yang pernah kuyakini selama ini. Kini aku menyadari bahwa Islam yang mengklaim diri sebagai wahyu kebenaran terakhir, tidak lebih dari upaya penyesatan dari iblis yang berusaha menyimpangkan manusia dari kebenaran sesungguhnya.
Sebuah gambaran kilas balik sejarah tiba-tiba terlintas di depan mataku. Kebenaran wahyu Tuhan sebenarnya sudah dinyatakan secara bertahap melalui banyak nabi, dan kemudian seluruh rangkaian wahyu itu ditutup dengan kedatangan Yesus Kristus yang menyatakan seluruh kebenaran yang sempurna dan utuh. Tapi iblis telah menggunakan Muhamad, seorang manusia yang haus akan kekuasaan dan kekayaan, untuk menyesatkan manusia dengan memberinya ajaran yang diklaim sebagai wahyu terakhir.
Yesus memberiku pengertian bagaimana Islam telah digunakan iblis sebagai penipuan yang sangat cerdik karena mengajarkan banyak hal-hal yang tampaknya baik, tapi di balik semua itu tujuan utamanya adalah menyangkal kebenaran sesungguhnya yang ada di dalam Yesus Kristus. Misalnya, konsep tauhid dalam Islam yang mempercayai monoteisme mutlak ternyata tidak lebih dari upaya untuk menyangkal ketuhanan Yesus dan konsep ketuhanan yang benar, yaitu Trinitas. Konsep tauhid yang diajarkan Islam telah menawarkan konsep ketuhanan yang lebih sederhana dan mudah dipahami tapi sebenarnya menyesatkan.
Dulu konsep ketuhanan trinitas yang diimani Kristen tampak tidak masuk akal, tapi kini setelah aku berjumpa langsung dengan Yesus Kristus, aku tahu pasti bahwa justru trinitas adalah konsep ketuhanan yang benar. Satu Allah dalam tiga pribadi ilahi tampak begitu nyata kebenarannya setelah aku melihatnya secara langsung di dalam Yesus Kristus.
Juga Yesus memberiku pengertian bahwa penyangkalan Islam terhadap penyaliban-Nya adalah penyesatan licik dari iblis yang tidak ingin manusia menyadari bahwa diri mereka sebenarnya sudah ditebus oleh kurban salib-Nya. Penyesatan itu telah membuat banyak manusia binasa karena menolak pengampunan dosa yang sudah tersedia bagi orang-orang yang percaya.
Lalu Yesus membawaku ke neraka, tempat dimana jiwa-jiwa dari orang-orang yang berdosa dan melawan Tuhan, mendapatkan hukuman kekal dan dibakar dalam api selamanya. Disana aku melihat banyak sekali muslim-muslim yang taat beribadah dan percaya telah mengikuti ajaran yang benar. Wajah-wajah mereka penuh dengan kesedihan dan penyesalan. Beberapa diantaranya bahkan kukenali sebagai imam, tokoh, atau intelektual muslim yang taat beribadah serta hidupnya terpuji. Mereka semua ada di neraka karena telah menyangkal ketuhanan Yesus dan menolak pengurbanan salib-Nya.
"Ini adalah tempat bagi semua orang yang mengikuti ajaran sesat dan menolak ketuhanan-Ku. Perbuatan baik dan ibadah saja tidak cukup, untuk selamat orang harus percaya kepada-Ku sebagai Tuhan dan mengikuti segala perintah-Ku."
Timbul dalam pikiranku, muslim sebenarnya juga menghormati Yesus karena mereka percaya pada-Nya sebagai nabi dan pembawa kebenaran. Kenapa mereka tidak diselamatkan jika mereka hidup dengan baik?
Yesus langsung membaca pikiranku dan menjelaskan, "Jika seseorang menyebut rajanya sebagai warganegara yang baik dan terpuji, apakah itu sebuah penghormatan atau penghinaan? Menyebut-Ku sebagai sekedar seorang nabi sama sekali bukan penghormatan. Itu adalah salah satu penyesatan dari iblis yang tidak ingin manusia menghormati Aku sebagai Tuhan yang telah menciptakan mereka."
"Tapi bagaimana mereka dapat percaya kalau sejak kecil mereka dididik dalam iman yang salah dan tidak ada yang memberitahu mereka tentang kebenaran?" aku mencoba bertanya. Yesus tersenyum dan menjawab, "Sedikit atau banyak, mereka semua sudah pernah mendapatkan kesempatan untuk menerima kebenaran. Salah satunya dari panggilan di dalam hati nurani mereka. Tetapi mereka telah menolaknya. Tidak ada manusia yang dihukum di neraka tanpa kesalahan."
Selanjutnya Yesus membawaku untuk melihat surga dimana keadaannya berbanding terbalik dengan apa yang ada di neraka. Ada banyak orang dari berbagai bangsa dan latar belakang, semuanya tampak berbahagia dan tatapan mereka penuh kasih serta memancarkan kedamaian. Ada satu hal yang menyatukan mereka semua, yaitu mereka semua percaya pada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Penyelamat, hidup mengikuti ajaran-Nya, dan menerima sakramen-sakramen yang disediakan Tuhan melalui Gereja-Nya.
"Inilah tempat yang kusediakan bagi manusia ciptaan-Ku. Tempat dimana semua manusia hidup dalam kebenaran-Ku dan ambil bagian dalam kekudusan-Ku. Dosa Adam dan Hawa telah membuat manusia terpisah dari kebenaran dan kekudusan-Ku, tapi Aku telah memulihkannya melalui karya penebusan-Ku di kayu salib dan melalui sakramen-sakramen yang Kusediakan di dalam Gereja-Ku. Itulah sebabnya mengapa manusia harus percaya kepada-Ku untuk dapat hidup di dalam surga."
Yesus memberiku pengertian bahwa sakramen-sakramen di dalam Gereja-Nya bukanlah sekedar simbol dan ritual kosong, tapi sarana yang disediakan untuk menguduskan hidup manusia agar layak untuk hidup di surga bersama-Nya. Semuanya kini menjadi jelas bagiku, mengapa untuk diselamatkan orang harus menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan. Menjadi amat jelas mengapa Islam yang mengajarkan Yesus hanya sebagai nabi adalah bagian dari penyesatan iblis yang tidak ingin manusia kembali bersatu dengan Tuhan di dalam surga.
Terpisahnya manusia dari kekudusan Tuhan akibat dosa hanya dapat dijembatani oleh Tuhan sendiri. Tak ada perbuatan baik manusia yang mampu menjembatani itu. Keterpisahan yang fatal itu hanya dapat dipulihkan kembali oleh Tuhan yang berinkarnasi menjadi manusia, yaitu Yesus Kristus, yang mengurbankan diri-Nya di kayu salib. Itu sebabnya hanya melalui Yesus Kristus manusia dapat sampai kepada Bapa dan hidup dalam persatuan dengan-Nya di dalam surga. Kini aku mengerti bahwa konsep Islam yang mengajarkan Yesus sebagai nabi Isa (yang hanya manusia) telah menciptakan penghalang besar bagi semua muslim untuk diselamatkan.
Yesus juga menjelaskan ajaran-ajaran lain yang berbahaya. Penerimaan ideologi gender dan LGBT di masyarakat modern telah membuat manusia menentang Tuhan dengan menyangkal rancangan-Nya. Ajaran reinkarnasi di berbagai agama timur memberikan harapan palsu seolah manusia dapat hidup berkali-kali sehingga mereka mengabaikan kesempatan untuk memperoleh keselamatan di dalam hidupnya yang hanya sekali. Paham relativisme dan pluralisme yang mengajarkan semua agama dapat membawa manusia pada kebenaran juga bagian dari penyesatan iblis agar manusia menolak Yesus sebagai satu-satunya jalan keselamatan. Demikian juga paham modernisme yang berupaya menyesuaikan ajaran iman Kristen dengan perkembangan jaman adalah penyesatan iblis yang bermaksud untuk mengubah kebenaran kekal yang telah diajarkan melalui Gereja sejak awal berdirinya.
Yesus mengajarkanku bahwa percaya kepada-Nya adalah syarat mutlak untuk mencapai keselamatan. Tapi percaya saja tidak cukup. Manusia harus menerima sakramen-sakramen Gereja yang akan menguduskan hidup mereka dan melakukan perbuatan kasih yang menjadi buah dari iman kepada-Nya. Hanya melakukan perbuatan baik saja tanpa percaya kepada Yesus akan sia-sia dan tidak membawa keselamatan. Demikian juga hanya percaya saja tapi tidak disertai perbuatan kasih, itupun tidak menyelamatkan.
Sekarang aku mengerti mengapa ajaran Islam yang mendorong orang untuk berbuat amal-kebaikan, rajin beribadah dengan sholat lima waktu dan berpuasa pada bulan Ramadhan, berpakaian sesuai syariah dengan mengenakan hijab, bahkan menaati larangan atas makanan-makanan haram, sama sekali tidak dapat menggantikan keselamatan yang disediakan bagi mereka yang percaya pada Yesus Kristus dan kurban salib-Nya.
Yesus menjelaskan kepadaku bahwa ajaran Islam yang menyangkal ketuhanan-Nya, dan menyangkal penyaliban-Nya dengan mengatakan bahwa ada orang lain yang telah diserupakan untuk menggantikan-Nya, adalah satu rangkaian penyesatan licik dari iblis yang telah menjauhkan semua muslim dari satu-satunya jalan untuk memperoleh keselamatan kekal, yaitu kurban salib dari Tuhan yang berinkarnasi menjadi manusia.
Lalu Yesus menerangkan kepadaku tentang Muhamad, nabi Islam. Muhamad adalah orang yang haus kekuasaan dan kekayaan. Ia berusaha memperolehnya melalui kekuatan-kekuatan spiritual. Akibatnya ia berada di bawah pengaruh roh jahat yang memanfaatkannya untuk membangun sebuah agama baru, yang mencampurkan banyak ajaran kebenaran dari Alkitab dengan berbagai kesesatan. Tujuannya adalah untuk menyimpangkan manusia dari kebenaran sejati dan keselamatan yang diajarkan dalam kekristenan. Wahyu-wahyu yang diterimanya sama sekali bukan berasal dari Tuhan, tapi dari roh-roh jahat yang sengaja dirancang untuk melawan ajaran iman Kristen.
Selanjutnya Yesus menjelaskan kepadaku, "Gereja-Ku telah Kudirikan untuk menjaga keutuhan ajaran-Ku dan seluruh sakramen yang diperlukan manusia untuk meraih keselamatan. Sekalipun banyak yang berusaha merusak ajarannya, Aku akan terus menjaganya. Suksesi apostolik yang terus berlangsung sampai hari ini menjadi bagian penting untuk menjaga kebenaran di dalam Gereja-Ku sampai akhir jaman."
Yesus juga menjelaskan kepadaku bagaimana sakramen-sakramen Gereja bukan sekedar simbol dan ritual, tapi sungguh-sungguh saluran rahmat surgawi yang disediakan bagi manusia untuk meraih kekudusan. Dengan demikian penolakan sakramen-sakramen ini dalam ajaran Islam dan juga di sebagian gereja-gereja Kristen telah menghilangkan kesempatan manusia untuk meraih kekudusan.
Sebaliknya Yesus juga menjelaskan bagaimana berbagai ibadah dalam Islam, yang sekalipun tampaknya baik dan mendekatkan manusia pada Tuhan, seperti sholat lima waktu menghadap Mekah, berpuasa di bulan Ramadhan, memberikan hewan kurban di hari Idul Adha, juga ketaatan pada hukum syariah seperti penggunaan hijab dan makanan halal, hanya menciptakan kesalehan-kesalehan dangkal dan palsu yang justru semakin menjauhkan manusia untuk menerima kebenaran sejati di dalam Yesus Kristus.
Aku juga mendapatkan pengertian tentang ajaran Trinitas. Ajaran yang dulu tampak tidak mungkin dan bertentangan dengan akal kini bagiku tampak sebagai kebenaran yang nyata. Trinitas telah menunjukkan realitas Tuhan yang sejak semula adalah kasih. Tanpa percaya Tuhan sebagai trinitas membuat manusia kehilangan pengertian yang benar akan sifat Tuhan yang terpenting yaitu kasih. Trinitas tidak bertentangan dengan akal, tapi merupakan penjelasan yang lebih mendalam tentang jati diri Tuhan. Mereka yang mendapatkan hikmat pengertian dari Tuhan akan dapat memahaminya.
Yesus juga menjelaskan bahwa kalimat sahadat yang diucapkan manusia untuk menyatakan penerimaannya pada iman Islam, sebenarnya bukan sekedar pernyataan untuk menerima keesaan Tuhan yang mutlak. Tujuan sesungguhnya dari kalimat sahadat tersebut adalah untuk menolak ketuhanan yang benar dalam konsep Trinitas.
Yesus lalu mengungkapkan fakta yang mengejutkan tentang Islam. Semua ajaran Islam, termasuk Quran dirancang dengan cerdik untuk menjauhkan manusia dari kebenaran sejati. Islam mengambil banyak ajaran-ajaran yang benar dari ajaran Gereja sehingga banyak orang tertarik mengikutinya. Tapi kemudian menempatkan beberapa ajaran sesat di dalamnya yang menyimpangkan orang dari kebenaran.
Keindahan bahasa puisi dalam Quran telah memikat banyak muslim dan membuat mereka menerima ajaran sesat yang terkandung didalamnya. Juga berbagai aturan ibadah yang ketat dalam Islam, sebenarnya tidak lebih dari upaya penipuan iblis agar manusia hanya terpaku pada hal-hal lahiriah dalam ibadah mereka dan melupakan aspek relasi dengan Tuhan yang jauh lebih penting.
Islam juga dengan sengaja mengajarkan penyangkalan terhadap ajaran-ajaran sulit yang ada dalam iman Kristen, misalnya ajaran tentang konsep trinitas, dosa asal, misteri penebusan salib, sakramen-sakramen Gereja dan sebagainya. Dengan ajaran-ajaran yang sulit tersebut sebenarnya Tuhan bermaksud menantang manusia untuk memahami kebenaran yang lebih dalam, tapi Islam justru menghalangi manusia dengan menolaknya sama sekali atau menawarkan alternatif kebenaran yang lebih sederhana tapi menyesatkan.
Kata Yesus kepadaku, "Sebenarnya Aku sudah memberikan akal sehat yang cukup kepada setiap manusia untuk mengenali kebenaran dan membedakan ajaran-ajaran sesat, namun konsep ketaatan iman dan ancaman hukuman bagi siapapun yang menolak ajaran Islam membuat banyak orang takut menggunakan akal sehatnya sehingga mereka menerima begitu saja semua ajaran Islam demi ketaatan iman yang palsu."
Kemudian Yesus menjelaskan kepadaku tentang Maria, bunda-Nya. Sekalipun Islam mengajarkan umatnya untuk menghormati Maria, namun Islam gagal menjelaskan peran pentingnya bagi kemanusiaan. "Sebagaimana kehadiran-Ku di dunia untuk menjadi Adam kedua yang memulihkan kemanusiaan, demikian juga Maria ibu-Ku hadir sebagai Hawa kedua demi pemulihan kemanusiaan. Tak ada manusia yang mengasihi Aku lebih dari ibu-Ku sendiri. Maria adalah manusia yang paling mengenal-Ku dan paling tahu bagaimana manusia dapat mengasihi Aku. Oleh karenanya di kayu salib Aku sendiri yang telah menetapkan Maria sebagai ibu bagi semua pengikut-Ku, agar semua orang yang menghormatinya akan dibimbingnya untuk mengasihi Aku."
Yesus juga menjelaskan kepadaku bahwa ajaran Islam tentang surga yang berisi kenikmatan fisik sangat jauh dari kebenaran. "Konsep itu telah menjauhkan manusia dari realitas surga yang sesungguhnya, yaitu hidup dalam kekudusan bersama Tuhan. Tidak ada kebahagiaan dan kenikmatan yang lebih besar dari hidup dalam kekudusan bersama-Ku di dalam surga," demikian kata Yesus.
"Ingatlah Leila..." Yesus berkata kepadaku. "Engkau diberi kesempatan ini agar kelak engkau dapat memberi kesaksian tentang apa yang telah kau pahami dan kau ketahui sekarang ini kepada banyak orang, terutama kepada saudara-saudaramu sesama muslim yang masih tersesat. Sebagian dari mereka akan tetap menolaknya, sama seperti Aku juga dulu ditolak oleh bangsa-Ku sendiri. Tapi sebagian lagi akan mendengarkan dan mereka akan diselamatkan."
"Bahkan keluargamu pada mulanya akan menolak. Tapi jangan takut, Aku akan menyertai engkau dalam semua kesaksianmu. Apapun yang mereka lakukan kepadamu, tetaplah kasihi mereka dengan tulus dan teruslah berharap serta berdoa bagi keselamatan mereka."
Setelah itu Yesus mulai menghilang dari hadapanku dan tiba-tiba aku seperti ditarik masuk kembali ke dalam tubuhku yang masih terbaring di ruang operasi di rumah sakit. Aku mulai merasakan tubuhku dan samar-samar kulihat Dr. Samuel Park serta beberapa petugas medis lainnya berada di sekelilingku.
"Denyut nadinya kembali..." kudengar Dr. Samuel Park setengah berteriak. Seorang perawat menyuntikkan beberapa obat untuk menjaga agar aku kembali stabil. Aku mencoba mengatakan sesuatu, tapi Dr. Samuel mencegahnya, "Nyonya Munir, harap tenang dulu dan jangan banyak bergerak atau berpikir. Anda baru saja sadar dari koma dan sudah sempat dinyatakan mati secara klinis selama beberapa menit. Kondisi itu mungkin saja dapat mengakibatkan kerusakan otak." Aku menuruti permintaannya dan membiarkan petugas medis melakukan berbagai prosedur pemeriksaan dan tindakan untuk memulihkan kondisiku.
Tapi aku tidak bisa menahan lama-lama untuk tidak menceritakan pengalaman luar biasa yang aku alami. Setelah semuanya tenang, aku memberi tanda pada Dr. Samuel untuk mengatakan sesuatu kepadanya. Ketika Dr. Samuel mendekat, aku katakan kepadanya, "Dokter, aku telah berjumpa dengan Yesus..."
Dr. Samuel tampak heran, "Maksudmu, berjumpa dengan Nabi Isa?"
"Bukan, aku telah berjumpa dengan Yesus, Tuhan dan Penyelamat..."
Lalu aku ceritakan kepadanya semua pengalaman yang aku lalui selama mati suri. Meski bukan seorang yang taat pada agamanya, Dr. Samuel tetaplah seorang Kristen yang percaya pada Yesus. Dia percaya pada apa yang aku katakan, terutama karena keadaanku tampak normal dan otakku tidak mengalami tanda-tanda kerusakan. Baginya keadaan itu hanya mungkin terjadi oleh mujizat dan campur tangan Tuhan.
"Nyonya Munir, bagaimana nanti dengan keluargamu? Pengalaman itu pasti akan mengguncangkan mereka jika kau ceritakan."
"Ya, aku tahu itu. Tapi bagaimanapun aku harus menceritakannya demi keselamatan mereka."
Akhirnya Dr. Samuel mengundang seorang pastor yang bertugas di rumah sakit, dia membawakanku sebuah Alkitab. Sejak saat itu Dr. Samuel sering berbincang-bincang denganku untuk berbicara tentang iman Kristen dan pengalaman mati suri yang aku lalui.
Hasan suamiku, awalnya tidak mengetahui apa yang terjadi padaku. Aku memang masih menyembunyikannya sambil menunggu waktu yang tepat untuk menceritakannya. Setelah beberapa hari di rumah, dia mulai merasakan perubahan sikapku. Aku tidak lagi melakukan sholat, dan bahkan menolak menggunakan hijab meski ke luar rumah. Awalnya dia mengira itu semua pengaruh dari trauma selama sakit.
Sampai akhirnya aku merasa sudah waktunya menceritakan semuanya. Hasan tampak terkejut dan marah, "Itu halusinasi! Kau sudah dipengaruhi iblis yang menyesatkanmu untuk murtad dari iman Islam!"
Segera pengalaman mati suriku menyebar ke seluruh komunitas muslim di lingkungan kami. Beberapa orang imam sengaja datang ke rumah, khusus untuk menasehati aku dan meyakinkan tentang kebenaran iman Islam. Juga beberapa sahabat mencoba untuk meyakinkanku untuk tetap percaya pada Islam. Tapi semuanya tidak menggoyahkan keyakinanku pada kebenaran sejati yang sudah kutemukan.
Tepat seperti yang dikatakan Yesus, keluarga dan lingkunganku pada mulanya akan menolakku. Hasan mulai menjauhi aku dan berkali-kali menyinggung soal perceraian. Tapi tampaknya demi anak-anak dia tidak melaksanakan niatnya. Hanya saja kami tidak pernah lagi tidur sekamar. Anak-anakku, Adam, Hamza dan Nadia juga berubah sikap dan jarang berbicara denganku. Termasuk semua teman-teman muslim di komunitas kami mulai memandangku sebagai orang murtad yang harus dijauhi.
Bahkan ayahku dari Yordania datang langsung khusus untuk menasehatiku agar tidak meninggalkan iman Islam. Karena upayanya gagal menggoyahkan imanku akan Yesus Kristus, ayahku marah besar. "Kau bukan lagi anakku, jangan pernah kembali ke Yordania.." demikian katanya sambil pergi meninggalkanku. Aku menangis, bukan karena sedih akibat tidak lagi diakui sebagai anak tapi karena ayahku yang kukasihi menolak kebenaran Kristus yang dapat menyelamatkan jiwanya.
Aku sendiri mulai menghadiri liturgi misa di gereja yang terdekat dari rumah kami dan mulai mengikuti program persiapan baptis. Setelah beberapa bulan mengikuti katekese, aku pun dibaptis.
Setiap hari aku berdoa bagi keluargaku dan aku tetap mengasihi mereka dengan sepenuh hati. Perlahan-lahan aku melihat sikap mereka berubah. Hasan mulai sering berbicara dan bertanya tentang ajaran-ajaran iman Kristen yang selama ini disalahpahaminya. Sementara Adam dan Hamza mulai terlihat kritis terhadap beberapa ajaran Islam yang menurutnya tidak masuk akal. Nadia juga mulai mengikuti aku dengan melepaskan hijabnya.
Aku sendiri mulai aktif membagikan pengalamanku di media sosial. Banyak muslim yang diam-diam datang untuk bertanya lebih jauh tentang pertemuanku dengan Yesus. Mereka mulai berani mempertanyakan iman Islam dan sedikit demi sedikit mulai percaya pada kebenaran iman Kristen.
Sampai saat aku menceritakan ini, keluargaku memang masih tetap pada iman Islam mereka. Tapi aku percaya bahwa Tuhan Yesus akan membimbing mereka untuk suatu saat menerima-Nya sebagai Tuhan dan Penyelamat agar mereka pun mendapatkan keselamatan kekal seperti yang dijanjikan kepada semua pengikut-Nya.
0 Komentar