Kilas Balik Gereja Katolik 2024

 


Transkrip:

Salam damai dan sejahtera..

Tahun 2025 sudah ditetapkan sebagai tahun Yubileum bagi Gereja Katolik melalui dokumen bulla "Spes Non Confundit" yang diterbitkan Paus Fransiskus pada bulan Juni tahun lalu. "Spes Non Confundit" artinya pengharapan tidak mengecewakan. Sebelum kita menyongsong tahun Yubileum yang konon berisi pengharapan itu, kita perlu merefleksikan apa yang terjadi sepanjang tahun 2024. Dengan demikian kita akan dapat menerjemahkan dengan baik pengharapan apa yang dimaksud oleh Paus Fransiskus untuk tahun Yubileum ini.

Dalam refleksi singkat ini kita akan melihat beberapa kejadian penting di tahun 2024 yang mungkin dapat menjelaskan apa yang sebenarnya sedang terjadi pada Gereja Katolik.

Yang pertama tentu saja ekskomunikasi terhadap Uskup Agung Carlo Maria Vigano pada tanggal 5 Juli 2024 dengan alasan menolak otoritas dan legitimasi Paus Fransiskus serta menentang Konsili Vatikan II. Ekskomunikasi ini dipandang telah melawan keadilan dan kontroversial. Yang dilakukan oleh Uskup Agung Vigano dalam berbagai tulisan dan komentarnya sebenarnya bukanlah penolakan terhadap otoritas dan legitimasi Paus Fransiskus, tapi upaya untuk mempertanyakan dan meminta perhatian para uskup dan kardinal lainnya untuk membahas legitimasi kepausan Fransiskus yang dinilai bermasalah.

Juga penolakan terhadap Konsili Vatikan II bukanlah alasan untuk melakukan ekskomunikasi mengingat Konsili Vatikan II hanyalah dokumen pastoral yang tidak mengikat. Buktinya, komunitas SSPX yang sejak berdirinya selalu menolak dokumen Konsili Vatikan II, sampai hari ini tetap menjadi bagian yang sah dari Gereja Katolik.

Dengan demikian ekskomunikasi Uskup Agung Vigano tampaknya bukan untuk menegakkan hukum dan disiplin di dalam Gereja, tapi lebih ditujukan untuk menekan atau membungkam suara-suara vokal dan kritis yang menentang kebijakan Paus Fransiskus dan agenda Konsili Vatikan II. Sebagaimana kita ketahui Uskup Agung Vigano adalah orang yang paling vokal menyuarakan perlawanan terhadap berbagai kebijakan liberal dan modernis dari Paus Fransiskus. Uskup Agung Vigano juga satu-satunya Uskup Gereja Katolik saat ini yang tegas menyatakan Konsili Vatikan II sebagai kanker yang menjadi sumber dari segala kerusakan di Gereja Katolik sekarang ini.

Kejadian lain yang cukup menonjol tahun 2024 adalah pernyataan publik Paus Fransiskus di berbagai kesempatan yang menyatakan bahwa semua agama dapat menjadi jalan untuk menuju kepada Tuhan. Ini pernyataan yang langsung bertantangan dengan 
iman Kristen yang percaya bahwa tidak ada jalan menuju kepada Bapa kecuali melalui Yesus Kristus (Yoh.14:6). Sebagian pendukung Paus Fransiskus mencoba mengecilkan kekeliruan tersebut dengan menyebutnya sebagai upaya untuk membangun semangat inklusif dan toleransi. Tapi itu tidak menutup fakta bahwa Paus Fransiskus memang telah membuat pernyataan bidat secara publik yang sampai hari ini belum ditarik atau dikoreksinya.

Tahun 2024 juga ditandai dengan berakhirnya "Sinode untuk Sinodalitas" yang menghasilkan keputusan untuk terus melanjutkan proses pembangunan gereja sinodal secara berkesinambungan. Artinya Gereja Katolik yang hirarkis akan berubah menjadi semakin demokratis. Demikian juga ajaran kebenarannya yang bersifat tetap serta berasal dari Sabda Tuhan, akan terus berubah demi mengikuti perubahan jaman dan mendengarkan suara umat.

Selanjutnya diresmikannya Misa Katolik ritus Maya pada tanggal 8 November 2024 semakin menegaskan semangat Gereja Katolik yang sinodal, yaitu gereja yang semakin demokratis dan terus akan berubah mengikuti tuntutan dari bawah, termasuk dalam hal liturgi.

Apa yang dapat kita baca dari kejadian-kejadian menonjol di tahun 2024 ini?

Pernyataan bidat Paus Fransiskus yang dinyatakan secara publik tentang semua agama adalah jalan menuju Tuhan tentu memiliki bobot yang paling penting. Meski ini hanya pernyataan pribadi dan tidak mencerminkan ajaran resmi Gereja, pernyataan tersebut tetap penting karena diucapkan seorang Paus secara publik pada beberapa kali kesempatan tanpa pernah ada upaya untuk mengklarifikasi atau mengkoreksinya. Pernyataan tersebut mencerminkan agenda perubahan yang sedang diupayakan oelh Paus Fransiskus selama ini, yaitu meninggalkan Gereja Katolik lama yang mendasarkan ajarannya pada Sabda Tuhan untuk membangun Gereja Katolik baru yang ekumenis dan inklusif sesuai tuntutan jaman. 

"Sinode untuk Sinodalitas" yang menghasilkan keputusan untuk terus membangun gereja sinodal menjadi bagian penting dari upaya untuk membangun Gereja Katolik yang baru sesuai agenda Paus Fransiskus. Sementara itu ekskomunikasi Uskup Agung Vigano menandai upaya untuk membungkam dan menindas siapapun yang mencoba menghalangi agenda pembentukan Gereja Katolik baru ini.

Jadi tahun 2024 menandai momen penting untuk membangun sebuah Gereja Katolik baru yang keberadaannya akan semakin dipertegas di tahun Yubileum 2025. Dengan demikian pengharapan yang tidak mengecewakan sebagaimana diungkap dalam bulla "Spes non Confundit" tidak lain adalah harapan besar dari Paus Fransiskus dan para pendukungnya bagi terwujudnya Gereja Katolik baru yang sinodal, demokratis, inklusif, ekumenis, dan sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman. Disebut harapan besar karena fondasi karakter penting Gereja Katolik baru yang sinodal sudah berhasil dibangun dan para pemberontak seperti Uskup Agung Vigano sudah ditindas dan dibungkam.

Tapi janji Tuhan bahwa Gereja-Nya tidak akan terkalahkan tidak pernah batal. Gereja Katolik baru yang sinodal mungkin saja berhasil dibangun, tapi Gereja Katolik yang setia pada ajaran iman para Rasul tidak akan berhasil dimusnahkan. Gereja Katolik baru ini hanya akan menjadi perwujudan dari gereja paralel, yang menurut Uskup Agung Vigano sebenarnya sudah mulai dibangun secara bertahap sejak Konsili Vatikan II. Itulah Babel Besar, Gereja Katolik palsu yang telah melacurkan diri dengan nilai-nilai dunia serta akan menjadi Gereja Antikristus. Pada waktunya Gereja palsu ini akan dihancurkan bersama semua pengikutnya yang setia.

Sementara itu Gereja Katolik yang didirikan Kristus, sesuai nubuat dan janji Tuhan akan tetap eksis meski hanya dalam bentuk sisa umat (Rm.11:2-5). Mereka adalah orang-orang Katolik, baik klerus maupun awam, yang tetap setia pada ajaran iman para Rasul dengan menolak Konsili Vatikan II dan semua pembaharuannya tanpa kompromi. Perjuangan sisa umat ini akan sangat berat, lihatlah apa yang terjadi pada Uskup Agung Vigano. 

Tapi Tuhan akan tetap menjaga mereka dan mengaruniakan segala rahmat yang dibutuhkan untuk tetap bertahan dalam ajaran iman para Rasul. Kelak ketika Gereja palsu hasil Konsili Vatikan II ini sudah runtuh akibat dosa-dosa mereka, kaum sisa umat inilah yang dengan pertolongan Roh Kudus akan memulihkan kembali Gereja Kristus pada kemuliaannya. 

Itulah pengharapan sesungguhnya yang tak mengecewakan sesuai Sabda Tuhan!

Terima kasih atas perhatian anda...

Viva Christo Rey!

Posting Komentar

0 Komentar