Transkrip:
Salam akal sehat!
Setelah melewati berbagai hambatan dan tantangan, mulai dari berbagai tuntutan hukum dan dua kali upaya pembunuhan, akhirnya Donald J. Trump kembali memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat dengan mengalahkan rivalnya dari Partai Demokrat, Kamala Harris. Tentu banyak yang senang dengan hasil ini, tapi tidak sedikit juga yang kecewa bahkan marah karena kemenangan Trump.
Pada video ini kita akan melihat dampak kemenangan Donald Trump pada konflik di Timur Tengah yang sedang memanas.
PM Israel Benyamin Netanyahu termasuk pemimpin dunia yang pertama mengucapkan selamat atas kemenangan Donald Trump. Kemenangan Donald Trump memang sangat diharapkan oleh Benyamin Netanyahu dan warga Israel. Dalam polling yang dilakukan menjelang pemilihan presiden, lebih dari 66% warga Israel menginginkan Trump menjadi presiden sementara Kamala Harris hanya mendapat dukungan 15%, sisanya netral atau menjawab tidak tahu.
Orang-orang Israel tak akan lupa bagaimana Donald Trump sangat berpihak dan mendukung Israel saat menjabat sebagai presiden AS ke-45. Di era Donald Trump AS memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem, mengakui kedaulatan Israel atas dataran tinggi Golan, menolak untuk menyebut Yudea-Samaria atau Tepi Barat sebagai daerah pendudukan, menghentikan pendanaan bagi UNWRA, menerapkan sanksi yang berat bagi Iran sehingga menghambat aliran dana bagi proksi-proksinya yang mengancam keamanan Israel, dan mempelopori perdamaian antara Israel dengan negara-negara Arab melalui Abraham-accord.
Itu semua kebijakan politik yang sangat menguntungkan Israel!
Sementara di masa pemerintahan Biden-Kamala, Israel tidak mendapatkan dukungan yang maksimal. Bahkan setelah tragedi 7 Oktober 2023, pemerintah AS terkesan banyak membatasi dan menghambat Israel dalam upaya melawan musuh-musuhnya.
Kini dengan Donald Trump akan segera menjabat sebagai presiden AS ke-47, Israel mendapatkan angin segar dan kekuatan ekstra yang akan membuat perjuangannya melawan Hamas, Hezbollah, dan juga Iran menjadi maksimal. Donald Trump memang presiden AS yang paling pro-Israel.
Sementara itu bagi Hamas dan Hezbollah, kemenangan Donald Trump adalah bencana besar bagi mereka. Setelah dihajar habis-habisan oleh Israel, tampaknya kesempatan Hamas dan Hezbollah untuk selamat semakin tipis. Pilihan bagi kedua kelompok teroris itu cuma dua: bertahan hingga hancur total atau menyerah.
Kemenangan Donald Trump juga menjadi bencana bagi Iran. Pada tanggal 26 Oktober 2024, mereka selamat dari kehancuran yang lebih parah dari serangan udara Israel karena Presiden Joe Biden melarang Israel untuk menyerang situs-situs energi dan nuklir Iran. Kini dengan Donald Trump sebagai presiden, perlindungan seperti itu tidak akan didapatkan lagi oleh Iran. Bahkan AS akan membantu Israel dengan maksimal secara militer.
Ini membuat Iran yang terlanjur bersumpah untuk menyerang kembali Israel ada dalam posisi yang sangat sulit, bagaikan mendapat buah simalakama. Jika Iran memutuskan jadi menyerang Israel, sudah pasti Israel akan membalas serangan dengan kekuatan penuh dan dengan bantuan AS. Sebaliknya jika tidak jadi menyerang, maka Iran harus menanggung malu besar, kehilangan kepercayaan dari proksi-proksinya, dan ada kemungkinan bangkitnya pemberontakan di dalam negeri yang dapat berujung pada tumbangnya rezim pemerintahan totaliter Islam Iran. Apapun pilihannya, Iran akan mendapatkan kesulitan sangat besar.
Tampaknya tragedi 7 Oktober 2023 memang menjadi jalan pembuka bagi Israel untuk bangkit mengalahkan semua musuh-musuhnya!
0 Komentar