Transkrip:
Salam akal sehat!
Kemarahan para pemimpin Iran akibat serangan Israel tidak bisa lagi ditutup-tutupi. Awalnya mereka mencoba mengecilkan akibat serangan Israel tersebut dengan menyebutnya sebagai kerusakan yang tidak berarti dan segera dapat diperbaiki. Namun setelah data-data obyektif dari satelit menunjukkan serangan Israel ternyata berhasil merusak target-target serangan di Iran, harga diri mereka mulai terusik.
Iran tidak bisa menerima pandangan dunia, yang kini melihatnya sebagai negara lemah karena tidak mampu mempertahankan diri dari serangan Israel. Fakta di lapangan memang menunjukkan tidak satu pun pesawat Israel yang rusak atau di tembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Iran. Bahkan yang paling memalukan, tidak satu pun pesawat tempur Iran yang berani mengudara untuk menghadang serangan jet-jet Israel. Kali ini angkatan udara Iran memang layak untuk disebut sebagai AYAM SAYUR.
Harga diri yang terusik itu membuat para pemimpin Iran yang dikendalikan hawa nafsu dan kehilangan akal sehat mengambil keputusan nekat, yaitu mengancam akan kembali menyerang Israel dengan serangan mematikan!
Ancaman ini ditanggapi oleh Amerika Serikat yang menyatakan tidak dapat lagi menahan Israel untuk membalas jika Iran kembali melakukan serangan. Itu artinya, jika Iran kembali menyerang maka Israel akan segera membalas dengan seluruh kekuatan yang dimilikinya. Jika itu benar terjadi, maka akan ada perang besar di Timur Tengah yang mungkin saja akan melibatkan senjata nuklir.
Mari kita lihat konflik ini dalam konteks yang lebih luas untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi...
Permusuhan Iran dan Israel dimulai ketika Ayatollah Khomeini pada tahun 1979 berhasil melancarkan revolusi Islam untuk menggulingkan Shah Iran dan mengubah Kerajaan Iran yang sekuler menjadi negara Islam. Keberhasilan revolusi Islam di Iran ini membuat Khomeini bertekad untuk menyebarkan semangat revolusi yang sama di seluruh dunia. Ia menganggap ada dua negara yang menjadi penghalang ambisinya, yaitu Israel yang disebutnya sebagai Setan Kecil dan Amerika Serikat yang disebutnya sebagai Setan Besar. Maka dengan bersumpah Khomeini bertekad untuk menghancurkan keduanya.
Jadi permusuhan Iran dan Israel ini murni didasarkan oleh "panggilan religius" dari Khomeini yang melihat Israel sebagai penghalang revolusi Islam di dunia! Dengan akal sehat kita tahu bahwa "panggilan religius" yang menghasilkan semangat kebencian sudah pasti tidak berasal dari Tuhan, tapi dari iblis. Dengan demikian permusuhan Iran terhadap Israel sebenarnya muncul dari semangat revolusi Islam Iran yang diinspirasi oleh kuasa gelap, alias iblis.
Perlu diketahui, salah satu dampak penting dari revolusi Islam Iran ini adalah bangkitnya islamisme di seluruh dunia. Apa itu islamisme? Islamisme adalah pandangan bahwa nilai-nilai Islam harus diterapkan pada seluruh tata nilai yang ada di masyarakat, mulai dari politik, hukum, ekonomi, sosial, dan budaya, yang akhirnya akan berujung pada berkuasanya Islam di seluruh dunia. Islamisme adalah upaya sebagian muslim untuk membangkitkan kembali globalisme Islam setelah Kekalifahan Islam terakhir dibubarkan pada tahun 1924.
Di Indonesia kita bisa melihat gerakan islamisme ini mulai terasa sejak tahun 1980-an, yang indikasinya bisa kita lihat dari penggunaan hijab. Sebelum itu bahkan di sekolah-sekolah Islam, perempuan muslim tidak mengenakan hijab. Tapi sekarang penggunaan hijab bagi wanita muslim sudah menjadi pandangan sehari-hari nyaris di seluruh kota di Indonesia. Itulah bagian dari dampak islamisme yang bangkit di seluruh dunia setelah revolusi Islam Iran!
Kembali ke konflik Israel versus Iran...
Tekad Iran untuk menghancurkan negara Israel tidak diwujudkannya sendirian. Iran menciptakan kelompok-kelompok proksi di sekitar Israel. Di Gaza dan di daerah Yudea-Samaria atau Tepi Barat, Iran mendorong terbentuknya Hamas. Sementara di Lebanon, Iran membentuk Hezbollah. Kelompok-kelompok proksi ini dimaksudkan sebagai perpanjangan tangan Iran untuk menyerang dan menghancurkan Israel.
Salah satu tujuan penting dari proksi-proksi ini adalah untuk mengawal Iran mewujudkan keinginannya memiliki senjata nuklir yang kelak akan digunakan untuk menghancurkan Israel. Jika Israel berani menyerang proyek nuklir Iran seperti yang dilakukannya terhadap Suriah dan Irak, maka proksi-proksi tersebut siap melancarkan serangan balasan hebat ke Israel. Akibatnya, kehadiran proksi-proksi ini membuat Israel seperti tidak bisa berkutik terhadap Iran yang terus menyerangnya secara tidak langsung melalui mereka. Israel juga terpaksa harus diam saja menunggu Iran siap dengan senjata nuklir yang akan menghancurkannya demi panggilan religius sesat.
Pada tanggal 7 Oktober 2023, muncul sebuah tragedi yang akan membalikkan keadaan di Israel.
Pada hari itu Hamas di bawah pimpinan Yahya Sinwar melancarkan serangan mendadak dengan menerobos pagar perbatasan Israel dan membantai sekitar 1200 orang warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, dan menculik ratusan orang. Serangan biadab ini ternyata justru memberi legitimasi bagi Israel untuk menyerang Hamas. PM Israel Benyamin Netanyahu yang bertekad untuk melakukan pembalasan, segera memerintahkan tentara IDF untuk masuk menyerbu Gaza dan menghabisi Hamas serta menyelamatkan sandera.
Setelah perjuangan keras selama setahun akhirnya belasan ribu teroris Hamas dan komandan-komandan militer mereka berhasil dihabisi. Pemimpin tertinggi Hamas, Ismael Haniyeh, berhasil ditewaskan di Iran. Dan Yahya Sinwar yang menggantikannya juga akhirnya menemui ajal. Hamas sebagai sebuah kekuatan militer praktis sudah berhasil dikalahkan oleh Israel!
Sementara itu Hezbollah di Lebanon juga ikut-ikutan menyerang Israel dengan roket-roket ke kota-kota di bagian utara Israel sejak 8 Oktober 2023 sebagai bentuk solidaritas dengan Hamas. Ribuan roket sudah ditembakkan ke Israel selama setahun dan memaksa puluhan ribu orang di Israel utara mengungsi. Serangan ini akhirnya juga memberikan legitimasi bagi Israel untuk masuk ke Lebanon dan menghabisi Hezbollah.
Dimulai dari serangan bom pager dan walkie-talkie yang melumpuhkan ribuan teroris Hezbollah, Israel melanjutkan serangannya secara sistematis dengan menghabisi kantong-kantong teroris Hezbollah di selatan Lebanon dan menghancurkan markas mereka di dekat kota Beirut. Satu-per-satu pimpinan Hezbollah ditewaskan sampai akhirnya pimpinan tertinggi mereka, yaitu Hassan Nasrallah juga tewas oleh serangan bom Israel. Akhirnya ribuan teroris Hezbollah berhasil ditewaskan dan sebagian besar persenjataan mereka juga dihancurkan. Hezbollah yang sebelumnya adalah pasukan paramiliter terkuat di dunia dan paling ditakuti di Timur Tengah, kini harus bertahan dari kehancuran akibat serangan sistematis dan efektif dari pasukan IDF.
Kekalahan Hamas di Gaza dan kehancuran Hezbollah di Lebanon menjadi pukulan hebat bagi ambisi Iran untuk menghancurkan Israel. Keadaan ini memaksa Iran untuk turun tangan dengan melakukan serangan langsung ke Israel dengan rudal-rudal serta drone. Konyolnya, serangan langsung dari Iran ini justru memberikan legitimasi bagi Israel untuk menyerang Iran. Suatu kesempatan langka yang sebenarnya sudah lama ditunggu oleh Israel. Pada tanggal 26 Oktober 2024, akhirnya Israel melakukan serangan udara besar-besaran yang mempermalukan Iran.
Tidak tahan dipermalukan di hadapan dunia, Iran bertekad akan membalas Israel dengan serangan hebat.
Mari kita melakukan kilas balik lagi...
Sejak negara Republik Islam Iran berdiri pada tahun 1979, Ayatollah Khomeini pemimpin Iran bersumpah untuk menghancurkan Israel. Sejak saat itu Iran membangun kekuatan militer, termasuk membangun proksi-proksi, untuk suatu saat dapat menghancurkan Israel. Sumpah yang jahat tersebut sampai detik ini masih tetap berlaku dan belum dicabut.
Tak ada manusia di dunia ini yang menyangka bahwa tragedi pembantaian 7 Oktober 2023 akan membalikkan keadaan. Hanya dalam waktu setahun lebih Hamas berhasil dikalahkan dan Hezbollah berhasil dihancurkan. Itu adalah keajaiban Israel!
Apakah ini suatu campur tangan Tuhan? Bisa jadi memang demikian!
Tanggal 7 Oktober bukanlah tanggal yang acak. Di Gereja Katolik tanggal 7 Oktober adalah hari bersejarah untuk memperingati kemenangan perang laut Lepanto yang terjadi pada tanggal 7 Oktober 1571 antara armada Kekalifahan Islam Turki dengan kapal-kapal laut kerajaan-kerajaan Katolik Eropa yang tergabung dalam armada Liga Suci. Pada hari itu armada Liga Suci yang jauh lebih lemah berhasil mengalahkan armada Kekalifahan Islam Turki yang saat itu adalah armada laut terkuat di dunia. Kemenangan tersebut dipercaya berkat pertolongan dari Bunda Maria.
Jadi bukan mustahil kemenangan Israel terhadap Hamas dan Hezbollah yang diawali dari tragedi 7 Oktober 2023 juga melibatkan campur tangan surgawi!
Sekarang...
Jika benar keajaiban kemenangan Israel terhadap Hamas dan Hezbollah adalah campur tangan surgawi, maka kemenangan tersebut tidak akan berhenti sampai di situ. Hamas dan Hezbollah hanyalah proksi-proksi Iran. Penjahat yang sesungguhnya adalah Iran. Maka kekalahan Hamas dan Hezbollah hanyalah awal dari kekalahan yang kemungkinan besar akan diderita juga oleh Iran! Sumpah jahat Ayatollah Khomeini tampaknya akan berbalik menghancurkan Iran sendiri.
Dengan demikian serangan balasan hebat yang sedang direncanakan Iran mungkin akan menjadi jalan bagi kehancuran rezim Islam Iran yang totaliter, dan sekaligus juga menjadi awal dari kehancuran islamisme yang diinspirasi oleh revolusi Islam Iran yang jahat. Memang sudah saatnya gagasan jahat yang merusak dunia itu diakhiri.
0 Komentar