Transkrip:
Salve...
Kembali skandal kesesatan berbau indiferentisme terjadi di Gereja Katolik. Kali ini berupa penampilan shalawat pada peringatan HUT Paroki Kelahiran Santa Perawan Maria, Surabaya.
Dengan dalih membangun semangat kerukunan agama, ritual atau tradisi agama lain ditampilkan di dalam kompleks gereja. Ini mentalitas kesesatan yang kurang lebih sama dengan semangat dalam skandal pachamama di Vatikan: demi menghormati kepercayaaan lain, berhala pun dihormati dalam Basilika St. Petrus.
Silahkan membangun semangat kerukunan beragama demi kehidupan sosial yang damai dan harmonis di negeri ini, tapi itu tidak boleh dilakukan dengan merusak iman Katolik atau mematikan semangat penginjilan. Menampilkan ritual agama lain di kompleks gereja sama dengan menghina Kristus yang dengan kematian-Nya telah memberikan kita Gereja Katolik sebagai satu-satunya agama yang benar.
Memberi panggung pada ritual atau tradisi agama lain di dalam kompleks gereja hanya akan memberi kesan pada umat Katolik bahwa agama lain juga baik dan benar. Ini akan menggiring umat untuk jatuh ke dalam semangat indiferentisme, menganggap semua agama sama baiknya. Selanjutnya hal itu akan mendorong umat untuk menyangkal iman Katolik sebagai satu-satunya iman yang benar dan berkenan di hadapan Tuhan.
Layak kita sayangkan keputusan pastor dan dewan paroki yang membiarkan itu terjadi. Bukannya mereka menggembalakan umat untuk semakin menghayati iman Katolik, mereka malah mendorong umat untuk meninggalkannya. Apa yang mereka cari? Pujian dari publik sebagai agama yang toleran? Kenapa tidak mencari apa yang berkenan bagi Tuhan? Itulah yang seharusnya dipikirkan oleh pastor dan dewan paroki dalam setiap kegiatan di Gereja.
Mengapa dalam kegiatan HUT Paroki itu tidak menampilkan koor lagu-lagu gregorian yang indah misalnya. Itu pasti akan menumbuhkan kecintaan umat pada tadisi Katolik yang kaya dan sejalan dengan kehendak Tuhan. Dan yang jelas jauh lebih indah dari pada shalawat yang bikin kepala kita sakit.
Silahkan tuliskan tanggapan anda terhadap kasus ini di bagian komentar.
Terima kasih atas perhatian anda..
Viva Christo Rey!
0 Komentar