Runtuhnya Penolakan Dr. Deky Ngadas Terhadap Dogma IMMACULATA CONCEPTION


Transkrip:

Salam damai dan sejahtera...

Kali ini kita akan membahas video Dr. Deky Ngadas yang berupaya keras menentang dogma Immaculata Conception atau Bunda Maria dikandung tanpa noda. Tonton sampai habis video ini untuk melihat bagaimana semua argumen terbaiknya ternyata sia-sia dan penuh dengan omong kosong.

Berikut cuplikan videonya...

[video]

Dr. Deky Ngadas berusaha keras, dengan menggunakan berbagai kutipan dan sumber-sumber yang dipilihnya sedemikian rupa, untuk menunjukkan bahwa dogma Immaculata Conception yang didefinisikan oleh Paus Pius IX pada tahun 1854 adalah salah.

Sebelum kita bahas lebih jauh, perlu diingat bahwa deposit iman atau ajaran iman para Rasul adalah seluruh kebenaran Tuhan yang sudah final dan tidak akan berubah. Dogma-dogma yang dirumuskan Gereja, termasuk dogma Immaculata Conception, bukanlah ajaran baru yang ditambahkan ke dalam deposit iman tetapi bagian dari upaya Gereja untuk menjelaskan, merumuskan, dan mempertahankan apa yang sebenarnya sudah terkandung di dalam deposit iman.

Semua Kristen, tidak hanya Katolik, percaya bahwa Bunda Maria mengandung Tuhan Yesus Kristus dalam keadaan perawan. Itu adalah mujizat yang diberikan Tuhan karena keperawanan Bunda Maria diperlukan bagi kehadiran inkarnasi Tuhan di dunia, yang tidak terjadi karena hubungan suami-istri melainkan karena Roh Kudus. Tapi mujizat yang diberikan Tuhan tidak hanya sebatas keperawanan fisik, melainkan juga keperawanan secara spiritual. Dengan demikian Bunda Maria juga dipersiapkan secara khusus agar terbebas dari segala dosa sehingga layak menjadi ibu bagi Sang Putra Allah. 

St. Agustinus menyadari ini ketika mengatakan:
“Dalam hal dosa, saya tidak ingin ada pertanyaan yang diajukan tentang Maria. Sebab dari mana kita tahu berapa banyak rahmat yang diberikan kepadanya untuk mengatasi dosa dalam segala bentuk, yang layak mengandung dan melahirkan Dia yang sudah pasti tidak memiliki dosa?”

St. Efraim dari Syria juga percaya Bunda Maria bebas dari dosa:
"Engkau dan Ibu-Mu berada di luar segala noda, karena tidak ada keburukan dalam diri-Mu, ya Tuhan, dan tidak ada noda dalam Ibu-Mu."

Demikian juga St. Sofronius dari Yerusalem:
"Sungguh suci, lebih mulia dari segala makhluk; engkau (Maria) bagaikan Bait Suci Allah, tidak tercemar oleh noda tubuh atau roh."

Tapi pernyataan-pernyataan itu belum memastikan bahwa Bunda Maria terbebas dari dosa asal sejak ia dijadikan. St. Thomas Aquinas misalnya, percaya bahwa Bunda Maria tetap mewarisi dosa asal, namun demi perannya kelak sebagai Bunda Allah ia dibebaskan dari dosa asal setelah konsepsi. Jadi meski terbebas dari dosa asal, tetap ada saat dimana Bunda Maria pernah memiliki dosa asal.

Ada beberapa keberatan terhadap pandangan bahwa Bunda Maria pernah memiliki dosa asal:

1. Bunda Maria adalah perawan yang sempurna baik secara fisik maupun spiritual. Gereja telah mengajarkan bahwa secara fisik Bunda Maria tetap perawan sebelum, selama, dan setelah melahirkan. Jika kepada Bunda Maria diberikan mujizat keperawanan fisik yang sempurna, adalah mustahil jika Bunda Maria tidak diberikan keperawanan spiritual yang sempurna juga. Dengan demikian pandangan bahwa Bunda Maria pernah memiliki dosa asal bertentangan dengan keperawanan spiritual sempurna yang dimiliki Bunda Maria.

2. Dalam surat-suratnya, Rasul Paulus berbicara tentang Yesus sebagai Adam yang baru (Rm.5:12-21 dan 1Kor.15:22). Konsekuensinya, sebagai Adam yang baru Yesus harus memiliki kemanusiaan yang sempurna seperti Adam. Karena kemanusiaan Yesus diperoleh seluruhnya dari Bunda Maria maka sudah seharusnya Bunda Maria juga memiliki kemanusiaan sempurna yang mengharuskannya terbebas dari segala dosa, termasuk dosa asal.

3. Jika Kitab Suci berbicara tentang Yesus sebagai Adam yang baru maka sudah seharusnya ada juga Hawa yang baru. Ini penting karena akibat ketidaktaatan Hawa, Adam terjatuh ke dalam dosa dan menyeret seluruh manusia dalam penderitaan akibat dosa. Bunda Maria adalah Hawa yang baru, yang dengan ketaatannya memulihkan ketidaktaatan Hawa dan membuka jalan bagi inkarnasi Yesus Kristus yang menyelamatkan manusia. Karena Bunda Maria adalah Hawa yang baru, maka perlu baginya untuk bebas dari segala dosa termasuk dosa asal, agar menjadi sama seperti ketika Hawa diciptakan.

Tapi keberatan tentang dogma Immaculata Conception juga muncul dari pernyataan Bunda Maria bahwa Allah adalah juruselamatnya (Luk.1:47). Sebagian orang melihat ini sebagai bukti bahwa Bunda Maria pernah memiliki dosa asal dan membutuhkan juruselamat untuk membebaskannya. Keberatan semacam ini mudah dipatahkan dengan alasan keselamatan yang diterima Bunda Maria bersifat preventif, yaitu Bunda Maria dibebaskan dari dosa sejak saat ia dijadikan.

Selanjutnya ada juga keberatan terkait dengan fakta kematian Bunda Maria yang disebut sebagai bukti bahwa ia terkena dosa asal. Keberatan ini juga dengan mudah ditolak dengan alasan bahwa kematian Bunda Maria tidak terkait dengan dosa asal, melainkan keinginan Bunda Maria untuk ikut menjalani kematian seperti yang dialami oleh Yesus Kristus putranya.

Akhirnya pada tahun 1854, dalam dokumen 'Ineffabilis Deus', Paus Pius IX menetapkan Bunda Maria dikandung tanpa noda atau Immaculata Conception sebagai dogma resmi Gereja. Disini kita bisa melihat bahwa dogma Immaculata Conception membantu kita memahami peran penting Bunda Maria sebagai bagian yang integral dari inkarnasi Tuhan dan seluruh karya keselamatan.

Dalam videonya, Dr. Deky Ngadas menyangkal ajaran tentang Bunda Maria dikandung tanpa noda sudah ada sejak jaman para Rasul dengan alasan tidak ada tulisan bapa-bapa Gereja sebelum St. Agustinus yang berbicara tentang ketidakberdosaan Maria.

Harus dipahami bahwa ajaran iman para Rasul atau deposit iman memang tidak selalu menyatakan suatu doktrin secara jelas sehingga bapa-bapa Gereja langsung dapat memahami dan mengajarkannya secara eksplisit. Ada doktrin-doktrin yang tersamar atau terkandung secara implisit sehingga membutuhkan waktu dan bimbingan Roh Kudus untuk memahaminya. 

Contoh yang paling jelas adalah doktrin tentang dosa asal. Tidak satu pun bapa-bapa Gereja sebelum St. Agustinus yang berbicara tentang dosa asal. Apakah itu berarti doktrin tentang dosa asal tidak ada dalam ajaran iman para Rasul? Tentu saja tidak demikian, doktrin tersebut sudah ada namun masih tersembunyi dan belum didefinisikan secara jelas. Berkat bimbingan Roh Kudus, St. Agustinus dapat mengungkapkan doktrin itu sebagai bagian dari ajaran iman Katolik.

Begitu juga doktrin tentang Bunda Maria dikandung tanpa noda baru dapat dipahami Gereja Katolik secara bertahap selama berabad-abad. Semua perbedaan pandangan dari bapa-bapa Gereja tentang ketidakberdosaan Maria yang terjadi dalam proses tersebut adalah hal yang wajar. Semuanya ikut membantu Gereja untuk memahami peran Bunda Maria dalam karya keselamatan. Dengan demikian keputusan Paus Pius IX yang menjadikan doktrin Bunda Maria dikandung tanpa noda sebagai dogma Gereja adalah bagian dari proses yang panjang itu dan sekaligus hasil bimbingan Roh Kudus yang tidak dapat salah.

Konfirmasi bahwa dogma Immaculata Conception adalah ajaran yang benar dan sungguh-sungguh berasal dari bimbingan Roh Kudus muncul kurang lebih 4 tahun kemudian. Dalam penampakannya kepada St. Bernadette Soubirous di Lourdes pada tahun 1858, Bunda Maria memperkenalkan dirinya dengan berkata "Akulah yang dikandung tanpa noda." Gereja mengakui penampakan dan pesan-pesan Bunda Maria di Lourdes sebagai otentik. Dengan demikian pernyataan Bunda Maria di Lourdes ini menjadi konfirmasi supranatural bagi kebenaran dogma yang dinyatakan Gereja beberapa tahun sebelumnya. Sampai hari ini Lourdes menjadi tempat peziarahan Katolik paling terkenal yang banyak memberikan mujizat. Demikian juga jenazah St. Bernadette hingga kini masih terbaring utuh tanpa kerusakan di Biara Nevers, Perancis.

Dogma yang sudah dibenarkan surga inikah yang ingin dilawan oleh bidat Dr. Deky Ngadas? Semoga dia sadar betapa sia-sia usahanya dan betapa sesat logika berpikirnya.

Satu hal penting yang dapat kita simpulkan: semua dogma Gereja Katolik, termasuk Immaculata Conception, adalah sungguh-sungguh benar dan harus dipercaya. Dogma-dogma Gereja Katolik bukanlah hasil dari keinginan dan pemikiran manusiawi para hirarki Gereja saja. Dogma-dogma tersebut adalah bagian dari karya Roh Kudus yang tidak dapat salah untuk membantu Gereja memahami deposit iman atau seluruh ajaran iman para Rasul sebagai sebuah kebenaran yang utuh. Itu sebabnya konfirmasi spiritual kadang diberikan Tuhan untuk membungkan orang-orang yang menyangkal kebenaran dogma-dogma tersebut.

Sebaliknya, apa yang dilakukan para bidat seperti Dr. Deky Ngadas dan lain-lain, tidak lebih dari pekerjaan iblis yang berusaha menyangkal dan merusak keutuhan ajaran iman para Rasul. Dengan kata-kata dan pengajarannya, mereka menyesatkan banyak orang untuk menolak kebenaran. Banyaknya data-data serta kutipan yang digunakan tidak akan membuat pernyataan mereka menjadi benar. Penyebabnya adalah karena niat mereka sejak awal bukanlah untuk memahami kebenaran melainkan untuk menyangkalnya, akibatnya logika yang mereka gunakan menjadi sesat. 

Bagi mereka perkataan Tuhan dalam Injil ini menjadi tepat, "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil." (Mat.11:25)


Terima kasih atas perhatian anda...

Viva Christo Rey!

Posting Komentar

0 Komentar