Akhirnya Dr. Deky Ngadas Mengakui Pritestan Sebagai BIDAT

 


Transkrip:

Salam damai dan sejahtera....

Akhirnya Dr. Deky Ngadas mengakui bahwa Protestan telah menyimpang dari ajaran iman Kristen yang benar. Memang ini bukan pengakuan secara langsung, tapi suatu kesimpulan meyakinkan yang bisa kita ambil dari pernyataan yang keluar langsung dari mulutnya sendiri. Tonton sampai habis video ini supaya paham mengapa seorang Dr. Deky Ngadas akhirnya mengakui Protestan sebagai ajaran bidat.

Berikut kutipan videonya...

[video]

Seperti yang diakuinya sendiri, untuk mengelola perbedaan antar denominasi yang terus terjadi, Protestan menggunakan konsep "theological triage" yang pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Albert Mohler pada tahun 2005.

Konsep 'theological triage' membagi perbedaan yang ada dalam denominasi-denominasi Protestan dalam beberapa tingkatan:

Pertama, doktrin mayor/primer yaitu prinsip atau ajaran yang mutlak harus diimani oleh setiap denominasi Protestan karena menyangkut keselamatan jiwa.

Kedua, doktrin minor/sekunder yaitu prinsip atau ajaran yang dapat berbeda dalam tiap denominasi tanpa harus membuat mereka menyangkal iman Kristen karena perbedaan tersebut tidak penting bagi keselamatan jiwa.

Ketiga, opini atau perbedaan pendapat teologis yang tidak penting dan bisa terjadi di dalam satu denominasi tanpa perlu membuat perpecahan atau denominasi baru.

Keempat, adiafora atau pandangan yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan iman Kristen.

Dengan memahami "theological triage" ini berbagai denominasi Protestan akan dapat mengelola perbedaan dengan cara yang tepat tanpa memperparah perpecahan yang sudah ada. Tiap denominasi dapat tetap berpegang pada ciri khas teologi mereka tanpa membidatkan denominasi lain sejauh mereka tetap memiliki kesamaan pada doktrin mayor.

Ini yang menarik...

Dengan sangat bangga Dr. Deky Ngadas mengatakan bahwa konsep 'theological triage' ini HANYA ADA di Protestan saja. Dengan kata lain, konsep 'theological triage' ini adalah sesuatu yang baru dan tidak dikenal oleh kekristenan sebelumnya. Tanpa dia sadari, mungkin karena terlalu percaya diri, dengan pernyataan itu sama artinya dia menyatakan bahwa "theological triage" adalah konsep bidat yang menyimpang dari kekristenan! 

Ingatlah bahwa semua ajaran bidat yang muncul dalam sejarah kekristenan sejak jaman para Rasul hingga hari ini, selalu merupakan ajaran atau konsep baru yang berbeda dari yang sudah ada. Mulai dari arianisme, nestorianisme, monofisit, pelagianisme, montanisme, dan semua ajaran bidat lain, selalu menawarkan ajaran atau konsep baru yang berbeda dengan ajaran sebelumnya. 

Dengan demikian ajaran atau konsep yang baru dan berbeda adalah ciri khas dari ajaran bidat. Dan ironisnya, justru itulah yang sedang diakui oleh Dr. Deky Ngadas dalam 'theological triage' yang kini mulai diterima sebagai solusi untuk mengatasi perbedaan denominasi Protestan.

Ini berbanding terbalik dengan apa yang selalu ditekankan dalam video-video CN bahwa semua dogma Gereja Katolik tidak pernah menambahkan ajaran baru, tetapi menjelaskan dan mempertahankan apa yang sudah ada dalam ajaran iman para Rasul. Kuncinya ada di Yoh.17:8 dimana seluruh kebenaran sudah dipercayakan pada Gereja Katolik yang harus dijaga utuh tanpa ada perubahan sampai akhir jaman. Maka dalam Gereja Katolik tidak dimungkinkan adanya perubahan atau penambahan terhadap deposit iman atau ajaran iman para Rasul!

Tuhan Yesus yang mengatakan, "...satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat.." (Mat.5:18) sudah pasti tidak ingin satu iota atau satu titik pun ditiadakan dari seluruh ajaran utuh yang sudah dinyatakan-Nya pada para Rasul.

Juga Rasul Yakobus sudah mengingatkan:

Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya. (Yak.2:10)

Itu semua menunjukkan bahwa ajaran Tuhan yang utuh tidak boleh diabaikan sedikit pun, entah itu ajaran yang penting atau pun yang dianggap tidak penting. Seluruh ajaran iman para Rasul harus diterima secara utuh seluruhnya, termasuk yang terkecil sekalipun.

Bisa dibayangkan jika doktrin yang tidak begitu penting boleh diabaikan, mungkin ajaran-ajaran sesat seperti nestorianisme, pelagianisme, donatisme, dan banyak lagi ajaran-ajaran sesat dengan perbedaan yang 'sepele" tidak pernah dinyatakan sebagai bidat dan terus merongrong ajaran Gereja sampai hari ini!

Ketika menghadapi ajaran sesat, Gereja Katolik sudah mengikuti apa yang dikatakan Tuhan dalam Injil:

"Jika tanganmu atau kakimu menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung atau kaki timpang dari pada dengan utuh kedua tangan dan kedua kakimu dicampakkan ke dalam api kekal. Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan bermata satu dari pada dicampakkan ke dalam api neraka dengan bermata dua." (Mat.18:8-9). 

Jadi jika ada ajaran yang menyesatkan masuk ke dalam Gereja, segera pisahkan, jika perlu dengan anathema! Itulah yang diajarkan Tuhan kepada para Rasul-Nya dan dilestarikan dalam Gereja Katolik. Sebaliknya, dalam 'theological triage' banyak kesesatan tetap diterima dengan dalih itu bukan doktrin mayor. Ini jelas keliru.

Dengan demikian konsep 'theological triage' yang dibangga-banggakan oleh Dr. Deky Ngadas itu bertentangan dengan ajaran iman para Rasul, bahkan bertentangan langsung dengan teks Kitab Suci, dan yang pasti sangat berbahaya. Hanya logika sesat kaum bidat saja yang menerimanya sebagai solusi bagi masalah perpecahan yang terjadi pada kekristenan.

"Theological triage" sebenarnya adalah manuver sesat kedua yang dilakukan Protestan untuk mengatasi perpecahan yang terus terjadi. Upaya yang pertama terjadi pada tahun 1910 melalui gerakan ekumenisme. Melalui gerakan ekumenisme berbagai denominasi Protestan berupaya membangun persatuan Kristen dengan berpegang pada kesamaan doktrin-doktrin yang penting dan mengabaikan doktrin-doktrin tidak penting dengan menganggapnya sebagai keragaman yang tidak menghalangi persatuan.

Tapi puluhan tahun gerakan ekumenisme ini berlangsung ternyata tidak juga membuahkan persatuan Kristen yang dicita-citakan. Faktanya, Protestan masih terus membelah diri tanpa bisa dicegah. Akhirnya pada tahun 2005 muncullah konsep 'theological triage' yang tidak lagi menekankan soal persatuan Kristen tapi bagaimana mengelola perbedaan denominasi-denominasi yang ada agar tidak menjadi semakin parah.

Baik ekumenisme maupun 'theological triage', keduanya adalah solusi yang salah dalam mengatasi perpecahan dalam kekristenan. Keduanya tidak dikenal di jaman para Rasul, juga tidak di jaman para bapa-bapa Gereja.

Solusi terbaik untuk mengatasi perpecahan sebenarnya sudah diajarkan langsung oleh Tuhan Yesus:

"Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala." (Yoh.10:16)

Maka kalau anda seorang Protestan yang masih mendengarkan suara Yesus Kristus, solusi persatuan Kristen satu-satunya adalah kembali ke dalam Gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus, yaitu Gereja Katolik. Tidak ada jalan lain. Kalau ada Tuhan pasti sudah menunjukkannya karena sejak awal Dia sudah tahu bahwa perpecahan Kristen itu pasti terjadi.

Ikuti apa yang diajarkan Tuhan, bukan apa yang disarankan para bidat!

Terima kasih atas perhatian anda...

Viva Christo Rey!


Posting Komentar

0 Komentar