Protestan Semakin TERSESAT Karena Menolak Bunda Maria


 

Transkrip:

Salam damai dan sejahtera bagi kita semua...

Salah satu ciri khas yang terlihat dari Protestan pada hari ini dan sekaligus menjadi salah satu pembeda penting dari Katolik adalah penolakan mereka terhadap Bunda Maria. Banyak Protestan memang masih mengaku bahwa mereka tetap menghormati Bunda Maria, tetapi itu tidak lebih dari formalitas kosong yang tidak ada artinya. Dalam kenyataannya mereka menolak keutamaan-keutamaan Bunda Maria sebagaimana yang diungkapkan dalam dogma-dogma Katolik. Dan yang jelas, mereka membenci devosi pada Bunda Maria. Mereka menganggap devosi tersebut sebagai kesesatan karena bertentangan dengan Kitab Suci dan menjadi pesaing atau bahkan penghalang dari penyembahan terhadap Yesus Kristus.

Tokoh-tokoh reformasi Protestan seperti Martin Luther, John Calvin, dan juga Zwingli pada awalnya sangat menghormati Bunda Maria. Ini wajar karena mereka semua sebelumnya adalah orang-orang Katolik. Namun penolakan mereka terhadap Gereja Katolik membuat mereka juga harus menolak segala sesuatu yang tidak mereka temukan dalam Kitab Suci, termasuk berbagai devosi terhadap Bunda Maria. Konsekuensi dari penolakan mereka terhadap devosi Maria ternyata berdampak buruk yaitu semakin terkikisnya rasa hormat orang-orang Protestan terhadap Bunda Maria.

Tanpa disadari sikap penolakan terhadap Bunda Maria telah membuat orang-orang Protestan menentang kehendak Tuhan dan mengalami degradasi iman yang semakin lama semakin parah.

Mengapa demikian?

Kedekatan Gereja Katolik dengan Bunda Maria tidak bisa dilepaskan dari perkataan Tuhan Yesus di kayu salib yang menetapkan Bunda Maria sebagai ibu bagi Yohanes dan setelah itu Yohanes menerima Bunda Maria di dalam rumahnya (Yoh.19:26-27). Ini amanat yang sangat penting dan tidak bisa diabaikan oleh siapapun, terutama karena pesan tersebut dikatakan di atas kayu salib!

Gereja Katolik mengingat betul amanat tersebut dengan menjadikan Bunda Maria sebagai ibu bagi semua orang Katolik. Sama seperti Yohanes menerima Bunda Maria di dalam rumahnya, begitu juga banyak orang Katolik menempatkan Bunda Maria di dalam rumah-rumah mereka dalam bentuk gambar ataupun patung. Tidak hanya itu, orang Katolik juga menempatkan Bunda Maria di dalam hati mereka melalui berbagai devosi kepada Bunda Maria. 

Perlu diketahui bahwa dengan berdevosi kepada Bunda Maria orang Katolik tidak menyembah Maria, tapi menghormatinya. St. Louis de-Montfort mengajarkan bahwa devosi kepada Bunda Maria tidak pernah berhenti pada dirinya sendiri, melainkan selalu diarahkan pada Tuhan Yesus sebagai tujuan akhir. Bunda Maria adalah perantara terbaik untuk menuju pada Yesus. Per Mariam ad Jesum, melalui Maria menuju kepada Yesus! Itulah esensi dari semua devosi kepada Bunda Maria!

Jadi penghormatan dan kedekatan Gereja Katolik pada Bunda Maria serta munculnya devosi-devosi pada Bunda Maria sesungguhnya adalah buah dari ketaatan Gereja Katolik pada amanat Tuhan Yesus di kayu salib! Sayang sekali hal yang sebaliknya justru terjadi pada orang-orang Protestan! Dengan menolak mengakui keutamaan-keutamaan Bunda Maria dan membenci devosi-devosi Maria, sebenarnya orang-orang Protestan telah mengabaikan pesan penting Tuhan Yesus di kayu salib!

Pertanyaannya, mengapa Tuhan Yesus menetapkan Bunda Maria sebagai ibu bagi para pengikut-Nya?

Jawabannya sederhana: 
Tuhan Yesus tahu bahwa kehadiran Bunda Maria sangat penting bagi Gereja! 

Bunda Maria adalah manusia yang paling mengenal dan sekaligus paling mengasihi Tuhan Yesus. Ini tentu tidak lepas dari posisi Bunda Maria sebagai ibu kandung dari Yesus Kristus. Maka dengan menetapkan Bunda Maria sebagai ibu bagi para pengikut-Nya, Tuhan Yesus menghendaki agar Bunda Maria dapat mengajarkan orang-orang Kristen untuk mengenal dan mengasihi-Nya dengan lebih baik.

Peran kehadiran Bunda Maria yang nyata juga bisa kita lihat di kayu salib. Ketika semua rasul-rasul lain melarikan diri, Yohanes yang bersama-sama dengan Bunda Maria tetap setia menemani Tuhan kita menjalani seluruh penderitaan-Nya di atas kayu salib. Ini menunjukkan bahwa pendampingan Bunda Maria menjadi sumber kekuatan bagi Gereja dalam menghadapi berbagai tantangan dan penderitaan. Bunda Maria adalah penolong setiap Kristen yang harus menjalani salib sebagai pengikut Kristus (Mat.16:24).

Di Taman Getsemani ketika Tuhan Yesus menghendaki murid-murid-Nya untuk berjaga-jaga dan berdoa selama satu jam, semua murid-Nya jatuh tertidur. Namun setelah kenaikan Tuhan kita ke surga, bersama Bunda Maria para murid-murid Yesus sanggup berdoa selama 9 hari lamanya sebelum turunnya Roh Kudus pada Pentakosta (Kis.1:14). Itu menunjukkan bagaimana Bunda Maria berperan penting dalam kehidupan doa para pengikut Kristus.

Kita juga tidak bisa melupakan apa yang dilakukan Bunda Maria dalam pesta perkawinan di Kana (Yoh.2:1-11). Bunda Maria yang bersama Putranya diundang ke pesta perkawinan tersebut segera menyadari persoalan yang sedang dihadapi oleh tuan rumah, yaitu mereka kekurangan anggur. Tanpa diminta oleh tuan rumah, Bunda Maria mengambil inisiatif untuk meminta Putranya menolong tuan rumah dari kesulitan yang sedang dihadapi. Meskipun belum tiba waktunya, karena permintaan langsung dari Bunda-Nya maka Tuhan Yesus bersedia membuat mujizat dengan mengubah air menjadi anggur.

Belajar dari apa yang terjadi pada pesta perkawinan di Kana, maka dengan menerima Bunda Maria sebagai ibu setiap orang Kristen akan memperoleh pertolongan yang luar biasa dari Bunda Maria dalam kehidupan mereka, terutama dalam kehidupan rohani. Bunda Maria sangat peka terhadap segala kekurangan yang kita miliki dan siap menolong kita tanpa perlu diminta.

Inilah keuntungan rohani yang didapatkan orang-orang Katolik yang menaati amanat Tuhan Yesus di kayu salib untuk menerima Bunda Maria sebagai ibu mereka: Bunda Maria akan menolong mereka untuk semakin mengenal dan mengasihi Tuhan Yesus. Bunda Maria juga menjadi penolong mereka dalam seluruh perjalanan rohani dan perjuangan mereka sebagai pengikut Kristus.

Sebaliknya orang-orang Protestan kehilangan semua keuntungan itu karena mereka telah mengabaikan pesan Tuhan Yesus di kayu salib dengan menolak Bunda Maria sebagai ibu mereka. Itulah yang membuat Protestan semakin lama semakin jauh menyimpang dari ajaran iman para Rasul. 

Kalaupun ada orang Protestan yang mengatakan mereka tetap menghormati Bunda Maria, penghormatan itu cuma formalitas kosong. Sama seperti muslim yang mengatakan mereka menghormati Yesus sebagai nabi! Baik orang Protestan yang mengaku menghormati Bunda Maria namun menolak mengakui keutamaan-keutamaannya serta membenci devosi kepadanya, maupun muslim yang mengaku menghormati Yesus sebagai nabi namun menolak ketuhanan-Nya, sebenarnya punya sikap yang sama. Mereka bukan menghormati, tapi telah menyangkal dan sekaligus menghina! Mereka sama-sama telah tersesat!

Terima kasih atas perhatian anda...

Viva Christo Rey!

Posting Komentar

0 Komentar