Transkrip video:
Salam damai dan sejahtera bagi kita semua...
Pluralitas agama, hidup berdampingan dengan penganut agama-agama lain, adalah realitas yang dialami oleh orang-orang Kristen. Bukan hanya pada hari ini tapi juga dulu, sejak jaman para Rasul.
Jika pada jaman para Rasul orang-orang Kristen adalah golongan yang minoritas dan tertindas, kini orang Kristen adalah kelompok agama dengan jumlah populasi terbesar di dunia. Menurut data Pew Research 2022, penganut Kristen mencapai 31.4% dari seluruh populasi dunia, dan bagian terbesar diantaranya adalah Katolik (17.3%) disusul Protestan semua denominasi (11.6%) dan Ortodoks (3.3%).
Tampaknya data ini cukup membesarkan hati karena pengikut Kristus saat ini masih yang terbanyak di dunia. Tapi sebenarnya ada fakta menyedihkan di balik data-data tersebut. Untuk memahaminya kita akan fokus pada Gereja Katolik sebagai satu-satunya Gereja Kristus.
Berdasarkan data dari Pew Research pada tahun 1950 populasi umat Katolik di dunia adalah 22.6% dan pada tahun 1960, populasinya mengalami peningkatan menjadi 22.8%. Tapi sekarang populasinya merosot menjadi 17.3% dengan trend atau kecenderungan yang terus menurun tanpa dapat ditahan. Ini menjadi gambaran betapa setelah Konsili Vatikan II yang berakhir tahun 1965, telah terjadi krisis penginjilan di Gereja Katolik!
Krisis penginjilan ini makin dipertegas oleh pernyataan-pernyataan Paus Fransiskus dalam beberapa tahun terakhir. Salah satunya seperti yang dikatakan Paus Fransiskus di depan delegasi Gereja Lutheran pada tahun 2015 di Roma, "Proselitisme adalah dosa besar terhadap ekumenisme..."
Arti proselitisme adalah mengajak orang lain untuk mengikuti keyakinan agama atau ideologi tertentu. Sungguh sangat ironis, upaya untuk mengajak orang lain menjadi Katolik seperti yang dilakukan para misionaris dan para martir di masa lalu dan telah membuat Gereja Katolik bertumbuh menjadi agama dengan pengikut yang terbanyak di dunia, sekarang adalah dosa besar!
Sikap Paus Fransiskus yang anti penginjilan itu tidak terlepas dari perubahan cara pandang Gereja Katolik terhadap agama-agama lain setelah Konsili Vatikan II. Jika sebelum Konsili Vatikan II pandangan Gereja Katolik tegas menyatakan 'extra ecclesiam nulla salus' (di luar Gereja tidak ada keselamatan), kini doktrin tersebut praktis sudah ditinggalkan. Meski kata-kata 'extra ecclesiam nulla salus' masih tetap tertulis dalam dokumen Konsili Vatikan II, namun maknanya sudah dikaburkan. Tidak perlu heran jika banyak imam, bahkan uskup yang mengatakan bahwa doktrin 'extra ecclesiam nulla salus' sudah ditinggalkan Gereja Katolik! Ini fakta.
Bukti paling jelas dari ditinggalkannya doktrin 'extra ecclesiam nulla salus' adalah ditandatanganinya dokumen "Human Fraternity" oleh Paus Fransiskus di Abu Dhabi tahun 2019. Dalam dokumen tersebut dinyatakan bahwa Tuhan menghendaki pluralitas atau keberagaman agama. Ini jelas bertentangan dengan doktrin 'extra excclesiam nulla salus' yang secara implisit menyatakan bahwa Tuhan hanya menghendaki satu agama sebagai sarana keselamatan, yaitu Gereja Katolik.
Perubahan cara pandang Gereja terhadap agama-agama lain merupakan persoalan sangat serius yang menjadi tanda paling jelas terjadinya pergeseran signifikan dalam ajaran Gereja Katolik setelah Konsili Vatikan II, yang mengarahkan orang-orang Katolik ke dalam kemurtadan besar!
Untuk memahami persoalan ini dengan baik, mari kita melihat jauh ke belakang yaitu ke saat penciptaan.
St. Agustinus mengatakan demikian, "Tuhan menciptakan manusia bagi Diri-Nya, agar kita boleh menjadi (ekspresi) kemuliaan-Nya." Sementara itu St. Ireneus dari Lyon juga mengungkapkan hal senada, "Tuhan menciptakan manusia bagi Kemuliaan-Nya, sehingga Kebesaran-Nya dapat termanifestasi melalui manusia."
Ini juga sejalan dengan sabda Tuhan dalam Kitab Yesaya, "...Bawalah anak-anak-Ku laki-laki dari jauh, dan anak-anak-Ku perempuan dari ujung-ujung bumi, semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk KEMULIAAN-KU, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!" (Yesaya 43:6-7).
Singkatnya, manusia diciptakan Tuhan untuk menjadi ekspresi dari Kemuliaan-Nya!
Seperti pelukis yang mapan dan tidak membutuhkan uang tapi tetap melukis. Dia bukan melukis agar mendapatkan uang yang sudah tidak dibutuhkannya, tapi semata-mata untuk mengekspresikan rasa seninya.
Demikian juga Allah Trinitas adalah Tuhan yang sempurna dalam Diri-Nya sendiri, Dia tidak kesepian dan tidak kekurangan apapun. Maka Allah Trinitas tidak mengadakan ciptaan untuk memperoleh sesuatu ataupun mengisi kekurangan tertentu, tetapi untuk mengekspresikan Kemuliaan-Nya sendiri.
Itu sebabnya Tuhan menciptakan manusia serupa dengan gambar-Nya (Kitab Kejadian 1:27) dan mengutusnya untuk berkuasa atas bumi serta isinya (Kitab Kejadian 1:28). Jadi, sejak semula manusia diciptakan sempurna seperti gambar Tuhan DAN diutus untuk membangun tatanan dunia yang sempurna bagaikan surga sebagai habitat hidupnya!
Tapi sayang sekali karena terjebak pada bujukan iblis, manusia jatuh ke dalam dosa. Akibatnya manusia kehilangan kodratnya yang sempurna dan alam juga ikut menjadi rusak serta tidak lagi melayani manusia. Ini tentu saja tidak sejalan dengan rancangan ciptaan yang dikehendaki Tuhan pada mulanya. Kerusakan ciptaan akibat dosa inilah yang ingin dipulihkan Tuhan melalui penebusan dosa yang sempurna dan pewahyuan Sabda Tuhan yang utuh. Keduanya sekaligus tuntas dalam inkarnasi Tuhan dan pengorbanan salib Yesus Kristus yang terjadi dua ribu tahun lalu.
Pertanyaannya, bagaimanakah inkarnasi Sabda Tuhan dan penebusan salib Kristus yang hanya terjadi sekali dalam sejarah ini mampu memulihkan kodrat seluruh manusia dan sekaligus membangun kembali tatanan dunia yang sempurna?
Untuk itulah Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya agar karya penebusan-Nya dapat terus berlanjut melalui kurban sehari-hari dalam Misa Kudus DAN kebenaran sempurna yang dinyatakan dalam inkarnasi Sabda dapat ditransmisikan secara utuh melalui ajaran iman para Rasul. Itu yang menjadikan Gereja Katolik sebagai agen pembangun peradaban manusia!
Singkatnya, hanya melalui Gereja Kristus saja seluruh karya penebusan dan kebenaran yang sempurna ditransmisikan dari jaman ke jaman untuk memulihkan seluruh ciptaan di dalam Yesus Kristus! Dari pemahaman inilah muncul doktrin 'extra ecclesiam nulla salus', di luar Gereja tidak ada keselamatan.
Sebelum kenaikan-Nya ke surga Tuhan Yesus memberi perintah penting yang kemudian dikenal sebagai Amanat Agung:
"...pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus..." (Mat.28:19).
Adalah kehendak Tuhan bahwa pada akhirnya semua manusia tanpa kecuali dibaptis untuk menjadi pengikut Kristus agar mereka menjadi satu kawanan dengan satu gembala di dalam Gereja-Nya, bukan di tempat lain. Keinginan ini diabadikan dan dihidupkan terus sepanjang jaman dalam Doa Bapa Kami yang setiap hari diucapkan para pengikut-Nya, "...datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga..."
Kerajaan Allah akan terwujud ketika Gereja Kristus, yaitu Gereja Katolik, menjadi satu-satunya agama di dunia. Pengikutnya bukan cuma 22% populasi dunia seperti yang terjadi sebelum Konsili Vatikan II, bukan pula 50%, tapi 100%!
Realistiskah berharap Gereja Katolik menjadi satu-satunya agama di dunia yang akan mewujudkan Kerajaan Allah di bumi di tengah keragaman agama yang ada saat ini?
PASTI REALISTIS, karena apapun yang dikehendaki Tuhan adalah mungkin terjadi dan pasti terwujud. Yang tidak realistis adalah mengharapkan hal itu terjadi dalam kehidupan kita! Itu saja.
Kerajaan Allah yang diwujudkan melalui Gereja Katolik adalah TATANAN DUNIA YANG SEMPURNA di masa depan. Itulah yang dikehendaki Tuhan ketika Dia bersabda kepada Adam dan Hawa, "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan TAKLUKANLAH itu..." (Kitab Kejadian 1:28). Tatanan dunia yang sempurna itu disebut Kerajaan Allah karena Yesus Kristus sendiri adalah Rajanya!
Lalu bagaimana dengan agama-agama lain yang juga mengajarkan kebenaran dan kebaikan? Tidakkah mereka juga dapat berpartisipasi untuk membangun Kerajaan Allah?
Sama sekali tidak!
Tuhan mendirikan Gereja-Nya karena hanya melalui sarana itulah SELURUH karya penebusan dan kebenaran yang sempurna dapat ditransmisikan dari jaman ke jaman dengan pertolongan Roh Kudus, hingga terwujudnya Kerajaan Allah. Sementara itu agama-agama lain, bahkan termasuk yang mengaku Kristen, PASTI memiliki kekurangan dan kekeliruan sehingga mustahil menjadi sarana yang sempurna untuk mentransmisikan kebenaran.
Ingatlah, hanya kesalahan kecil sudah cukup membuat Adam dan Hawa terusir selamanya dari Taman Eden. Juga Rasul Yakobus telah mengingatkan kita pada prinsip ini, "Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia BERSALAH TERHADAP SELURUHNYA." (Yakobus 2:10).
Jadi semua kekurangan dan kekeliruan itu, entah sedikit atau banyak, membuat semua agama-agama lain tanpa kecuali tidak dapat menjadi bagian dari Kerajaan Allah.
Dalam Injil Tuhan Yesus sudah mengingatkan, "Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan..." (Mat.12:30). Mereka yang bukan anggota Gereja Kristus, yaitu semua agama-agama lain tanpa kecuali, tidak bersama Kristus untuk membangun Kerajaan Allah. Karenanya semua agama lain, termasuk yang mengaku Kristen, punya kesamaan ini: mereka semua melawan Kristus dan MENOLAK UNTUK BERSATU mewujudkan Kerajaan Allah. Tapi cepat atau lambat semua agama-agama lain ini akan membangun persatuan juga diantara mereka.
Di dalam Kerajaan Allah manusia dipersatukan dalam satu kawanan dan satu gembala dengan dasar Kebenaran Yesus Kristus. Sementara itu agama-agama yang berbeda-beda mustahil memiliki kebenaran sebagai dasarnya. Maka agama-agama tersebut tidak dipersatukan berdasarkan kebenaran tapi berdasarkan prinsip KOEKSISTENSI atau hidup berdampingan dengan damai!
St. Agustinus mengatakan, "Kejahatan adalah tidak adanya kebaikan." Demikian juga tidak adanya kebenaran sebagai dasar persatuan agama-agama yang berbeda tersebut sudah cukup untuk membuatnya menjadi KERAJAAN IBLIS!
Nah, Kerajaan Iblis itulah yang sedang mereka wujudkan melalui gerakan ekumenisme yang mempersatukan agama-agama berbeda dengan prinsip KOEKSISTENSI atau hidup berdampingan dengan damai. Dimulai dari ekumenisme sesama kelompok Kristen, kemudian ekumenisme agama-agama keturunan Abraham, dan akhirnya berujung pada ekumenisme semua agama sebagai perwujudan satu agama dunia!
Dengan memahami ini kita sekarang mengetahui kesalahan fatal apa yang dilakukan dalam Konsili Vatikan II dan mengapa itu membawa orang-orang Katolik pada kemurtadan besar?
Konsili Vatikan II yang meninggalkan doktrin 'extra ecclesian nulla salus' dan merangkul ekumenisme dengan dalih mengubah cara pandang Gereja Katolik terhadap agama-agama lain, sebenarnya melakukan kesalahan fatal dengan mengkhianati Kerajaan Allah dan membelot untuk bergabung dalam Kerajaan Iblis. Celakanya itu terjadi dengan membawa nyaris semua orang Katolik, yaitu mereka semua yang mendukung Konsili Vatikan II! Itulah kemurtadan besar yang dimaksud oleh Rasul Paulus dalam 2Tes.2:3.
Dari sini kita dapat memahami betapa sangat tidak cukup hanya mengaku sebagai pengikut Kristus, berbuat amal-kasih sesuai ajaran iman Kristen, bahkan membuat mujizat-mujizat dalam nama-Nya. Tuhan menuntut kita untuk ikut serta bersama-Nya mewujudkan Kerajaan Allah di muka bumi melalui Gereja-Nya. Siapa yang tidak bersama Tuhan membangun Kerajaan-Nya, sama dengan melawan Tuhan!
Itu sebabnya Tuhan berkata,
"Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Mat.7:22-23).
Itulah nasib orang-orang Kristen yang menolak ikut serta bersama Yesus Kristus bersatu membangun Kerajaan Allah!
Sekarang kemurtadan besar itu sedang terjadi di depan mata kita! Sebagian besar hirarki Gereja Katolik, bahkan dari pucuk pimpinan tertinggi hingga ribuan uskup dan imam-imam telah mengkhianati Kerajaan Allah untuk bergabung dengan Kerajaan Iblis akibat Konsili Vatikan II. Tapi janji Tuhan bahwa Gereja-Nya tak akan terkalahkan tetap akan tergenapi melalui sisa umat-Nya yang setia, yaitu kita semua orang Katolik yang bertekad untuk setia pada iman para Rasul dan menolak pembaharuan sesat Konsili Vatikan II.
Tugas menjadi sisa umat sangat berat, karena musuh kita tidak hanya berasal dari luar tetapi juga dari dalam Gereja Katolik sendiri. Meski demikian kita tidak perlu takut ataupun ragu, dengan pertolongan Roh Kudus pada akhirnya sisa umat-Nya yang setia akan menang karena Tuhan sendiri menjamin Gereja-Nya tidak akan terkalahkan.
Terima kasih atas perhatian anda...
Viva Christo Rey!
0 Komentar