Benarkah Menjadi Ortodoks Atau Protestan Berbahaya Bagi Keselamatan? | Bagian 2 - Selesai


Transkrip:

Salam damai dan sejahtera bagi kita semua...

Dalam video kali ini kita akan melanjutkan pembahasan "Mengapa Menjadi Ortodoks dan Protestan Berbahaya Bagi Keselamatan." Seperti yang sudah kami sampaikan di video sebelumnya, bahaya bagi keselamatan ini sebenarnya juga berlaku bagi orang-orang Katolik pendukung Konsili Vatikan II. Itu karena mereka semua (Ortodoks, Protestan, dan juga Katolik pendukung Konsili Vatikan II) pada akhirnya sudah tidak lagi setia pada ajaran iman para Rasul alias sudah jatuh menjadi bidat. 

Kutukan Rasul Paulus dalam Gal.1:8-9 adalah salah satu bukti betapa penyimpangan terhadap ajaran iman para Rasul sangat dibenci bahkan dikutuk. Selanjutnya dalam Adversus Haeresies St. Ireneus dari Lyon mengatakan, "Bidat harus dilawan, karena ia adalah musuh dari iman." Sementara itu St. Cyril dari Yerusalem dalam pengajaran katekesenya mengatakan, "Kita harus berpegang teguh pada iman Katolik, dan menolak semua bidat serta skisma." Oleh karenanya penolakan yang konsisten terhadap berbagai ajaran bidat adalah bagian yang tak terpisahkan dari ajaran Kitab Suci dan juga sejarah Gereja. Itu adalah perpanjangan dari semangat perlawanan dan penolakan terhadap semua ajaran bidat yang sudah ditanamkan sejak jaman para Rasul dan bapa-bapa Gereja.

Silahkan tonton terus video ini sampai habis karena kami akan menjelaskan mengapa tetap memilih menjadi bagian dari bidat sangat berbahaya dan fatal, terutama di masa akhir jaman seperti yang sedang kita alami saat ini.

Kita akan mulai dengan mamahami bahwa Tuhan menghendaki manusia menerima seluruh kebenaran-Nya secara utuh. Tuhan ingin manusia menjadi sempurna seperti Diri-Nya (Mat.5:48) dan dunia menjadi seperti di dalam surga (Mat.6:10). Itu hanya mungkin tercapai apabila seluruh Kebenaran-Nya, yaitu seluruh Sabda-Nya, dapat dinyatakan dan diterima secara utuh oleh manusia, tanpa penyimpangan sedikit pun.

Nah, agar seluruh Kebenaran-Nya dapat diterima secara utuh oleh manusia itulah Tuhan mendirikan SATU Gereja-Nya yang tak akan terkalahkan oleh gerbang alam maut sampai akhir jaman. Menurut St. Jerome (Hieronimus) yang menterjemahkan Kitab Suci ke dalam bahasa latin, yang dimaksud dengan 'gerbang alam maut' adalah para bidat dan seluruh ajarannya. Maka berdasarkan janji Tuhan, dan sesuai dengan logika bahwa Gereja-Nya adalah satu-satunya sarana sempurna untuk menyampaikan seluruh Sabda dan Kebenaran Tuhan secara utuh, Gereja Kristus tidak akan pernah jatuh ke dalam bidat sampai akhir jaman. Itulah makna dari janji Tuhan bahwa Gereja-Nya tak akan terkalahkan oleh gerbang alam maut.

Jadi sekalipun di dalam Kitab Suci sudah dinubuatkan terjadinya kemurtadan besar seperti dalam Luk.18:8 dan 2 Tes.2:3, Tuhan akan tetap menjaga Gereja-Nya tak terkalahkan dalam bentuk sisa umat yang setia pada iman para Rasul sebagaimana yang sudah dinubuatkan oleh Rasul Paulus (Rm.11:5). 

Ini seperti yang dikatakan Tuhan Yesus pada malam perjamuan terakhir, "Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu." (Luk.22:31-32). Ayat tersebut adalah tipologi dari kemurtadan besar yang akan melanda para pengikut Kristus di akhir jaman dimana hanya tinggal Petrus saja yang tetap bertahan. Artinya, selain Gereja Katolik semua kelompok Kristen, entah itu Gereja-gereja Ortodoks maupun Protestan semua sudah lebih dulu jatuh dalam kemurtadan besar. Hanya Gereja Katolik sebagai benteng terakhir Kerajaan Allah yang tetap bertahan dalam ajaran iman para Rasul berkat pertolongan Tuhan. Tapi itupun tinggal sisa-sisanya karena seperti yang dikatakan Tuhan Yesus pada ayat tersebut, meski imannya tidak sampai gugur berkat pertolongan Tuhan, Petrus pun sempat terjatuh sebelum akhirnya ia insaf kembali. Itu berarti sebagian dari Gereja Katolik, yaitu mereka yang mendukung pembaharuan Konsili Vatikan II, juga ikut terjatuh dalam kemurtadan besar yang sudah dinubuatkan seperti semua kelompok Kristen lainnya! 

Dengan demikian segelintir orang-orang Katolik tradisional yang menolak pembaharuan konsili demi untuk tetap setia pada ajaran iman para Rasul itu, adalah sisa umat yang sudah dinubuatkan oleh Rasul Paulus (Rm.11:5). Dalam sisa umat yang setia itulah nubuat bahwa Gereja-Nya tidak akan terkalahkan sampai akhir jaman akan tergenapi sempurna berkat pertolongan Tuhan.

Kepada para murid-Nya Tuhan Yesus berkata, "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti." (Luk.8:10). Perhatikan baik-baik, ini adalah ayat yang sangat penting untuk memahami pesan yang akan kami sampaikan dalam video ini.

Mari kita ulangi sekali lagi, "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti." (Luk.8:10).

Dari ayat tersebut dapat kita simpulkan bahwa Sabda Tuhan dirancang untuk dipahami secara utuh oleh para Rasul DAN semua orang yang setia pada ajaran mereka! Atau dengan kata lain, pesan Kitab Suci hanya mungkin dipahami dengan baik oleh orang-orang yang setia pada ajaran para Rasul dan dalam pertolongan Roh Kudus. Sementara itu kaum bidat dan skismatik, meski mereka membaca Kitab Suci yang sama mereka tidak akan mampu memahaminya secara utuh.

Disini kami tidak berkata semua orang yang setia pada ajaran iman para Rasul pasti dapat memahami Kitab Suci secara utuh, tapi bahwa mereka semua punya potensi untuk dapat memahaminya secara utuh dengan pertolongan Roh Kudus. 

Ibarat puzzle, kaum bidat dan skismatik tidak memiliki keping-keping puzzle yang lengkap sehingga sebesar apapun usaha mereka untuk menyusun puzzle-puzzle tersebut, tidak akan pernah terbentuk gambar yang utuh. Sebaliknya kaum sisa umat, yaitu orang-orang Katolik yang setia pada iman para Rasul, memiliki seluruh potongan puzzle sehingga dengan pertolongan Roh Kudus mereka akan dapat menyusunnya menjadi sebuah gambar yang utuh!

Perbedaan ini menjadi fatal jika kita kaitkan dengan nubuat-nubuat akhir jaman yang kemungkinan besar saat ini sedang terjadi penggenapannya di jaman kita. Mereka yang bukan menjadi bagian dari Gereja Kristus, yaitu orang-orang Protestan, Ortodoks, dan bahkan juga termasuk orang-orang Katolik pendukung konsili, sudah pasti akan gagal memahami nubuat-nubuat Kitab Suci tentang akhir jaman. Celakanya, tanpa berpegangan pada petunjuk Kitab Suci, bagaimanakah mereka dapat menyelamatkan jiwa mereka dari kebinasaan kekal? Itulah masalah besar bagi para bidat dan skismatik di akhir jaman!

Mau bukti kongkrit bahwa kaum bidat pasti gagal memahami nubuat Kitab Suci?

Mari kita lihat nubuat Nabi Daniel:

Suatu kebaktian diadakan secara fasik menggantikan korban sehari-hari, kebenaran dihempaskannya ke bumi, dan apa pun yang dibuatnya, semuanya berhasil. (Dan.8:12)

Tentaranya akan muncul, mereka akan menajiskan tempat kudus, benteng itu, menghapuskan korban sehari-hari dan menegakkan kekejian yang membinasakan. (Dan.11:31)

"Sejak dihentikan korban sehari-hari dan ditegakkan dewa-dewa kekejian yang membinasakan itu ada seribu dua ratus dan sembilan puluh hari. Berbahagialah orang yang tetap menanti-nanti dan mencapai seribu tiga ratus tiga puluh lima hari." (Dan.12:11-12)

Kita lihat ungkapan 'korban sehari-hari' ini muncul beberapa kali dalam nubuat Nabi Daniel. Hal ini menandakan ungkapan tersebut merujuk pada sesuatu yang penting. Daniel memang menuliskan tentang apa yang terjadi dalam konteks sejarah di Babilonia pada masa itu, tapi itu juga sekaligus suatu tipologi tentang apa yang akan terjadi di akhir jaman.

Bagaimanakah orang-orang Protestan dapat memahami makna dari 'korban sehari-hari' yang digantikan oleh kebaktian fasik dan 'korban sehari-hari' yang dihapuskan atau dihentikan? Teolog Protestan yang paling cerdas sekalipun, bahkan termasuk Martin Luther jika ia hidup kembali, tidak akan dapat memahaminya karena korban sehari-hari yang dimaksudkan oleh Daniel adalah Misa Kudus yang sudah mereka tolak menurut teologi bidat mereka.

Bagaimana dengan Ortodoks? 

Mereka memang mungkin tahu bahwa yang dimaksud dengan 'korban sehari-hari' adalah Misa Kudus. Tapi mereka tidak akan dapat menemukan kapan dan bagaimana korban sehari-hari itu digantikan oleh kebaktian fasik, dan kemudian dihentikan atau dihapuskan dalam konteks Gereja Ortodoks. Penyebabnya jelas, nubuat itu sama sekali tidak berbicara tentang keadaan yang terjadi di Gereja Ortodoks yang skismatik dan sekaligus bidat. Ungkapan 'korban sehari-hari' dalam nubuat Nabi Daniel bukan merujuk pada Misa Kudus di Gereja Ortodoks!

Bagaimana dengan Katolik pendukung konsili? 

Mereka tahu bahwa yang dimaksud dengan 'korban sehari-hari' adalah Misa Kudus dan nubuat Daniel memang merujuk pada apa yang akan terjadi di dalam Gereja Katolik. Tapi Katolik pendukung konsili PASTI tidak akan sadar bahwa nubuat kebaktian fasik yang menggantikan 'korban sehari-hari' adalah digantikannya Misa Latin Tradisional dengan Misa blasteran Novus Ordo. Alasannya jelas, itu karena orang-orang Katolik pendukung konsili, yaitu semua orang Katolik yang masih mengikuti Misa blasteran Novus Ordo, mustahil dapat melihat Misa blasteran Novus Ordo sebagai suatu kebaktian fasik. Mereka juga tidak akan menyadari bahwa nubuat Nabi Daniel tentang dihentikannya 'korban sehari-hari' itu sedang digenapi dengan pembatasan dan pelarangan Misa Latin Tradisional yang sekarang sedang diupayakan oleh Paus Fransiskus!

Tapi sebaliknya, orang-orang Katolik tradisionalis yang setia pada iman para Rasul dengan mudah bisa mengerti bahwa nubuat Nabi Daniel tentang 'korban sehari-hari' sedang digenapi dengan apa yang sedang terjadi pada Misa Latin Tradisional di Gereja Katolik setelah Konsili Vatikan II!

Mengingat nubuat ini menandai masa akhir jaman yang sangat berkaitan dengan kemurtadan besar di akhir jaman, maka mereka yang tidak memahaminya, yaitu orang-orang Protestan, Ortodoks, dan Katolik pendukung Konsili Vatikan II, sangat besar kemungkinannya akan terjerumus dalam kemurtadan besar yang sudah dinubuatkan dan akan berakibat pada kebinasaan kekal.

Itu tadi baru sedikit contoh, masih banyak lagi nubuat-nubuat akhir jaman yang pasti tidak dapat dipahami kecuali dalam konteks sisa umat yang setia di dalam Gereja Katolik. Semoga dengan penjelasan sederhana ini kita bisa memahami betapa tetap berkeras untuk menjadi bagian dari Gereja Ortodoks, Protestan, dan bahkan Gereja Katolik pendukung konsili akan sangat berbahaya bagi keselamatan jiwa. 

Sekarang adalah saatnya untuk memutuskan menjadi bagian dari sisa umat yang setia, yaitu menjadi bagian dari Gereja Katolik tradisional yang menolak pembaharuan sesat Konsili Vatikan II. Alasannya jelas, itu karena nubuat-nubuat akhir jaman yang sangat penting untuk kita pahami demi keselamatan jiwa kita hanya akan dapat dipahami dengan baik dalam konteks sisa umat, bukan yang lain.

Terima kasih atas perhatian anda...

Viva Christo Rey!

 

Posting Komentar

0 Komentar