Pax vobis, salam damai dan sejahtera bagi kita semua..
Kesaksian Fr. Chad Ripperger dan Fr. Nicholas Grunner yang saya kutip di video tentang gerakan karismatik membuat banyak orang tersadar adanya buah-buah berbahaya dalam gerakan ini. Saya mendapat masukan dari beberapa orang yang menceritakan kasus kerasukan setan yang terjadi pada saat kegiatan gerakan karismatik.
Salah satunya terjadi di sebuah sekolah Katolik ternama di Sumatra kurang lebih sekitar dua tahun yang lalu. Ketika itu rombongan siswa dari sekolah tersebut sedang melakukan kegiatan retret yang sudah biasa dilakukan setiap tahun. Pada saat mereka sedang berlatih bahasa roh yang dibimbing oleh seorang suster, terjadilah kerasukan setan secara masal yang mengerikan. Akibat kejadian tersebut beberapa orang tua siswa melarang anak-anaknya untuk mengikuti kegiatan retret rombongan berikutnya.
Kejadian yang hampir sama juga dilaporkan menimpa sebuah sekolah Katolik di Jawa Timur. Siswa-siswa sekolah tersebut yang mengikuti kegiatan berlatih bahasa roh dalam sebuah retret juga mengalami kerasukan setan yang mengerikan.
Itu semua bukan kasus sepele yang dapat diabaikan begitu saja. Apalagi sampai menimpa rombongan anak-anak sekolah yang masih sangat membutuhkan bimbingan iman. Ada tertulis dalam Injil, mereka yang menyesatkan anak-anak layak dihukum mati (Mat.18:6).
Saya juga ingin menambahkan kasus serupa yang kebetulan saya saksikan sendiri secara langsung. Kejadiannya sudah cukup lama, sekitar tahun 2000, di sebuah tempat retret terkenal yaitu di Lembah K yang berlokasi di daerah Cipanas, Puncak, Jawa Barat. Kasus kerasukan setan tersebut menimpa adik kandung saya dan beberapa orang lainnya saat mereka berlatih bahasa roh yang dibimbing para frater di sebuah kapel yang ada di tempat retret tersebut.
Parahnya, menurut para frater kejadian tersebut adalah hal biasa dan sudah sering terjadi. Mungkin maksud para frater tersebut agar para peserta retret tidak menjadi panik melihat kasus tersebut. Tapi itu justru menjadi bukti yang sangat kuat bahwa kasus kerasukan setan cukup umum terjadi pada kegiatan karismatik Katolik!
Saya tidak akan heran jika orang berani bicara jujur dan tidak ada informasi yang ditutup-tutupi kasusnya akan banyak sekali!
Mengingat kasus kerasukan setan ini cukup umum dalam kegiatan karismatik Katolik, apalagi sampai menimbulkan banyak korban siswa-siswa sekolah yang mengikuti kegiatan retret, sudah seharusnya pihak hirarki Gereja mengambil tindakan. Kegiatan karismatik Katolik ini harus dievaluasi secara menyeluruh dan jujur dengan melibatkan mereka yang pro dan kontra.
Dalam dunia sekuler, kalau ada suatu produk yang mengalami cacat pada banyak sampel dan cenderung berulang, maka perusahaan yang bertanggung jawab pasti akan menarik produk tersebut agar tidak merugikan atau mencelakakan konsumen.
Lalu bagaimana dengan kasus kerasukan setan di dalam gerakan karismatik Katolik?
Kalau pihak hirarki Gereja Katolik bijaksana dan bertanggung jawab, mereka juga harus melakukan langkah yang sama: kegiatan karismatik Katolik perlu dibekukan hingga diadakan evaluasi yang menyeluruh dan tuntas. Apalagi ini menyangkut keselamatan jiwa-jiwa yang jauh lebih penting dari sekedar konsekuensi akibat mengkonsumsi produk yang cacat. Belajarlah dari kasus pedofilia! Gereja harus bertindak tegas terhadap gerakan karismatik Katolik agar jangan sampai kasus kerasukan setan yang terkait dengan gerakan ini meningkat menjadi tuntutan hukum yang sangat merugikan Gereja Katolik!
----------
Untuk lebih memahami keterkaitan kegiatan karismatik Katolik dengan berbagai kasus kerasukan setan yang terjadi pada kegiatan tersebut, saya ingin memperdalam apa yang sudah saya singgung di video sebelumnya.
Pada video yang lalu saya menyebutkan ada tiga hal yang perlu menjadi perhatian kita. Pertama, di Gereja Katolik karunia bahasa roh yang menjadi ciri khas gerakan karismatik sudah berakhir beberapa abad yang lalu. Kedua, gerakan karismatik Katolik yang ada sekarang muncul dari luar Gereja. Ketiga, adanya semangat kumbaya yang ekumenis dalam kegiatan karismatik Katolik. Pada video ini saya akan membahas dua yang pertama, sedangkan yang ketiga karena cukup panjang akan saya bahas secara terpisah pada video berikutnya.
Memang karunia bahasa roh disebutkan dalam Kitab Suci dan itu adalah salah satu karunia dari Roh Kudus. Tapi Kitab Suci juga berkata bahwa itu karunia tingkat rendah, hanya bermanfaat bagi individu, dan tidak bermanfaat untuk membangun Gereja sebagai komunitas umat beriman. Bahkan Rasul Paulus menganjurkan kita untuk mencari karunia yang lebih tinggi seperti karunia bernubuat.
Dalam kenyataannya karunia berbahasa roh ini hanya muncul di masa awal Gereja dan sejak abad keempat sudah tidak ada lagi. Ini diperkuat oleh pandangan St. Agustinus yang mengatakan Gereja Katolik sudah tidak membutuhkan lagi karunia bahasa roh ini.
Tapi pendukung gerakan karismatik tentu saja tidak setuju. Mereka menganggap karunia bahasa roh masih tetap ada, hanya saja selama beberapa abad orang telah melupakannya. Mereka beranggapan tidak mungkin Roh Kudus menghentikan karunia bahasa roh yang sudah tercatat dalam Kitab Suci.
Mengapa tidak?
Tentu kita ingat manna yang diberikan Tuhan kepada bangsa Israel selama 40 tahun mengembara di padang gurun. Bukankah Tuhan tidak legi memberikan manna setelah bangsa Israel sampai di Tanah Terjanji dan berhasil memperoleh makanan dari usaha mengolah tanahnya?
Demikian juga dengan bahasa roh!
Seperti yang ditulis oleh Rasul Paulus, bahasa roh adalah tanda bagi orang yang tidak beriman. Maka Roh Kudus memang memberikan karunia tersebut saat Gereja masih baru bertumbuh dan membutuhkan tanda bagi orang-orang tak beriman agar mereka percaya. Tapi setelah Gereja bertumbuh semakin besar dan mendapat pengakuan sebagai agama resmi Kekaisaran Romawi, bahasa roh yang kekanak-kanakan sudah tidak dibutuhkan lagi dan Roh Kudus pun tidak lagi memberikannya. Sama seperti Roh Kudus juga tidak lagi menurunkan manna untuk bangsa Israel setelah mereka sampai di Tanah Terjanji.
---
Kalaupun hari ini seluruh bangsa Israel menangis dan bersujud di hadapan Tuhan untuk memohon turunnya manna seperti di jaman Musa, Tuhan tetap tidak akan memberikannya. Turunnya manna di jaman sekarang saat orang-orang Israel dapat dengan mudah memperoleh makanan dari tanahnya yang subur hanya akan menjadi bahan tertawaan seluruh dunia.
Demikian juga dengan bahasa roh, kehadirannya di jaman ini hanya akan merendahkan Gereja Katolik di mata banyak orang. Kalaupun orang-orang Kristen di seluruh dunia sepakat bersama-sama meminta karunia bahasa roh seperti di jaman para rasul, Roh Kudus tetap tidak akan memberikannya. Mengapa? Karena berbagai karunia Roh Kudus yang jauh lebih baik dari itu sudah tersedia berlimpah!
Ketujuh karunia Roh Kudus seperti roh hikmat, roh pengertian, roh kesalehan, roh nasehat, roh pengetahuan, roh keperkasaan, dan roh takut akan Allah tersedia bagi siapapun yang memintanya. Demikian juga sakramen-sakramen yang ada di Gereja sudah memberikan semua rahmat yang dibutuhkan oleh setiap orang untuk meraih kekudusan dan menjadi layak di hadapan Tuhan. Maka Gereja Katolik memang sudah tidak membutuhkan lagi karunia bahasa roh yang kekanak-kanakan sejak berabah-abad yang lalu!
Seandainya sekarang ada sekelompok orang dari gerakan Karismatik Katolik yang mengaku memohon karunia bahasa roh dan mendapatkannya, kita bisa yakin karunia itu tidak berasal dari Roh Kudus! Apalagi untuk mendapatkannya perlu latihan khusus dan jangan lupa, ada banyak kasus kerasukan setan yang terjadi dalam gerakan karismatik! Hal itu dapat menjadi indikasi kuat bahwa karunia bahasa roh yang terjadi di jaman ini memang berasal dari kuasa kegelapan!
Selanjutnya yang harus menjadi perhatian kita adalah fakta bahwa gerakan karismatik ini berasal dari luar Gereja Katolik. Gerakan ini diawali oleh penumpangan tangan oleh Charles Fox Parham pada Agnes Ozman di Topeka Kansas, Amerika Serikat, pada tanggal 1 Januari 1901. Penumpangan tangan ini ternyata mengakibatkan Agnes Ozman mendapatkan karunia berbahasa roh. Kemudian penumpangan tangan ini diulangi pada orang-orang lain dan menghasilkan fenomena yang sama. Kegiatan ini kemudian berkembang di seluruh dunia dan akhirnya setelah Konsili Vatikan II gerakan ini juga masuk ke Gereja Katolik pada tahun 1967.
Masuknya gerakan ini diawali oleh dua orang profesor dari sebuah universitas Katolik yang terlibat pada kebaktian pentakosta dan mendapatkan penumpangan tangan. Kedua profesor ini lalu mendapatkan karunia berbahasa roh dan mereka menganggapnya sebagai pengalaman rohani yang luar biasa. Mereka lalu mengumpulkan sekelompok mahasiswa di Universitas Katolik Duquesne yang selanjutnya menjadi cikal bakal dari gerakan karismatik Katolik.
Tapi bagaikan kacang yang lupa pada kulitnya, orang-orang dari gerakan karismatik Katolik biasanya mencoba membelokkan fakta tersebut dan mulai mengarang cerita seolah-olah gerakan karismatik ini berakar dari Gereja Katolik sendiri. Kalau kita lihat di berbagai situs karismatik Katolik kita akan menjumpai kisah yang kurang lebih seragam.
Konon gerakan ini berakar dari keinginan Paus Leo XIII untuk mendorong Gereja Katolik agar terbuka pada karunia Roh Kudus melalui ensikliknya, yaitu "Divinum Illud Munus". Paus Leo XIII juga mendorong diadakannya Novena Roh Kudus setelah hari kenaikan Tuhan ke surga yang sekarang sudah menjadi bagian dari tradisi Gereja Katolik. Kemudian tepat pada tanggal 1 Januari 1901, Paus Leo XIII menyanyikan lagu "Veni Creator Spiritus" ("Datanglah Roh Pencipta"). Tindakan tersebut dimaksudkan untuk mempersembahkan abad ke 21 bagi karya Roh Kudus. Tepat pada tanggal yang sama di Amerika Serikat Agnes Ozman mendapatkan karunia bahasa roh setelah mendapatkan penumpangan tangan oleh Charles Fox Parham.
Apa yang dilakukan oleh Paus Leo XIII ini kemudian diklaim sebagai awal yang sesungguhnya dari gerakan karismatik Katolik.
Benarkah demikian? Ini omong kosong!
Faktanya memang benar, tapi keterkaitannya sama sekali omong kosong!
Apa mungkin permohonan Paus Leo XIII melalui nyanyian "Veni Creator Spiritus" dijawab oleh Roh Kudus dengan memberikan karunia bahasa roh di luar Gereja Katolik? Mungkinkah Roh Kudus bisa salah alamat begitu parah? Hanya orang-orang tak berakal sehat yang percaya itu!
Pendukung karismatik mungkin saja berdalih Roh Kudus bebas berkarya dimana saja, tidak hanya di Gereja Katolik. Ya benar, tapi karya Roh Kudus di luar Gereja PASTI mendorong mereka untuk masuk dan bersatu ke dalam Gereja Katolik. Sementara yang kita lihat dalam gerakan pentakosta tidak demikian. Dengan adanya karunia bahasa roh dan karunia-karunia roh lainnya kelompok pentakosta ini justru merasa dibenarkan dan semakin sulit untuk bergabung kembali ke dalam Gereja Katolik. Dengan demikian sudah pasti bukan Roh Kudus yang berkarya dalam kelompok mereka!
Apalagi ini diperkuat oleh pernyataan dari berbagai denominasi Lutheran di Jerman tahun 1909 yang mewaspadai fenonema roh dalam gerakan pentakosta. Dalam pernyataan tersebut mereka melihat kemiripan gerakan pentakosta dengan spiritisme yang berasal dari kuasa gelap. Mereka juga mencatat fakta adanya kasus kerasukan setan yang meyakinkan dalam gerakan pentakosta ini. Dalam kesimpulannya mereka menyatakan roh yang berkarya dalam gerakan pentakosta tidak berasal dari atas melainkan berasal dari bawah!
Jadi perlu dicatat baik-baik, kasus kerasukan setan yang saya sebut tadi tidak hanya terjadi di gerakan karismatik Katolik, tapi sudah terjadi sejak lama di kelompok-kelompok pentakosta yang menjadi pelopor dari gerakan karismatik ini. Dan sudah sejak awal gerakan ini memang dicurigai berasal dari kuasa gelap!
Cukup dengan menyodorkan fakta "roh kudus" yang salah alamat dalam menjawab permintaan Paus Leo XIII, seluruh klaim pendukung gerakan karismatik yang menganggap gerakan ini berakar dari Gereja Katolik runtuh berantakan. Faktanya, memang gerakan ini berasal dari luar Gereja Katolik dan bukan karya Roh Kudus!
Pertanyaannya: jika fenomena bahasa roh yang terjadi dalam gerakan pentakosta di luar Gereja Katolik bukan karya Roh Kudus, dimanakah jawaban Roh Kudus atas permintaan Paus Leo XIII?
Jawaban Roh Kudus atas permintaan Paus Leo XIII tentu saja banyak. Diantaranya adalah diangkatnya Paus Pius X sebagai pengganti dari Paus Leo XIII. Dengan motto kepausannya, "Memulihkan Segala Sesuatu Dalam Kristus" Paus Pius X adalah Paus terbesar di abad XX yang berhasil meletakkan dasar kokoh bagi perlawanan Gereja terhadap kesesatan modernisme!
Jawaban Roh Kudus lainnya adalah pesan-pesan Bunda Maria di Fatima pada tahun 1917 yang ditandai dengan mujizat matahari pada tanggal 13 Oktober 1917, tepat 33 tahun setelah Paus Leo XIII mendapatkan penampakan tentang iblis yang bermaksud menghancurkan Gereja Katolik dalam kurun waktu 75-100 tahun! Pesan-pesan Bunda Maria di Fatima juga mengingatkan Gereja akan bahaya kemurtadan yang mengancamnya. Sekiranya rahasia ketiga pesan Bunda Maria di Fatima dibuka seluruhnya, peringatan Bunda Maria mungkin juga mencakup bahaya pengkhianatan sebagian hirarki Gereja Katolik melalui Konsili Vatikan II.
Itulah sebagian dari karya-karya Roh Kudus yang menjadi jawaban atas permintaan Paus Leo XIII. Sebaliknya karunia bahasa roh dalam berbagai gerakan pentakosta dan yang sekarang juga ada dalam gerakan karismatik Katolik adalah karya roh yang lain, yaitu roh kegelapan alias iblis! Klaim keterkaitan gerakan karismatik dengan apa yang dilakukan oleh Paus Leo XIII hanyalah tipuan iblis untuk menyesatkan kita semua!
Pendukung gerakan karismatik Katolik mungkin akan berdalih, dalam Kitab Suci jelas dikatakan kita tidak boleh melarang orang yang berbahasa roh. Memang benar, Rasul Paulus mengatakan demikian. Tapi yang dimaksud oleh Rasul Paulus adalah karunia bahasa roh yang berasal dari Roh Kudus. Itu jelas tidak boleh dilarang...
Sebaliknya saya yakin 100% Rasul Paulus pasti melarang adanya semua karunia dari kuasa gelap yang berkarya di dalam Gereja Katolik, termasuk juga karunia bahasa roh yang ada dalam gerakan karismatik Katolik sekarang ini karena berresiko besar dapat menyesatkan banyak umat...
0 Komentar