Transkrip video:


Pax vobis, salam damai dan sejahtera..

Seperti yang saya katakan di video sebelumnya, ada tiga alasan penting mengapa gerakan karismatik Katolik tidak berasal dari Roh Kudus. Pertama, karunia bahasa roh yang menjadi ciri khas gerakan karismatik sudah berhenti sejak belasan abad yang lalu. Kedua, gerakan karismatik Katolik berasal dari gerakan pentakosta yang ada di luar Gereja Katolik. Dan ketiga, adanya semangat kumbaya yang ekumenis di dalam gerakan ini. Dua alasan pertama sudah saya bahas di video sebelumnya. Di video ini kita akan membahas alasan yang ketiga.

Untuk memahami mengapa adanya semangat kumbaya yang ekumenis ini menjadi tanda yang pasti bahwa gerakan karismatik Katolik bukan berasal dari Roh Kudus, saya akan mengajak anda untuk melihat fenomena berbagai gerakan spiritual di luar Kristen. Gerakan-gerakan spiritual tersebut juga memiliki kecenderungan semangat yang sama.

Kebetulan beberapa tahun yang lalu saya pernah menjadi praktisi berbagai kegiatan spiritual non-Kristen, seperti misalnya mengikuti kebatinan Islam, mempelajari Yoga Kriya, meditasi Zen, dan juga tenaga prana. Jadi pada video kali ini saya tidak hanya membahas masalah ini berdasarkan teori, literatur, dan logika akal sehat, tapi juga berdasarkan pengalaman langsung.

Umumnya kegiatan spiritual tersebut memiliki tiga hal ini:
1. Latihan fisik, latihan mental dan mati raga
2. Transfer energi / roh
3. Kemampuan daya batin

Bentuk dan namanya bisa berbeda-beda pada tiap kelompok atau aliran spiritual, tapi esensinya kurang lebih sama.

Latihan fisik, latihan mental, berbagai macam latihan konsentrasi dan pernafasan, dan berbagai upaya mati raga ditujukan untuk meningkatkan sensitifitas fisik dan psikis seseorang terhadap energi gaib. Bentuknya macam-macam, mulai dari berbagai gerakan yoga, gerakan tai-chi, latihan qigong, bermacam-macam jenis puasa, pantang makanan tertentu, tidak tidur selama berhari-hari, dan lain-lain. Biasanya pengaruh roh atau kekuatan gaib dalam batas tertentu sudah mulai bekerja di tahap ini.

Setelah proses latihan dan mati raga dianggap cukup selanjutnya seorang murid akan masuk ke tahap transfer energi. Kadang ada juga kelompok spiritual yang memberikan kekuatan gaib secara instan dengan cara langsung masuk ke tahapan transfer energi tanpa melalui tahap latihan ataupun mati raga.

Transfer energi atau roh ini dimaksudkan untuk mengisi tubuh seorang murid dengan kekuatan gaib tertentu melalui perantaraan seorang guru. Tata cara dan namanya bisa bermacam-macam tapi intinya sama. Kalau di yoga disebut aktivasi chakra, kalau di kebatinan Islam disebut pembukaan batin / pengisian gaib, dan sebagainya.

Setelah mendapatkan transfer energi ini biasanya seorang murid akan memiliki kemampuan spiritual tertentu. Ada yang kebal senjata tajam, memiliki kemampuan beladiri tertentu, memiliki tenaga dalam, punya kemampuan telekinesis yaitu mampu mengerakkan benda-benda dan bahkan juga orang lain tanpa menyentuh, mampu melihat hal-hal gaib, mampu mendengarkan suara gaib, rohnya dapat keluar dari tubuh (out of body experience), dan banyak lagi.

Dari sini kita bisa melihat bahwa gerakan karismatik Katolik juga memiliki pola yang kurang lebih sama. Ada latihan bahasa roh, ada proses transfer energi dalam bentuk penumpangan tangan atau baptisan roh, dan ada kemampuan spiritual seperti berbahasa roh atau kemampuan rohani lainnya.

Kesamaan-kesamaan itu bahkan juga termasuk bagian kerasukan setannya!

Di video yang lalu ketika saya memberikan fakta soal kerasukan setan yang terjadi setelah latihan bahasa roh, ada pendukung karismatik yang berkomentar hal itu terjadi akibat orang tersebut sudah terikat oleh kuasa gelap sebelumnya. Menurut mereka kuasa gelap yang sudah ada sebelumnya itulah yang termanifestasi dalam bentuk kerasukan akibat kehadiran "roh kudus" saat latihan bahasa roh, penumpangan tangan, atau saat pencurahan roh. Jadi menurut mereka kasus kerasukan yang terjadi justru menjadi bukti dari adanya karya Roh Kudus!

Nah, hal seperti itu pun juga sering terjadi pada kegiatan spiritual non-Kristen. Misalnya saja di kebatinan Islam yang saya ikuti. Jika ada murid yang sebelumnya pernah berguru di tempat lain, pada saat seorang guru melakukan pembukaan batin biasanya roh yang ada di dalam tubuh orang tersebut juga bermanifestasi dan melawan dalam bentuk kerasukan setan. Kira-kira situasinya mirip seperti apa yang terjadi pada acara-acara rukyah yang ada di TV...

Dengan demikian tak ada bukti bahwa kerasukan setan yang terjadi pada gerakan karismatik Katolik adalah akibat kehadiran Roh Kudus! Kenyataanya roh yang ada pada pak kyai dalam acara rukyah di TV, roh yang ada pada guru kebatinan Islam, atau roh yang ada pada guru yoga, juga menimbulkan fenomena kerasukan setan yang sama! Malah itu menunjukkan kelas gerakan karismatik Katolik ternyata ada pada level yang sama dengan kegiatan rukyah dan kegiatan-kegiatan klenik lain di luar Gereja!

Sekarang saya akan menjelaskan sebuah ciri khas yang secara umum ada pada kegiatan spiritual non-Kristen, yang ternyata juga melekat kuat pada gerakan karismatik, baik di kelompok pentakosta maupun di Katolik.

Ada sebuah mentalitas khas dalam kelompok tersebut yang saya sebut sebagai mentalitas gnostik. Dalam gagasan pemikiran para pengikut kegiatan spiritual, secara umum semua agama menurut cara penghayatannya dapat dibagi menjadi dua: eksoterik dan esoterik.

Yang dimaksud eksoterik adalah cara pemahaman keagamaan pada tingkat luar. Pemahaman eksoterik biasanya diwarnai dengan ritual-ritual, kewajiban-kewajiban agama, dan berbagai pemahaman yang bersifat dogmatis. Menurut mereka perbedaan semua agama pada umumnya terletak pada tataran eksoteris ini.

Sementara pada tingkatan esoteris, menurut mereka pemahaman keagamaan sudah bersifat rohani dan mendalam. Sekali lagi.. itu asumsi mereka! Pada tingkat esoteris ini perbedaan-perbedaan yang ada pada setiap agama konon menjadi tidak berarti karena semuanya akan dibawa pada kesadaran akan "roh allah" yang satu dan sama. Disinilah pada umumnya para pengikut kegiatan spiritual, termasuk gerakan karismatik, merasa memiliki pemahaman agama secara esoterik yang lebih baik ketimbang orang-orang yang menghayati agama secara eksoterik. Inilah mentalitas gnostik yang saya maksud...

Sebenarnya itu adalah ilusi penyesatan yang sama sekali tidak disadari banyak orang yang mengikuti kegiatan spiritual, termasuk para pendukung karismatik. Gagasan bahwa perbedaan agama hanya ada pada tingkat eksoterik dan tidak ada lagi pada tingkat esoterik ini membuat mereka terjebak pada semangat kumbaya yang cenderung mengabaikan semua perbedaan, bahkan termasuk juga perbedaan doktrin.

Sedikit atau banyak semangat kumbaya itu pasti ada di semua pengikut kegiatan spiritual, termasuk juga diantara para pendukung gerakan karismatik Katolik.

Sebenarnya mereka bukannya tidak tahu adanya perbedaan, mereka tetap tahu perbedaan memang ada. Tapi mereka berusaha keras mengabaikannya karena mereka sudah termakan oleh asumsi sesat mereka sendiri! Mereka beranggapan jika mereka mampu memahami agama dalam roh maka semua perbedaan yang ada di agama-agama yang berbeda itu sebenarnya tidak ada!

Karena mereka tidak ingin digolongkan sebagai orang-orang yang belum dipenuhi roh, maka mereka pun sengaja berusaha mengabaikan perbedaan-perbedaan itu dan yakin pada suatu saat semuanya akan dipersatukan oleh roh yang satu dan sama.

Tanpa sadar mereka sudah menyangkal kebenaran Injil yang mengatakan tidak ada jalan menuju kepada Bapa selain melalui Yesus Kristus. Bagi mereka semua jalan yang ditunjukkan agama apapun pada tingkat esoterik dapat menuju pada Bapa!

Mereka juga yakin bahwa pada tingkat esoterik ini agama tidak lagi dipahami dengan akal tapi sudah dipahami secara rohani yang mengatasi keterbatasan akal! Ini sebenarnya penipuan iblis yang sangat cantik... Tanpa sadar mereka masuk pada perangkap iblis yang mendorong mereka untuk meminggirkan akal sehat dalam beragama!

Maka ciri khas berikut ini ada pada semua pengikut kegiatan spiritual, termasuk pengikut gerakan karismatik, yaitu akal sehat mereka TIDAK BERFUNGSI DENGAN BAIK. Logika mereka mendadak menjadi tumpul kalau berbicara soal agama! Hampir sama parahnya dengan para kadrun... Bukan karena mereka tidak memilikinya, tapi karena mereka terus menerus dipaksa untuk meminggirkannya ketika berbicara masalah agama!

Pertanyaan kritisnya: roh apakah yang mendorong orang untuk mengabaikan perbedaan doktrin agama? Roh apakah yang membuat orang percaya Katolik dan Protestan itu dipersatukan oleh roh yang sama? Roh apakah yang membuat orang percaya Allah Tritunggal sebenarnya sama dengan Allah SWT yang menyangkal ketuhanan Yesus? Roh apakah yang mengajak orang untuk memahami agama secara rohani dengan meninggalkan akal sehat?

Jawabannya jelas: itulah roh bapa segala dusta!

Dengan dipinggirkannya akal sehat dalam beragama maka semua rencana bapa segala dusta untuk menyesatkan manusia dapat berjalan dengan baik tanpa hambatan!

Maka tidak perlu heran jika ada seorang Paus yang mencium Quran tanpa rasa bersalah, hirarki Gereja Katolik membuat kegiatan doa bersama semua agama, dan yang terbaru hirarki Gereja Katolik menghormati berhala Pachamama di dalam Basilika St. Petrus! Semangat ekumenis yang sengaja meminggirkan akal sehat adalah penyebab itu semua bisa terjadi di Gereja Katolik.

Jadi dengan melihat adanya mentalitas gnostik dan semangat kumbaya yang sangat melekat dalam gerakan karismatik, kita bisa memastikan bahwa gerakan karismatik Katolik berasal dari bapa segala dusta!

Mengapa demikian?

Jawabannya karena ekumenisme pada akhirnya bertujuan untuk membangun persatuan semua agama yang berbeda-beda ajaran dalam sebuah agama global! Itulah rencana iblis sang bapa segala dusta!

Dan itu jelas bertentangan dengan kehendak Tuhan!

Dalam Injil Tuhan kita berkata, "Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan." (Luk.11:23). Ungkapan "mengumpulkan bersama Aku" adalah membangun persatuan berdasarkan kebenaran, karena Yesus adalah kebenaran! Jelas itu bukan membangun persatuan yang sengaja mengabaikan kebenaran seperti pada persatuan ekumenis.

Tuhan ingin membangun Kerajaan-Nya dimana hanya ada satu ajaran kebenaran absolut dan tidak ada satu doktrin yang berbeda dari kebenaran boleh ada di dalamnya! Semua orang yang beragama lain atau beragama Kristen namun memiliki doktrin berbeda dengan Gereja Katolik, harus meninggalkan ajaran dan doktrin mereka yang keliru untuk dapat bersatu di dalam Kerajaan Allah!

Dengan memahami ini kita akan tahu bahwa semua yang berbau ekumenisme PASTI berasal dari kuasa gelap. Maka gerakan karismatik Katolik yang secara intrinsik memiliki semangat kumbaya yang ekumenis PASTI juga berasal dari kuasa gelap.

Saya yakin para pendukung gerakan karismatik akan sulit sekali untuk membantah ini.

Sekarang saya akan merangkum kembali ketiga alasan penting yang menjadi dasar bagi kita untuk meyakini gerakan karismatik berasal dari kuasa gelap.

Yang pertama karunia bahasa roh yang disebut-sebut oleh Rasul Paulus sudah berakhir karena Gereja Katolik sudah tidak membutuhkan lagi karunia kekanak-kanakan semacam itu. Rasul Paulus sendiri yang menulis "bahasa roh akan berhenti" (1Kor.13:8).

St. Agustinus dalam perdebatannya dengan kaum donatis juga mengatakan Gereja sudah tidak membutuhkan lagi karunia bahasa roh. Selain itu fakta sejarah menunjukkan sejak abad ke-4 bahasa roh memang sudah tidak terdengar lagi. Maka seperti juga manna yang tidak lagi turun kepada bangsa Israel setelah mereka sampai di Tanah Terjanji, demikian juga bahasa roh tidak lagi diberikan setelah Gereja makin bertumbuh dewasa.

Seorang pendukung gerakan karismatik mencoba membantah ini dengan menunjukkan sebuah tulisan yang menyatakan St. Fransiskus Xaverius memiliki karunia bahasa roh dan menggunakannya untuk mewartakan Injil kepada berbagai bangsa. Sayangnya karunia yang dimiliki St. Fransiskus Xaverius itu tidak sama dengan bahasa roh yang dimaksud oleh Rasul Paulus dan menjadi rujukan dalam gerakan karismatik. Karunia yang dimiliki St. Fransiskus Xaverius lebih dekat pada karunia berbahasa asing yang didapat oleh para Rasul saat pentakosta.

Karena penulisnya mencampur-adukkan karunia berbahasa asing dalam Kis.2:4 dan karunia bahasa roh yang dimaksud oleh Rasul Paulus, maka tentunya teks tersebut tidak dapat dipercaya. Fakta karunia bahasa roh sudah berakhir karena Gereja sudah tidak membutuhkannya tetap tidak terbantah. Dengan demikian karunia bahasa roh yang ada dalam gerakan karismatik tentunya tidak berasal dari Roh Kudus!

Yang kedua, gerakan karismatik ini berasal dari LUAR Gereja Katolik. Upaya pendukung karismatik yang ingin menunjukkan gerakan karismatik berakar dari keinginan Paus Leo XIII untuk membuka Gereja pada karya Roh Kudus sudah saya bantah telak di video sebelumnya. Jadi faktanya memang gerakan ini berasal dari gerakan pentakosta yang bahkan oleh kelompok Lutheran di Jerman sejak tahun 1909 sudah dinyatakan berasal dari kuasa gelap. Maka mustahil gerakan karismatik ini berasal dari Roh Kudus.

Jika kedua alasan sebelumnya menegaskan gerakan karismatik berasal dari kuasa gelap, di video ini saya juga menunjukkan bahwa gerakan karismatik selaras dengan agenda iblis! Adanya semangat kumbaya yang ekumenis pada gerakan karismatik menunjukkan gerakan ini juga selaras dengan agenda iblis yang ingin membangun sebuah agama global melalui semangat ekumenisme!

Jika awalnya sudah terbukti berasal dari kuasa gelap dan tujuannya juga sejalan dengan agenda iblis, masih layakkah gerakan karismatik terus dibiarkan menyesatkan banyak orang dengan alasan buah-buahnya yang baik?

Rasul Paulus mengajarkan kita tidak bisa mengharapkan buah yang baik dari sesuatu yang jahat (Rm.3:8)! Maka kitapun tidak bisa mengarapkan buah yang baik dari gerakan karismatik Katolik karena gerakan tersebut sudah amat jelas berasal dari kuasa gelap. Terkecuali, para pendukung gerakan karismatik bisa membantah tiga alasan yang saya sampaikan tadi seluruhnya!

Terima kasih atas perhatian anda...

Viva Christo Rey!

Posting Komentar

0 Komentar