Transkrip video:
Pax vobis, salam damai dan sejahtera bagi kita semua...
Di awal-awal keberadaannya, channel CN banyak sekali membuat video-video yang mengkritik agama Islam. Akibatnya banyak orang Kristen termasuk Katolik yang mendukung dan bersimpati. Namun setelah channel CN mulai mengkritisi keadaan di Gereja Katolik, keadaan menjadi berbalik. Banyak sekali muncul komentar-komentar negatif, bahkan berbagai ancaman dari mereka yang dulunya setia mendukung channel CN.
Ini tentu menimbulkan keprihatinan. Betapa cukup banyak diantara orang Kristen, termasuk Katolik, yang lebih suka membongkar kesalahan dan kelemahan orang lain dari pada mengkoreksi diri sendiri. Padahal keberanian mengkoreksi diri sendiri jauh lebih penting bagi iman kita dan sekaligus merupakan tanda kedewasaan.
Sebenarnya mudah saja memilih untuk tetap disukai banyak pendukung dengan bersikap diam terhadap apa yang terjadi di Gereja. Tapi diam terhadap kesesatan berarti mendukungnya, itu kata Paus St. Felix III. Maka channel CN memilih tetap untuk bersikap kritis terhadap Gereja Katolik pasca-konsili! Meski untuk itu harus rela kehilangan banyak pendukung!
Salah satu tuduhan yang paling sering dilontarkan adalah channel CN pembawa perpecahan.
Ini menarik....
Memang berbagai konten CN yang kritis terhadap Gereja Katolik pasca-konsili telah memicu pro dan kontra. Tapi apakah itu harus dianggap sebagai pembawa perpecahan?
Orang seperti Arius, perkataan dan pandangan unitariannya menimbulkan pro dan kontra yang membawa perpecahan. Demikian juga Martin Luther, upaya reformasinya menimbulkan perbantahan dan terbukti menghasilkan perpecahan yang tidak terbendung, bahkan diantara pendukungnya sendiri. Tapi perkataan Tuhan kita Yesus Kristus juga telah menimbulkan perbantahan diantara bangsa Yahudi, meski yang dinyatakan-Nya adalah sepenuhnya kebenaran!
Jadi penyebab perbantahan atau pro dan kontra ada dua, bisa karena kesesatan bisa juga karena kebenaran! Sejauh ini tidak ada yang dapat membuktikan channel CN mengajarkan kesesatan. Satu-satunya tuduhan yang paling sering dilontarkan dan memang benar adalah CN menolak Konsili Vatikan II. Itu saja!
Ironisnya, bukan CN tapi justru Konsili Vatikan II itulah pembawa perpecahan Gereja Katolik yang sesungguhnya!
Sejak Konsili Vatikan II Gereja Katolik terbagi menjadi dua, mereka yang setia pada ajaran tradisional Gereja dengan menolak Konsili Vatikan II dan mereka yang terbuka pada perubahan jaman sesuai semangat Konsili Vatikan II. Ini secara simbolik ditunjukkan dengan adanya dua jenis liturgi Misa, Forma Ordinaria alias Novus Ordo dan Forma Extra-Ordinaria atau Misa Latin Tradisional.
Lex Orandi Lex Credendi, cara kita berdoa menentukan iman kita! Maka dua liturgi misa yang berbeda inipun sesungguhnya menunjukkan teologi yang berbeda dan bahkan iman yang berbeda! Itulah perpecahan yang diakibatkan oleh Konsili Vatikan II...
Sebagian orang mengira perubahan yang dibawa oleh KVII tidak mengubah ajaran Gereja, hanya mengubah pendekatan pastoral Gereja agar sesuai dengan perkembangan jaman.
Itu propaganda bohong para pendukung konsili untuk mendapatkan legitimasi bagi kesesatan mereka!
Faktanya, Gereja konsili yang selalu berubah mengikuti perkembangan jaman, membuka diri dan berdialog dengan dunia membuatnya mengabaikan kehendak Tuhan demi mengikuti keinginan dan kehendak dunia!
Lebih jauh lagi, untuk dapat menjadi hamba dari keinginan dunia Gereja konsili memang membutuhkan teologi baru yang tidak berasal dari Tuhan! Ini membuat ajaran Gereja konsili sedikit demi sedikit akan makin berbeda dari ajaran Gereja Katolik yang benar!
Paus Paulus VI merangkum semangat konsili ini sebagai berikut, "Perkataan penting dari konsili ini adalah kebaruan dan pembaharuan..." Ini menegaskan Gereja konsili akan terus-menerus mengubah ajaran Gereja Katolik sesuai perkembangan jaman!
Entah sadar atau tidak, para pendukung Gereja konsili telah membuat diri mereka ada di bawah kutukan Rasul Paulus (Gal.1:8-9) karena dengan sengaja berani mengubah ajaran Gereja Katolik yang sejak jaman para rasul dijaga ketat dari segala perubahan.
Keinginan Gereja konsili untuk menjalin persahabatan dengan dunia saja sebenarnya sudah melanggar perintah Kitab Suci:
Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah. (Yak.4:4).
Bahkan Tuhan kita mengatakan, "Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan..." (Mat.6:24). Maka Gereja pun sesungguhnya tidak dapat mengabdi pada kehendak Allah dan sekaligus kehendak dunia! Disinilah Konsili Vatikan II melalui semangat aggiornamento-nya dengan amat jelas telah membawa perpecahan di dalam Gereja Katolik, yaitu Gereja konsili yang mengabdi pada kehendak dunia dan Gereja Katolik tradisional yang berusaha tetap setia mengabdi pada kehendak Tuhan!
Dalam Injil, Tuhan kita menggambarkan perpecahan ini sebagai ladang yang ditumbuhi gandum dan lalang!
Kita bisa melihat salah satu perbedaannya yang mendasar...
Gereja Katolik tradisional merindukan persatuan Kristen dengan mempersatukan semua gereja dan denominasi Kristen non-Katolik kembali ke dalam Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik. Ini seperti yang tertulis dalam ensiklik "Mortalium Animos" dari Paus Pius IX. Itulah persatuan Kristen tanpa ekumenisme yang dikehendaki Tuhan ketika Dia berkata:
"Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala..." (Yoh.10:16).
Tapi Gereja konsili menginginkan persatuan Kristen dengan cara yang sesat, tidak pernah diajarkan siapapun dalam sejarah Gereja Katolik, dan meniru gagasan dari denominasi Protestan, yaitu dengan membangun persatuan ekumenis yang didasarkan pada kompromi dan toleransi di antara semua gereja dan denominasi Kristen!
Itu sebabnya Gereja konsili mengembangkan pemahaman baru tentang Gereja Kristus. Jika sebelumnya Gereja Kristus ADALAH Gereja Katolik, sekarang melalui Konsili Vatikan II mereka mengubahnya dengan mengatakan Gereja Kristus ada di dalam Gereja Katolik. Secara implisit itu berarti Gereja Kristus juga ada di gereja-gereja lain sehingga hal itu dapat menjadi dasar bagi persatuan Kristen secara ekumenis!
Tapi benarkah persatuan Kristen yang dimaksud oleh Gereja konsili berakhir di dalam Gereja Kristus?
Sama sekali tidak, karena Gereja Kristus tidak membenarkan adanya kompromi terhadap kebenaran dan toleransi terhadap kesesatan! Tidak satu iota pun kesesatan boleh ada di dalam Gereja-Nya! Dengan demikian persatuan Kristen yang diwujudkan Gereja konsili adalah persatuan palsu yang akan berakhir di dalam Gereja Antikristus!
Selanjutnya Gereja Antikristus ini akan dipersatukan dengan semua agama sesat lainnya dalam ekumenisme global yang berujung pada satu agama global hasil rancangan bapa segala dusta! Kita bisa melihat bagian pendahuluan dari rencana ini dalam kegiatan doa bersama semua agama di Asisi pada tahun 1986 yang digagas oleh Paus "Santo" Yohanes Paulus II.
Jadi sekarang kita tahu bahwa pembawa perpecahan di dalam Gereja Katolik yang sesungguhnya adalah Konsili Vatikan II!
Tapi selama bertahun-tahun umat Katolik di Indonesia tidak menyadari perpecahan ini karena propaganda yang sukses dari Gereja konsili! Mereka berhasil meyakinkan semua orang Katolik, baik hirarki maupun awam, bahwa Konsili Vatikan II adalah karya dari Roh Kudus! Padahal, mustahil karya Roh Kudus berbuah perpecahan dan berbagai kerusakan di dalam Gereja!
Kalau sekarang channel CN bersuara kritis dan membuka mata banyak orang terhadap kebohongan dan kesesatan Konsili Vatikan II, mengapa channel ini dituduh membawa perpecahan?
Konsili Vatikan II adalah pembawa perpecahan sesungguhnya! Sedangkan channel CN hanya berupaya membuka mata banyak orang terhadap kenyataan pahit ini!
Sekarang banyak orang yang mulai sadar bahwa Gereja Katolik yang kita cintai ini sedang terpecah bagaikan ladang yang ditumbuhi gandum dan lalang! Gandum berasal dari benih yang disebarkan Tuhan kita sedangkan lalang berasal dari kesesatan yang ditanamkan si jahat melalui Konsili Vatikan II.
Gandum adalah simbol dari Gereja Katolik tradisional yang setia pada ajaran Tuhan dan mengabdi pada kehendak-Nya. Sedangkan lalang adalah simbol dari Gereja konsili yang mengabdi pada kehendak dunia dan sampai hari ini tidak pernah berhenti membawa kerusakan demi kerusakan di dalam Gereja Katolik!
Sekarang pilihan ada di tangan kita masing-masing. Memilih menjadi lalang yang akan dikumpulkan untuk dibakar atau menjadi gandum yang akan dipanen untuk mengisi lumbung rumah Tuhan? Memilih Gereja Konsili yang melayani kehendak dunia atau Gereja Katolik tradisional yang melayani kehendak Tuhan?
Terima kasih atas perhatian anda..
Viva Christo Rey!
0 Komentar