Sinode Sesat dan Kotak Pandora Sesungguhnya


 Transkrip:

Salam damai dan sejahtera bagi kita semua..

Mungkin anda masih ingat, di bulan Oktober tahun lalu channel Crusader Network meng-upload video yang berisi wawancara Kardinal Gerhard Muller dengan Raymond Arroyo dari EWTN. Dalam wawancara tersebut Kardinal Gerhard Muller menyebut proses sinodalitas yang digagas Paus Fransiskus sebagai "Hostile takeover.." atau kudeta jahat terhadap Gereja Kristus.

Tidak lama kemudian almarhum Kardinal George Pell sebelum meninggal sempat berkomentar bahwa seluruh proses sinodalitas gagasan Paus Fransiskus adalah "toxic nightmare" atau mimpi buruk berracun.

Kemudian baru-baru ini dalam sebuah surat gembalanya, Uskup Joseph Strickland dari Tyler-Texas, mengingatkan umatnya tentang adanya upaya berbahaya untuk mengubah ajaran iman Gereja. Tentu saja secara implisit yang dimaksud adalah proses sinodalitas yang sedang berlangsung di depan mata. Dalam suratnya Uskup Joseph Strickland mengatakan mereka yang setia pada tradisi dan tidak setuju pada perubahan mungkin akan disebut sebagai skismatik, tetapi sesungguhnya mereka yang mengubah ajaran Gereja itulah yang skismatik!

Dan terakhir, baru-baru ini terbit sebuah buku berjudul "The Synodal Process Is a Pandora's Box: 100 Questions & Answers" dimana Kardinal Raymond Burke menulis kata pengantarnya. Kardinal Raymond Burke menulis demikian, "Sinodalitas dan kata sifatnya, sinodal, telah menjadi slogan-slogan di balik revolusi yang berupaya mengubah secara radikal pemahaman diri Gereja, sesuai dengan ideologi kontemporer yang banyak menyangkal apa yang selalu diajarkan dan dipraktekkan Gereja..."

Singkatnya, dalam kurun waktu setahun terakhir ini para gembala Gereja Katolik mulai menyadari bahaya besar dari proses sinodalitas yang digagas oleh Paus Fransiskus. Suatu bahaya besar terjadinya revolusi senyap dalam Gereja yang akan mengubah fondasi iman, moral, bahkan struktur Gereja sehingga membuatnya sama sekali berbeda dari Gereja Katolik yang diwariskan pada kita sejak jaman para Rasul.

Walaupun para gembala yang bersuara lantang mengingatkan kita akan bahaya proses sinodalitas hanyalah sebagian kecil dari ribuan gembala Gereja, setidaknya kita perlu bersyukur mulai ada gembala-gembala yang sadar akan bahaya yang sedang mengancam Gereja Katolik. Kita layak bersyukur terutama karena masih ada gembala sejati diantara ribuan gembala upahan yang diam ketika domba-domba digiring ke tempat pembantaian!

Sekarang kesimpulan ini sudah semakin jelas: proses sinodalitas yang digagas Paus Fransiskus adalah upaya berbahaya dan jahat yang akan mengubah iman, moral, bahkan struktur Gereja Katolik. Upaya jahat ini harus kita tolak! Proses sinodalitas adalah manifestasi dari kemurtadan besar yang sudah dinubuatkan dalam Kitab Suci (2Tes.2:3).

Tapi keliru kalau kita melihat masalah yang terjadi di Gereja Katolik sekarang ini disebabkan oleh proses sinodalitas. Itu sama kelirunya dengan melihat skandal Pachamama dan penandatanganan dokumen sesat "Human Fraternity" hanyalah kesalahan Paus Fransiskus! 

Apa yang dilakukan Paus Fransiskus dalam skandal Pachamama maupun dalam kasus "Human Fraternity" hanyalah melanjutkan apa yang sudah dilakukan oleh Paus Yohanes Paulus II dengan skandal doa bersama di Asisi dan juga tindakannya mencium Quran. Sementara itu tindakan Paus Yohanes Paulus II hanyalah upayanya untuk menerapkan semangat ekumenisme Konsili Vatikan II.

Begitu juga proses sinodalitas yang digagas Paus Fransiskus sebenarnya hanyalah konsekuensi logis dari semua gagasan perubahan atas nama "aggiornamento" yang muncul dari Konsili Vatikan II! Jadi akan percuma kalau kita mengkritisi atau menolak proses sinodalitas yang sedang berlangsung TETAPI kita tidak juga mau menyadari bahwa akar dari semua itu adalah Konsili Vatikan II! Itu akan seperti dokter yang hanya meringankan gejala penyakit tanpa mengobati sumber penyakit! Upayanya hanya akan sia-sia karena tidak lama sesudah itu gejala penyakit akan kembali muncul semakin buruk.

Anda masih tidak yakin Konsili Vatikan II bermasalah?

Kunci penting untuk memahami kekeliruan Konsili Vatikan II adalah dokumen konstitusi dogmatik Dei Verbum 8. Jelas dalam teks tersebut dikatakan "Sebab dalam perkembangan sejarah gereja tiada hentinya menuju kepenuhan kebenaran ilahi, sampai terpenuhilah padanya sabda Allah." Artinya Konsili Vatikan II meyakini bahwa Gereja Katolik BELUM MEMILIKI KEPENUHAN KEBENARAN sehingga perlu terus-menerus terbuka pada perubahan untuk melengkapinya.

Inilah teks asli inspirasi iblis dan kotak pandora sesungguhnya dari segala krisis yang terjadi di Gereja Katolik!

Yang benar, Gereja Katolik sudah menerima kepenuhan kebenaran! Gereja Katolik sudah menerima seluruh Sabda Allah yang perlu bagi keselamatan! Tugas Gereja Katolik adalah menyatakan kebenaran yang sama dari jaman ke jaman sampai kedatangan Tuhan! Gereja Katolik tidak pernah diutus atau mendapat inspirasi Roh Kudus untuk melengkapi kebenaran yang telah diterima-Nya dari Kristus melalui para Rasul.

Maka dari itu Rasul Paulus mengutuk siapapun yang berani mengajarkan ajaran berbeda dari apa yang telah diajarkan oleh para Rasul (Gal.1:8-9).

Dengan demikian teks konstitusi dogmatik Dei Verbum 8 yang membuka peluang bagi segala perubahan dan penambahan ajaran Gereja dengan alasan untuk mencapai pemenuhan kebenaran, sudah pasti bukan dari inspirasi Roh Kudus. Sebaliknya, teks tersebut sangat besar kemungkinannya berasal dari iblis!

Jika anda pendukung Konsili Vatikan II, entah awam ataupun klerus, kami undang anda untuk membantah pernyataan kami tentang Dei Verbum 8 ini di bagian komentar!

Terima kasih atas perhatian anda...

Viva Christo Rey!


Posting Komentar

0 Komentar