Gereja Katolik Sedang DIhancurkan, Haruskah KIta Diam Saja?




Transkrip video:

Salam damai dan sejahtera bagi kita semua...

Vatikan mengumumkan pada hari Rabu (26 April 2023) bahwa akan ada orang awam yang berpartisipasi sebagai anggota dengan hak pilih dalam pertemuan Sinode untuk Sinodalitas bulan Oktober, sebuah terobosan dari kebiasaan sebelumnya dimana orang awam dapat berpartisipasi tanpa hak pilih.

Demikianlah cuplikan berita yang dikutip dari CatholicFamilyNews.com
(Link berita ada di keterangan video)

Perubahan tadi adalah bagian dari rencana Paus Fransiskus untuk melibatkan 70 orang bukan Uskup yang memiliki hak pilih dalam sinode para Uskup. Aneh tapi nyata, sekarang sinode Uskup bisa melibatkan orang-orang yang bukan Uskup tapi memiliki hak pilih yang sama dengan para Uskup. Mereka adalah para imam, diakon, biarawati, dan awam. Selain dari itu, 50% dari anggota sinode yang bukan Uskup tersebut adalah perempuan, dan keberadaan orang muda juga harus terwakili.

Tak dapat disangkal lagi, ini adalah revolusi terbaru dari Gereja Konsili. Inilah salah satu buah dari Konsili Vatikan II yang menyesatkan. Perubahan ini semakin memperjelas tujuan hirarki pendukung konsili di bawah pimpinan Paus Fransiskus untuk mengubah struktur Gereja Katolik secara radikal. Struktur Gereja Katolik yang seharusnya hirarkis-monarkis diubah menjadi demokratis sebagaimana layaknya lembaga-lembaga sekuler. Dengan perubahan ini Gereja Katolik nantinya akan semakin mirip dengan Gereja Anglikan yang saat ini tidak hanya memiliki imam-imam perempuan, tapi juga uskup perempuan. 

Tidak hanya itu, perubahan struktur Sinode Uskup ini nantinya akan mempermudah upaya untuk mengakomodasi banyak perubahan-perubahan yang lebih radikal dengan alasan mengikuti tuntutan dan kebutuhan jaman. Seperti misalnya semakin lunaknya ajaran Gereja tentang LGBT, perceraian, kontrasepsi, atau bahkan juga aborsi dan euthanasia. Juga ajaran Gereja akan semakin diselaraskan dengan agenda globalis, seperti upaya membangun kesadaran terhadap masalah keadilan-sosial dan lingkungan demi peradaban berkesinambungan, ekumenisme semua agama untuk perdamaian, dan sebagainya.

Mungkin itulah wajah Gereja Katolik yang diinginkan oleh dunia, yaitu Gereja Katolik yang selaras dengan nilai-nilai dunia yang terus berubah mengikuti perkembangan jaman.

Tapi apakah itu wajah Gereja Katolik yang dikehendaki Tuhan? Pastinya tidak!

Tuhan mendirikan Gereja-Nya sebagai sarana untuk mewartakan Sabda-Nya yang sama dari jaman ke jaman demi keselamatan jiwa-jiwa. Tapi sekarang, dengan merujuk pada semangat pembaharuan Konsili Vatikan II, Paus Fransiskus telah merusaknya dan membuat Gereja Katolik lebih mirip organisasi sekuler yang mengurus masalah kemanusiaan, keadilan-sosial, dan lingkungan, dengan kebijakan atau prinsip yang terus berubah mengikuti dinamika perkembangan jaman. 

Lebih jauh lagi, dengan mengubah sistem hirarkis-monarkis menjadi demokratis kini Gereja Katolik tidak lagi mendengarkan suara Tuhan dari atas, melainkan mendengarkan suara manusia dengan segala keinginan dan kecenderungan dosanya. Fakta ini semakin menegaskan tujuan dari semangat Konsili Vatikan II yang sesungguhnya, yaitu mengubah pusat Gereja Katolik tidak lagi pada Tuhan dan Sabda-Nya tetapi pada manusia. 

Itu jelas melawan kehendak Tuhan!

Gereja Katolik setelah Konsili Vatikan II bagaikan garam yang sudah tidak asin lagi, yang sudah tidak ada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak-injak orang!

Pertanyaannya:

Dengan segala perubahan yang terjadi sejak Konsili Vatikan II berakhir hingga sekarang, masihkah ada yang meyakini Gereja Katolik saat ini sedang baik-baik saja?
Masihkah ada yang menyangkal itu bukan tanda-tanda terjadinya kemurtadan besar yang sudah dinubuatkan?
Haruskah kita tetap diam dan mengikuti arus?
Atau, kita punya pilihan lain yang sejalan dengan kehendak Tuhan?

Silahkan tulis tanggapan anda tentang masalah ini di kolom komentar.

Terima kasih atas perhatian anda...

Viva Christo Rey!

 

Posting Komentar

0 Komentar