Salam damai dan sejahtera bagi kita semua...
Setelah Konferensi Uskup Belgia menerbitkan ritus resmi untuk pemberkatan pasangan LGBT, muncul banyak kritikan keras terhadap mereka. Selain dari Uskup Agung Vigano seperti yang sudah ditampilkan pada video sebelumnya, kritikan keras juga muncul dari klerus-klerus konservatif seperti Kardinal Gerhard Muller dari Jerman, Kardinal Francis Arrinze dari Nigeria, dan Kardinal Willem Eijk dari Belanda.
Dalam kritikannya Kardinal Gerhard Muller mengatakan, "Kebenaran Allah yang Diwahyukan, yang dicatat secara utuh dan tidak menyimpang oleh Gereja dalam 'ajaran para rasul', tidak dapat diganti, ditambah atau dikoreksi oleh ilmu spekulatif atau empiris apa pun yang berasal dari dari akal manusia." Lalu Kardinal Arrinze mengatakan, "Bahkan jika tujuannya adalah untuk membantu pasangan homoseksual secara pastoral, itu adalah kesalahan para Uskup. Kitab Suci menyatakan tindakan homoseksual sebagai tindakan kebejatan moral..." Sementara itu Kardinal Willem Eijk menegaskan, "Situasi yang secara objektif salah dari sudut pandang moral tidak dapat diberkati."
Berbagai kritikan tersebut akhirnya membuat Uskup Johan Bonny dari Antwerp, Belgia, membuat pernyataan publik untuk membela sikap Konferensi Uskup Belgia. Dalam wawancaranya dengan website resmi Konferensi Uskup Jerman, Uskup Johan Bonny mengatakan, "... saya tahu bahwa pedoman kami untuk memberkati pasangan homoseksual, yang baru-baru ini kami terbitkan, sejalan dengan pandangan Paus Fransiskus.”
Pernyataan Uskup Johan Bonny tersebut dikutip dari sebuah artikel di lifesitenews yang bertajuk, "Uskup Belgia Mengklaim Paus Fransiskus Menyetujui Ritual Pemberkatan Pasangan Homoseksual"
Memang persetujuan yang diklaim oleh Uskup Johan Bonny bukanlah pernyataan langsung dari Paus Fransiskus. Tapi jika pernyataan tersebut tidak benar, tentu akan ada protes dari Vatikan atau bahkan dari Paus Fransiskus sendiri. Sebaliknya, selama tidak ada bantahan apapun maka pernyataan Uskup Johan Bonny dapat kita anggap benar. Alasannya jelas, ini bukan pernyataan dari seorang blogger, youtuber, atau jurnalis, ini pernyataan dari seorang Uskup Gereja Katolik!
Sebenarnya kita juga tidak perlu heran kalau ternyata memang benar Paus Fransiskus mendukung ritus pemberkatan pasangan LGBT. Pada bulan Mei 2018, seorang imam dari Perancis, Fr. Daniel Duigou, juga mengatakan bahwa Paus Fransiskus mendukung upayanya untuk memberkati pasangan-pasangan LGBT. Selain itu, dukungan Paus Fransiskus pada ikatan sipil bagi pasangan LGBT sebagaimana yang diungkapkan dalam sebuah film dokumenter tahun 2020, lalu kedekatan dan dukungannya terhadap tokoh-tokoh Katolik pembela gaya hidup LGBT seperti Fr. James Martin dan Suster Jeannine Gramick, cukup menjadi indikasi kuat bahwa Paus Fransiskus memang menginginkan sikap Gereja Katolik yang lebih terbuka pada gaya hidup dan perilaku LGBT.
Sekali lagi, jika tidak ada bantahan tegas dari Vatikan atau dari Paus Fransiskus sendiri terhadap pernyataan Uskup Johan Bonny, maka kita harus menerima fakta bahwa Paus Fransiskus memang mendukung pemberkatan pasangan LGBT. Setidaknya secara tidak langsung. Ini juga sejalan dengan pernyataan dari Paus St. Felix III, "Tidak menentang suatu kekeliruan, sama dengan mendukungnya."
Jika ini benar, maka keadaan ini makin menegaskan fakta bahwa saat ini kita memang sedang berada dalam proses terjadinya kemurtadan besar menjelang akhir jaman sebagaimana yang sudah dinubuatkan dalam Kitab Suci (Luk.18:8, 2Tes.2:3).
Kita tentu tidak mau mengambil resiko bagi keselamatan jiwa kita dengan tetap ikut arus dalam proses pemurtadan ini. Oleh karena itu kita tidak punya pilihan lain selain menegaskan tekad kita untuk tetap setia pada ajaran iman Katolik tradisional yang diwariskan oleh para Rasul.
Itu artinya kita harus berani tegas menolak Konsili Vatikan II dan seluruh pembaharuan yang diakibatkannya. Pastinya, itu adalah sebuah pilihan yang sangat berat dan mutlak membutuhkan pertolongan Tuhan melalui hidup doa setiap hari.
Terima kasih atas perhatian anda...
Viva Christo Rey!
0 Komentar