Kesesatan SOLA SCRIPTURA Yang Menjerumuskan Protestan Dalam Kedunguan Iman Yang Membinasakan


Transkrip:

Salam damai dan sejahtera...

Dari beberapa komentar di video-video CN yang membahas soal sola-scriptura, sangat terlihat kesulitan dari teman-teman Protestan untuk melihat prinsip sola-scriptura ini sebagai kesesatan berbahaya yang menghalangi mereka untuk menerima kebenaran yang utuh.

Padahal kegagalan sola-scriptura itu sudah jelas dari Kitab Suci sendiri, misalnya Injil Yohanes yang dengan amat gamblang menyatakan bahwa hanya sebagian saja perkataan dan perbuatan Tuhan Yesus yang dicatat dalam Kitab Suci (Yoh. 21:25). Ini saja sudah menunjukkan prinsip sola-scriptura membuat Protestan mustahil menerima seluruh kebenaran.

Meskipun kita asumsikan seluruh Sabda Tuhan sudah tertulis seluruhnya dalam Kitab Suci, distorsi atau kekeliruan dalam proses penyalinan dan penterjemahan sudah pasti membuat pesan dalam semua Kitab Suci yang ada pada hari ini tidak mungkin sama persis dengan apa yang ditulis oleh para penulis Kitab Suci. Dengan demikian kebenaran utuh juga gagal dimiliki Protestan. Ini fakta ilmiah yang tidak bisa disangkal.

Konsekuensi logisnya, prinsip sola-scriptura sudah pasti bertentangan dengan janji Tuhan bahwa seluruh Sabda-Nya akan terjaga utuh sampai akhir jaman. Sampai detik ini tidak ada satu pun Protestan yang dapat memberikan jawaban, di gereja Protestan manakah kebenaran yang utuh itu tetap terjaga sesuai janji Yesus Kristus? Tapi toh fakta ini tidak juga menyurutkan semangat orang Protestan untuk tetap berpegang pada prinsip sola scriptura.. 

Saya yakin orang Protestan tidak akan berani menghujat Tuhan dengan menyatakan Tuhan gagal memenuhi janji untuk menjaga Sabda-Nya tetap utuh. Orang Protestan pasti tetap percaya bahwa janji Tuhan itu tetap tergenapi. Tapi entah dimana janji itu digenapi buat Protestan tidak penting, yang paling penting adalah tetap berpegang pada sola-scriptura supaya jangan menjadi Katolik. Dengan demikian prinsip ABK, Asal Bukan Katolik, itu lebih mendominasi proses berpikir dan beriman orang Protestan. Memang menyedihkan, tapi itulah faktanya...

Satu akibat penting dari kegigihan Protestan pada prinsip sesat sola scriptura ini adalah, mereka tidak mampu melihat perlunya memiliki kebenaran yang utuh. Padahal tanpa kebenaran yang utuh Protestan gagal mendapatkan manfaat dari karya penebusan Yesus Kristus yang bertujuan untuk memulihkan kemanusiaan agar kembali menjadi serupa dengan citra Tuhan.

Dalam kotbah di bukit, perintah Tuhan sangat jelas:
"Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." (Mat.5:48).

Tuhan Yesus menuntut kita tidak hanya sekedar menjadi orang baik, tapi menjadi sempurna seperti Bapa di surga.

Apa bisa Protestan memenuhi perintah ini dengan ajaran mereka yang tidak lengkap itu? Sudah pasti mereka akan gagal memenuhi ini. Tuhan Yesus menyatakan seluruh kebenaran kepada para Rasul dan mengutus Roh Kudus untuk menjaganya tetap utuh di dalam Gereja Katolik dengan tujuan agar kodrat manusia dapat dipulihkan kembali menjadi sempurna seperi Bapa di surga. Ironisnya, Protestan malah mengabaikannya demi mempertahankan sola scriptura. Kalau ada orang Protestan yang ingin membantah pernyataan ini, silahkan tuliskan di kolom komentar atau buat video bantahan yang isinya menjelaskan bagaimana sola scriptura dapat membawa manusia pada kesempurnaan seperti Tuhan. 

Mengapa Protestan pasti gagal memenuhi tuntutan Tuhan kita dalam Mat.5:48?

Menjadi sempurna seperti Bapa di surga adalah menjadi seperti Yesus. Dua tahap paling penting yang dibutuhkan untuk itu adalah pengudusan dan meneladani hidup Yesus.

Untuk proses pengudusan, kita membutuhkan Sakramen Ekaristi. Dengan menerima Tubuh dan Darah Yesus Kristus, kita sebenarnya berproses untuk menjadi kudus. Sakramen Ekaristi ada di Gereja Katolik sebagai bagian dari Tradisi Suci, tapi justru ditolak oleh Protestan karena sola-scriptura.

Selain Ekaristi, untuk pengudusan manusia juga butuh hidup doa yang kuat. Ketika murid-murid-Nya mengeluh tidak dapat mengusir setan jenis tertentu, Tuhan berkata, "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa." (Mrk. 9:29). Untuk dapat mengusir setan yang kuat orang perlu menjadi kudus, dan untuk menjadi kudus orang harus punya hidup doa yang cukup. Protestan yang mengandalkan Kitab Suci hanya dapat mengajarkan hidup doa yang sangat dangkal dan tidak memadai. Bandingkan ini dengan Gereja Katolik yang sangat kaya akan tradisi hidup doa, mulai dari Doa Rosario yang menjadi doa kesayangan umat Katolik hingga latihan rohani ignasian dan doa-doa kontemplatif yang dipraktekkan di berbagai biara. Itu semua adalah buah dari Tradisi Suci yang ditolak Protestan.

Yang terakhir, mengikuti teladan Yesus Kristus. Hanya dengan berdasarkan Kitab Suci saja, apakah bisa Protestan mengajarkan bagaimana meneladani hidup Yesus? Sepertinya mustahil orang Protestan dapat mengikuti teladan hidup Yesus hanya berdasarkan perkataan dan perbuatan-Nya yang tercatat dalam Kitab Suci. Selain itu, Protestan juga tidak punya sarana pengudusan yang diperlukan sebelum masuk ke tahap ini.

Sebaliknya di Gereja Katolik ada penolong yang sangat penting agar manusia dapat meneladani hidup Yesus, yaitu Bunda Maria. Tidak ada manusia yang lebih mengenal Yesus selain Bunda Maria. Dengan menerimanya sebagai ibu serta mohon pertolongannya, Bunda Maria akan membimbing kita dengan cara yang terbaik agar kita dapat meneladani hidup Yesus. Dengan cara demikian maka perintah untuk menjadi sempurna seperti Bapa di surga akan dapat diwujudkan oleh orang-orang Katolik yang berusaha untuk itu. Jadi, semua yang dibutuhkan manusia untuk menjadi sempurna, seperti Sakramen Ekaristi, tradisi hidup doa, dan pertolongan Bunda Maria, tersedia di dalam Gereja Katolik berkat Tradisi Suci. Itu semua ada karena kebenaran utuh yang dimiliki Gereja Katolik.

Kesimpulannya, kebenaran yang utuh itu perlu agar manusia dapat menjadi sempurna seperti Tuhan dan kembali pada kodratnya semula sebagai ciptaan yang serupa dengan citra Tuhan. Gereja Katolik memiliki kebenaran utuh ini dalam Kitab Suci dan Tradisi Suci, dan kebenaran yang utuh ini di dalam Gereja Katolik akan terus terjaga berkat pertolongan Roh Kudus. Sebaliknya, Protestan yang memegang prinsip sola scriptura sudah pasti tidak memiliki kebenaran yang utuh, sehingga sudah pasti gagal memperoleh manfaat dari karya penebusan Yesus Kristus yang bertujuan untuk memulihkan kemanusiaan kita. Itulah kerugian besar yang harus diterima orang-orang Pritestan akibat prinsip sola scriptura yang menyesatkan itu.

Bukan hanya untuk memulihkan kemanusiaan kita, kebenaran yang utuh itu juga dibutuhkan untuk mewujudkan Kerajaan Allah di bumi. Maka ketika orang Protestan berdoa Bapa Kami, doa mereka tidak akan didengar Tuhan. Bagaimana mungkin Protestan mengharapkan kedatangan Kerajaan Allah di bumi tapi pada saat yang sama menolak kebenaran utuh yang dibutuhkan bagi terwujudnya Kerajaan Allah? Itulah kemunafikan Protestan akibat sola scriptura.

Akhirnya, sola scriptura membuat Protestan satu level dengan agama-agama kelas dua seperti Islam, Hindu, Budha, dan lain-lain. Agama-agama itu semua mengajarkan kebaikan, setidaknya begitulah pengakuan para pengikutnya. Tapi ada satu yang tak dapat diajarkan oleh agama-agama itu, yaitu menjadi sempurna seperti Tuhan. Dalam hal ini, Protestan tidak lebih baik dari agama-agama tersebut. Kesempurnaan seperti Tuhan hanya bisa diraih melalui kebenaran Sabda Tuhan yang utuh, yang hanya tersedia di Gereja Katolik.

Terima kasih atas perhatian anda...

Viva Christo Rey!
 

Posting Komentar

0 Komentar