Kebenaran Yang Utuh Ada Di Gereja katolik - Bukan Di Protestan | Saatnya Membuang Sola Scriptura


 

Transkrip:

Salam damai dan sejahtera...

Video ini masih akan membahas video tanggapan Pak Pendeta Deky Ngadas tentang video CN. Berikut kutipan video yang akan kita bahas:

[video]

Intinya pak pendeta menuntut argumen yang membenarkan pernyataan iman Katolik bahwa Sabda Tuhan yang utuh itu terungkap dalam Kitab Suci dan Tradisi Suci. Menurutnya, tanpa argumen yang kuat maka tidak ada dasar bagi orang Katolik menyebut prinsip sola-scriptura Protestan yang hanya mendasarkan Sabda Tuhan pada otoritas Kitab Suci saja adalah sesat.

Video ini tidak hanya memberikan argumen yang dibutuhkan, tapi juga akan mengungkapkan konsekuensi berat yang harus ditanggung Protestan akibat berpegang pada prinsip sola-scriptura yang menyesatkan itu.

Untuk memahami persoalan ini mari kita pahami ayat yang sangat penting ini:

"Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya." (Yoh.17:8)

Ini adalah perkataan Tuhan Yesus di malam perjamuan terakhir yang menyatakan bahwa seluruh kebenaran telah dinyatakan secara utuh kepada para Rasul. Penting untuk dipahami bahwa Tuhan Yesus tidak menyatakan seluruh Sabda-Nya kepada kitab apapun tapi kepada para Rasul-Nya. 

Mengapa demikian?

Kitab bagaimanapun hanyalah sarana atau media buatan manusia yang punya keterbatasan. Maka tidak mungkin menyatakan seluruh kebenaran Sabda Tuhan kepada kitab yang hanya media buatan manusia, tidak peduli sebanyak apapun kitab itu tersedia. Bahkan pengetahuan duniawi saja sampai hari ini belum selesai dituliskan dalam media-media buatan manusia, apalagi seluruh kebenaran Sabda Tuhan.

Rasul Yohanes sudah menyadari keterbatasan ini ketika dia menulis:

Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu. (Yoh.21:25)

Karena menggunakan media buatan manusia, Kitab Suci sebagai sumber Sabda Tuhan punya dua kelemahan mendasar:

1. Selalu ada kemungkinan kekeliruan manusiawi pada proses penyalinan maupun penerjemahan dalam rentang waktu berabad-abad, sehingga teks-teks Kitab Suci yang kita baca hari ini tidak mungkin 100% sama artinya dengan apa yang ditulis oleh para penulis asli Kitab Suci.

2. Sejak awal Tuhan memang tidak pernah mempercayakan seluruh Sabda-Nya pada Kitab Suci.

Jadi cukup dengan akal sehat sudah sangat jelas bagi kita bahwa Kitab Suci mustahil dapat menampung seluruh kebenaran Sabda Tuhan. Dengan demikian mereka yang hanya mengandalkan Kitab Suci saja sebagai sumber kebenaran, tidak akan mungkin mendapatkan seluruh kebenaran Sabda Tuhan yang utuh.

Sebaliknya, para Rasul adalah manusia ciptaan Tuhan. Karena manusia pada mulanya diciptakan serupa dengan gambar Tuhan sendiri, maka manusia dalam kodrat aslinya memang punya potensi untuk dapat menerima seluruh kebenaran Sabda Tuhan. Ini adalah konsekuensi logis dari inkarnasi, jika Tuhan dapat menjadi manusia maka seluruh Sabda Tuhan juga dapat tinggal di dalam manusia.

Selama kurang lebih tiga tahun bersama Tuhan Yesus, para Rasul telah dimurnikan dan dikuduskan sedemikian rupa sehingga kodrat manusiawi mereka berhasil dipulihkan menjadi serupa dengan gambar Tuhan. Kepada para Rasul yang sudah dikuduskan itulah Sabda Tuhan dapat dinyatakan seluruhnya. Itu sebabnya di malam perjamuan terakhir Tuhan Yesus menyatakan kepada Bapa-Nya bahwa seluruh Sabda Tuhan yang utuh telah dinyatakan kepada para Rasul-Nya. Selanjutnya, para Rasul meneruskan seluruh Sabda Tuhan yang telah mereka terima itu dalam bentuk tulisan dan lisan, seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus:

"Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis." (2Tes.2:15)

Dan untuk menjamin agar seluruh kebenaran Sabda Tuhan dapat ditransmisikan secara sempurna dari jaman ke jaman, Tuhan Yesus tidak membiarkan para Rasul begitu saja tapi Ia mengutus Roh Kudus untuk mengajar dan membimbing mereka (Yoh.14:26). Karena Sabda Tuhan itu harus tetap utuh sampai akhir jaman, maka para Uskup yang menjadi penerus para Rasul juga mendapatkan rahmat yang sama yaitu bimbingan dan pengajaran oleh Roh Kudus untuk menjaga dan mengajarkan seluruh kebenaran Sabda Tuhan. Mereka itulah yang kemudian disebut sebagai magisterium Gereja Katolik. Cukup dengan percaya bahwa janji Tuhan Yesus tidak mungkin gagal dan Roh Kudus pasti berhasil menjaga serta mengajarkan seluruh Sabda Tuhan, maka kita dapat percaya bahwa seluruh kebenaran Sabda Tuhan yang utuh itu ada di dalam Gereja Katolik yang adalah satu-satunya Gereja Kristus.

Apakah itu berarti pengajaran semua Uskup atau para Paus pasti benar? Tidak juga, karena Rasul Paulus sudah mengingatkan kita bahwa para Rasul sekalipun, yaitu para Uskup dan juga Paus, dapat memilih kehendaknya sendiri dengan mengajarkan ajaran yang berbeda dari Sabda Tuhan yang sudah diterima dan menjadi terkutuk (Gal.1:8-9). Tapi para Rasul yang setia pada tugasnya, yaitu para Uskup dan juga Paus yang menyelaraskan diri dengan kehendak Tuhan serta terbuka pada bimbingan Roh Kudus, pasti dapat mengajarkan seluruh kebenaran Sabda Tuhan. Melalui para Rasul yang ada dalam terang Roh Kudus inilah seluruh kebenaran Sabda Tuhan ditransmisikan secara utuh dari jaman ke jaman di dalam Gereja Katolik, bukan di tempat lain.

Kalau ada yang membantah ini, silahkan tunjukkan dimana dan bagaimana Sabda Tuhan tetap terjaga utuh sesuai dengan janji Tuhan jika bukan di Gereja Katolik? Pertanyaan ini tidak pernah bisa dijawab oleh Protestan manapun. Kalau ada yang bisa, silahkan tuliskan di komentar.

Dengan penjelasan ini semoga menjadi terang-benderang untuk pak pendeta Deky Ngadas dan semua Protestan lain, bahwa Sabda Tuhan ada secara utuh di dalam Kitab Suci dan Tradisi Suci, adalah suatu keniscayaan. Sebaliknya, prinsip sola-scriptura yang menempatkan Kitab Suci sebagai otoritas kebenaran tertinggi, yang dalam prakteknya menjadikan Kitab Suci sebagai satu-satunya sumber kebenaran, tidak memungkinkan Protestan memiliki seluruh kebenaran Sabda Tuhan. Atau dengan kata lain prinsip sola-scriptura pasti membuat Protestan menyangkal sebagian Sabda Tuhan. Itu sebabnya mengapa Protestan menyangkal sebagian ajaran Gereja Katolik.

Rasul Yakobus telah mengajarkan:

"Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya." (Yak.2:10)

Pengajaran Rasul Yakobus ini menempatkan semua Protestan yang telah menolak sebagian ajaran Gereja Katolik pada posisi yang bersalah terhadap seluruh Sabda Tuhan. Oleh karena itu Protestan disebut sebagai bidat dan tidak dapat mengajarkan kebenaran yang utuh. Sampai kapanpun Protestan hanya dapat mengajarkan kesesatan demi kesesatan, sampai akhirnya mereka bertobat kembali ke dalam Gereja Katolik seperti yang dikehendaki Tuhan agar mereka menjadi satu kawanan dengan satu gembala (Yoh.10:16).

Terima kasih atas perhatian anda...

Viva Christo Rey!

Posting Komentar

0 Komentar