Transkrip:
Salam damai dan sejahtera bagi kita semua...
Tonton video ini sampai habis karena dalam video ini akan dijelaskan tidak hanya rangkuman seluruh kesesatan devosi tapi juga inti dan tujuan sesungguhnya dari devosi sesat ini...
Jika kita memperhatikan kontroversi seputar Devosi Kerahiman Ilahi, ada banyak upaya dari para pendukung devosi ini yang mencoba membantah berbagai keberatan yang diajukan sebagian orang Katolik. Seandainya persoalan yang muncul itu hanya beberapa masalah kecil, misalkan hanya masalah gambar, atau beberapa kutipan dari Buku Harian, mungkin yang terjadi memang hanya kesalahpahaman yang perlu diluruskan. Tapi dalam kasus Devosi Kerahiman Ilahi, ternyata masalah yang ada tersebar pada seluruh aspek devosi dan saling berkaitan serta memiliki benang merah yang jelas. Akan sulit menerima argumen bahwa persoalan yang terjadi hanya masalah kesalahpahaman saja. Mungkin memang ada masalah serius yang perlu diselidiki lebih lanjut.
Setelah memeriksa dengan seksama berbagai elemen dari Devosi Kerahiman Ilahi sebagaimana dipromosikan melalui penglihatan dan pesan-pesan yang diterima oleh Sr. Faustina Kowalska, kita sampai pada kesimpulan yang sangat serius: devosi ini mengandung banyak elemen yang bertentangan secara mendasar dengan iman Katolik yang sejati. Ini devosi yang sangat menyesatkan dan menjerumuskan banyak orang Katolik ke dalam kemurtadan.
Video bagian ke tujuh ini bertujuan untuk merangkum secara sistematis seluruh penyimpangan dan penyesatan yang telah dibahas dalam video-video sebelumnya. Ringkasan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang utuh dan menyeluruh kepada para pemirsa tentang mengapa Devosi Kerahiman Ilahi patut dipertanyakan, diwaspadai, bahkan ditolak demi kemurnian iman dan keselamatan jiwa kita.
Berikut ini adalah ringkasan dari kesesatan atau masalah yang ada pada Devosi Kerahiman Ilahi:
1. Pesan-pesan yang diterima Sr. Faustina Kowalska dan ditulis dalam buku hariannya banyak mengandung kekeliruan. Tidak hanya dalam hal gaya bahasa, tapi juga kekeliruan teologis dan doktrinal yang tidak bsa diabaikan. Semua kekeliruan itu cukup untuk menolak klaim bahwa pesan-pesan yang diterima bersifat supranatural atau sungguh-sungguh berasal dari Tuhan.
2. Gambar Kerahiman Ilahi yang diminta untuk dibuat dan dihormati juga bermasalah. Gambar versi asli tidak menunjukkan bekas luka di telapak tangan “Tuhan Yesus” sehingga memberikan indikasi bahwa gambar tersebut bukanlah gambar Tuhan Yesus sesudah kebangkitan-Nya.
Selain itu gambar tersebut mengilustrasikan kerahiman ilahi dalam bentuk sinar yang memancar keluar tapi tanpa Hati Kudus Yesus yang secara tradisional dipercaya Gereja Katolik sebagai sumber kerahiman Tuhan. Ini mengindikasikan dua hal: upaya untuk menggeser Devosi Pada Hati Kudus Yesus yang sudah lebih dulu ada, atau upaya menawarkan konsep kerahiman Tuhan yang berbeda dari apa yang sudah diajarkan Gereja.
3. Doa Koronka Kerahiman yang diajarkan dalam devosi ini memiliki dua masalah. Pertama, karena doa ini lebih singkat dan sederhama maka berpotensi besar untuk dijadikan sebagai pengganti Doa Rosario. Kedua, rumusannya mengandung kekeliruan teologis yang serius dan berpotensi mengaburkan peran kurban salib Kristus. Itulah masalah yang muncul dalam Doa Koronka Kerahiman.
4. Praktik Jam Kerahiman dalam devosi ini menggeser fokus kurban salib Kristus yang mendorong pertobatan menjadi penderitaan Kristus sebagai sumber kerahiman.
5. Pesta Minggu Kerahiman yang dituntut dalam devosi ini telah merusak keutuhan rangkaian perayaan Paskah yang menjadi puncak perayaan liturgi Gereja Katolik. Selain itu keberadaan Minggu Kerahiman juga merusak keutuhan ajaran iman para Rasul karena ditawarkan sebagai sarana baru dan terakhir bagi keselamatan.
6. Masalah terbesar dari devosi ini adalah ajaran atau tuntutannya untuk menyembah kerahiman Tuhan. Ini bertentangan dengan ajaran Gereja yang mengajarkan kita untuk menyembah Tuhan sebagai pribadi ilahi, bukan menyembah sifat-Nya. Penyembahan pada kerahiman Tuhan ini adalah paganisme terselubung yang dibungkus dalam devosi Katolik. Inilah kesesatan paling berbahaya dalam devosi ini karena langsung menjerumuskan semua devosannya ke dalam kemurtadan.
Itulah ringkasan dari berbagai masalah dan kekeliruan yang ada dalam Devosi Kerahiman Ilahi.
Ada banyak janji-janji manis dan berlebihan yang ditawarkan dalam devosi ini. Misalnya:
jiwa yang menghormati gambar kerahiman tidak akan binasa (BHF 48), mereka yang mempraktekkan Jam Kerahiman setiap jam 3 sore dapat memperoleh segala sesuatu yang diinginkan (BHF 1572), mereka yang menghormati pesta Minggu Kerahiman akan memperoleh pengampunan dosa dan hukuman yang penuh (BHF 699).
Selain itu ada juga janji yang disertai ancaman:
"Aku memberikan mereka harapan terakhir untuk keselamatan, yaitu Hari Raya Kerahiman-Ku. Jika mereka tidak menyembah kerahiman-Ku, mereka akan binasa selamanya." (BHF 995)
Mereka yang tidak memahami masalah di balik devosi ini mungkin akan tergiur pada janji-janji yang ditawarkan dan sekaligus takut untuk melanggar ancamannya. Tapi bagi mereka yang sudah menyadari berbagai masalah dan kekeliruan yang ada di dalam devosi ini tentu akan mengabaikan semua janji dan ancaman tersebut. Itu semua tidak lebih dari janji dan ancaman palsu yang menyesatkan.
Tapi soal janji yang ditawarkan, jangan sampai kita salah memahaminya. Iblis memang tidak bisa memberikan manusia keselamatan jiwa, kehidupan kekal, atau anugerah rohani yang otentik. Tapi dia bisa memberikan kemakmuran, kesenangan duniawi, dan juga anugerah rohani palsu.
Sewaktu Pilatus menawarkan kebebasan, Tuhan Yesus dengan tegas membantah, “Engkau tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas…” (Yoh.19:11). Tapi ketika iblis menawarkan seluruh kerajaan dunia dan segala kemegahannya, Tuhan Yesus sama sekali tidak membantah kuasa iblis untuk memberikan itu semua. Artinya, iblis memang punya kuasa untuk memberikan kemegahan dunia.
Itulah yang terjadi pada Devosi Kerahiman Ilahi. Ada banyak orang Katolik yang merasa devosi ini dapat memberikan apa yang diinginkan sesuai janji yang ditawarkan sehingga mereka meyakini kebenaran devosi ini. Tapi yang harus kita catat disini, janji yang dipenuhi pasti hanya seputar masalah duniawi dan segala kemegahan palsunya. Dan satu lagi yang terpenting, iblis tidak pernah memberikan sesuatu secara cuma-cuma. Dia akan menuntut bayaran mahal atas apa yang sudah diberikan, entah pada kehidupan di dunia ini atau setelah kematian. Jadi berhati-hatilah dengan semua janji yang ditawarkan dalam devosi sesat ini, ada harga sangat mahal yang harus dibayar untuk itu.
Sementara untuk ancaman kebinasaan kekal, sama sekali tidak perlu dirisaukan karena iblis hanya sanggup membunuh tubuh jika Tuhan mengijinkan seperti yang terjadi pada kisah Ayub. Tapi iblis tidak berkuasa sedikit pun untuk membinasakan jiwa:
“Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa…” (Mat.10:28)
Lalu apa inti dari Devosi Kerahiman Ilahi ini?
Seluruh bagian dari Devosi Kerahiman Ilahi seperti Gambar Kerahiman, Jam Kerahiman, Doa Koronka Kerahiman, dan pesta Minggu Kerahiman, dimaksudkan untuk mengarahkan manusia pada satu hal, yaitu untuk menyembah kerahiman Tuhan. Jadi inti dari devosi sesat ini adalah penyembahan pada kerahiman Tuhan. Itu tidak lain adalah paganisme terselubung dalam kemasan devosi Katolik.
Apa tujuan dari penyembahan kepada kerahiman Tuhan ini?
Penyembahan pada kerahiman Tuhan dimaksudkan untuk membangun gagasan tentang kerahiman sebagai sifat Tuhan yang tertinggi, yang melampaui semua sifat-sifat Ilahi lainnya. Gambaran sosok tuhan yang memiliki kerahiman sebagai sifatnya yang tertinggi jelas berbeda dari Tuhan yang diajarkan oleh iman Katolik. Artinya, melalui devosi ini manusia diarahkan untuk menyembah tuhan palsu alias iblis dan sekaligus membangun fondasi ajaran iman yang juga baru.
Ajaran iman yang baru ini akan berlandaskan pada teologi kerahiman, yang sesuai namanya menempatkan kerahiman sebagai sifat tuhan yang tertinggi. Konsekuensinya, teologi kerahiman akan menempatkan sifat-sifat tuhan yang lain seperti kebenaran, kekudusan, dan keadilan lebih rendah dibanding kerahiman tuhan.
Ini kelak akan membentuk ajaran iman baru yang merelatifkan doktrin (sehingga dapat mengakomodasi semua agama), dan permisif terhadap dosa. Atau dengan kata lain membentuk ajaran iman yang super-inklusif, yang didasarkan pada sifat kerahiman tuhan yang tanpa batas. Selanjutnya ajaran super-inklusif itu akan menjadi landasan untuk membangun sebuah peradaban baru, yaitu Menara Babel yang baru alias Tatanan Dunia Baru alias Kerajaan Antikristus. Jadi inilah tujuan dari Devosi Kerahiman Ilahi: membangun Tatanan Dunia Baru alias Kerajaan Antikristus yang menggantikan Kerajaan Allah di bumi. Maka tidak perlu heran mengapa devosi sesat ini sangat didukung oleh Gereja Katolik pasca-konsili. Sejalan dengan devosi ini, Gereja Konsili dengan semangat ekumenisme universal yang inklusif memang bertujuan untuk membangun Menara Babel yang baru dengan Gereja Sinodal sebagai cikal-bakalnya.
Terima kasih atas perhatian anda...
Viva Christo Rey!
0 Komentar