Transkrip:
Salam damai dan sejahtera bagi kita semua....
Tonton terus video ini sampai selesai, karena pada bagian ini saya akan membagikan salah satu kesesatan terpenting dan paling berbahaya dari Devosi Kerahiman Ilahi yang sejauh ini tidak banyak diketahui atau dibahas di tempat lain. Mungkin anda akan mengetahuinya untuk pertama kali dari video ini.
Sesuai dengan namanya, devosi ini berpusat pada Kerahiman Ilahi. Demikian besarnya penekanan devosi ini pada sifat tersebut sehingga devosi ini mengajarkan kerahiman sebagai sifat Tuhan yang terbesar seperti yang terungkap dalam Buku Harian Faustina:
"Nyatakanlah bahwa kerahiman adalah sifat Allah yang terbesar.." (BHF nomor 301)
Pernyataan itu bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik yang dalam Katekismus Konsili Trente tegas mengatakan bahwa keadilan adalah sifat Tuhan yang setara dan berkaitan dengan kerahiman-Nya. Tak ada yang lebih tinggi diantara kedua sifat tersebut. Dengan demikian pernyataan dalam Buku Harian Faustina yang menyatakan kerahiman sebagai sifat Allah yang tertinggi jelas bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik.
Tapi pasti menjadi pertanyaan: apa pentingnya devosi ini mengajarkan kerahiman sebagai sifat Allah yang tertinggi?
Pertanyaan ini terjawab melalui pernyataan "Tuhan Yesus" yang tercatat dalam Buku Harian Faustina
Berjaga-jagalah selalu, karena banyak jiwa akan berbalik dari gerbang neraka dan menyembah Kerahiman-Ku. (BHF 539)
Ya, hari Minggu pertama setelah Paskah adalah Hari Raya Kerahiman, namun harus ada pula tindakan kerahiman, dan Aku menuntut penyembahan pada Kerahiman-Ku melalui perayaan Hari Raya yang khidmat dan melalui penghormatan terhadap gambar yang dilukis. (BHF 742)
Aku ingin agar Kerahiman-Ku disembah, dan Aku memberikan kepada umat manusia harapan terakhir untuk keselamatan; yakni, jalan kembali kepada kerahiman-Ku. (BHF 998)
Melalui dia, Aku senang untuk mewartakan penyembahan pada Kerahiman-Ku. (BHF 1256)
Semua jiwa yang mengagungkan rahmat-Ku dan menyebarkan penyembahan terhadap Kerahiman-Ku, serta mendorong orang lain untuk percaya pada Kerahiman-Ku, tidak akan mengalami ketakutan di saat kematian. (BHF 1540)
Ada begitu banyak kutipan dalam Buku Harian Faustina yang secara eksplisit menunjukkan bahwa devosi ini mengajarkan dan menuntut manusia untuk menyembah Kerahiman Tuhan! Sekilas ini terkesan bukan masalah. Bahkan pada kenyataannya banyak orang Katolik, termasuk para klerusnya, yang melihat tuntutan tersebut sebagai hal yang biasa, wajar, dan tidak perlu dipersoalkan atau dibahas. Padahal ini adalah penyesatan yang sangat berbahaya!
Inilah yang diajarkan Tuhan kita melalui Injil:
"Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (Mat.4:10)
Tuhan Yesus dengan tegas mengajarkan kita hanya boleh menyembah Allah saja, bukan yang lain. Termasuk kita tentunya dilarang untuk menyembah kerahiman Tuhan yang hanyalah salah satu dari aspek atau sifat Tuhan. Penting untuk diperhatikan bahwa dalam seluruh sejarah Gereja, penyembahan sejati selalu diarahkan kepada pribadi Allah Tritunggal: Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Kita menyembah pribadi Tuhan, bukan sekadar salah satu aspek atau sifat dari Tuhan. Meskipun kita bersyukur atas kerahiman-Nya, kita tidak diajarkan untuk secara liturgis atau devosional menyembah kerahiman itu sendiri, apalagi menjadikannya sebagai pusat penyembahan yang terpisah.
Catat ini baik-baik: Gereja Katolik mengajarkan kita hanya menyembah Pribadi Tuhan saja, yaitu Allah Tritunggal (Bapa, Putra, dan Roh Kudus) dengan segala sifat-Nya. Gereja Katolik tidak pernah mengajarkan kita untuk menyembah salah satu sifat Tuhan. Dengan demikian tuntutan untuk menyembah Kerahiman Tuhan seperti yang diajarkan dalam Devosi Kerahiman Ilahi jelas bertentangan dengan ajaran Gereja.
Dalam kenyataannya, Devosi Kerahiman Ilahi mengajarkan dan mengarahkan para devosan untuk secara khusus menyembah satu sifat Tuhan — yaitu kerahiman — dan menginstitusionalisasikannya dalam bentuk Hari Raya tersendiri, gambar khusus, dan doa-doa tertentu yang dikaitkan dengan janji keselamatan luar biasa. Ini merupakan penyimpangan serius yang sayangnya hampir tidak disadari oleh banyak orang Katolik.
Tapi tahukah anda dimana manusia diajarkan untuk mennyembah sifat-sifat Tuhan?
Itulah yang diajarkan dalam semua ajaran pagan. Penyembahan pada sifat Tuhan sejalan dengan paradigma, pola pikir dan praktik pada agama-agama pagan. Dalam kepercayaan pagan, para dewa sesungguhnya adalah personifikasi dari sifat-sifat ilahi yang tak terjangkau. Dewa perang, dewi cinta, dewa kebijaksanaan, dewa keadilan, dewi kesuburan, dan sebagainya — semuanya adalah cara manusia pagan menyembah sebagian kecil dari realitas ilahi yang tidak mereka kenal secara utuh. Mereka sebenarnya tidak menyembah Allah sejati, tetapi menyembah sifat-sifat ilahi yang mereka pecah-pecah, meraka rangkai, dan mereka personifikasikan dalam wujud banyak dewa dengan namanya masing-masing.
Jika kita memahami ini maka kita berhasil membongkar kesesatan terbesar dari Devosi Kerahiman Ilahi. Dengan narasi dan jargon-jargon yang kental dengan kekatolikan, devosi ini dengan licik menggiring banyak orang Katolik dari penyembahan yang benar kepada Tuhan sebagai Pribadi ilahi dengan semua sifat-Nya, menuju pada penyembahan sesat terhadap salah satu sifat Tuhan. Dalam konteks devosi ini, kita diminta untuk menyembah kerahiman Tuhan. Ini paganisme terselubung yang tersembunyi rapi di balik devosi Katolik, yang telah menyesatkan banyak orang untuk menyembah sosok dewa modern, yaitu Dewa Kerahiman.
Itulah dewa pagan modern yang menjanjikan keselamatan kekal bagi mereka yang menghormati gambarnya, manawarkan penghapusan dosa dan hukuman yang penuh kepada siapapun yang menghormati hari penting yang ditentukannya, dan menawarkan segala sesuatu yang dibutuhkan kepada siapapun yang bersedia berpaling dari salib Kristus yang memanggil manusia pada pertobatan untuk beralih menghormati dirinya, yaitu sang Dewa Kerahiman, setiap jam 3 sore. Itu semua janji sesat yang sama seperti iblis membujuk Tuhan Yesus dengan menawarkan semua kerajaan dunia dan segala kemegahannya asalkan bersedia menyembahnya.
Lalu siapakah Dewa Kerahiman ini sesungguhnya?
Sama seperti semua dewa pagan, Dewa Kerahiman ini tidak lain adalah iblis. Jadi melalui Devosi Kerahiman Ilahi sesungguhnya banyak orang Katolik telah terjerumus untuk murtad dengan menyembah iblis yang mengaku sebagai Tuhan. Inilah kemurtadan besar yang sudah dinubuatkan oleh Rasul Paulus sebagai sesuatu yang harus terjadi sebelum kedatangan Sang Antikristus menjelang akhir jaman:
Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa... (2Tes.2:3).
Banyaknya orang Katolik yang terjerat devosi sesat ini, mulai dari umat awam hingga para Uskup dan bahkan Paus, menunjukkan bahwa kemurtadan besar yang sudah dinubuatkan Rasul Paulus sedang tergenapi secara masif di jaman kita. Itu semua berkat peran Sr. Faustina, Paus Yohanes Paulus II, dan semua orang yang dengan penuh semangat menyebarkan devosi ini di dalam Gereja Katolik.
Sekarang kita tahu betapa berbahayanya Devosi Kerahiman Ilahi yang menjadi sarana ciptaan iblis bagi penggenapan nubuat terjadinya kemurtadan besar di dalam Gereja Katolik. Devosi ini telah mengarahkan banyak orang Katolik untuk murtad dengan menyembah iblis sang bapa segala dusta!
Dua ribu tahun lalu iblis gagal membujuk Tuhan Yesus untuk menyembahnya, tapi kini melalui Devosi Kerahiman Ilahi dia berhasil menjerumuskan banyak orang Katolik pengikut Yesus untuk menyembahnya demi janji-janji manis yang menyesatkan. Maka demi keselamatan jiwa kita, jauhi Devosi Kerahiman Ilahi yang sesat ini dan jangan biarkan orang-orang yang kita kasihi terjebak di dalamnya.
Terima kasih atas perhatian anda...
Viva Christo Rey!
0 Komentar