Bahaya Devosi Kerahiman Ilahi #1 | Pesan-Pesan Palsu Sr. Faustina

 


Transkrip:

Salam damai dan sejahtera bagi kita semua...

Ada sebuah devosi yang berkembang sangat pesat di masa setelah Konsili Vatikan II, yaitu Devosi Kerahiman Ilahi. Jika pada hari minggu kedua Paskah Gereja Katolik sejak tahun 2000 merayakan pesta Minggu Kerahiman Ilahi, itu adalah bagian dari devosi populer ini. Lengkapnya Devosi Kerahiman Ilahi terdiri dari:

1. Gambar Kerahiman Ilahi
2. Doa Koronka
3. Jam Kerahiman
4. Novena dan Pesta Minggu Kerahiman Ilahi
5. Kerasulan Kerahiman Ilahi

Devosi Kerahiman Ilahi ini cukup kontroversial. Meski sebagian besar orang Katolik menerima devosi ini dengan baik, umumnya orang-orang Katolik tradisional menolak devosi ini.

Devosi Kerahilam Ilahi berakar dari pengalaman mistik Sr. Faustina Kowalska (hidup tahun 1905–1938), seorang biarawati Polandia. Pesan-pesan kepada Sr. Faustina yang konon diakui berasal dari Tuhan Yesus dan dicatat dalam Buku Harian Sr. Faustina menjadi sumber rujukan dari devosi ini. Meski Buku Harian Sr. Faustina ini tersebar luas di Polandia, para Uskup lokal tidak mengakuinya. Bahkan Paus Pius XII pada tahun 1958 menempatkan Buku Harian Sr. Faustina ini dalam daftar index buku-buku terlarang. Selanjutnya Paus Yohanes XXIII juga melarang penyebaran devosi ini pada tahun 1958 dan menegaskan kembali larangan tersebut pada tahun 1959. Singkatnya, sebelum Konsili Vatikan II devosi ini telah dinyatakan terlarang.

Tapi setelah Konsili Vatikan II, situasinya berbalik. Pada tahun 1966 Paus Paulus VI menghapuskan daftar index buku terlarang. Sejak saat itu Buku Harian Sr. Faustina kembali tersedia dan dapat dibaca oleh semua orang Katolik. Sementara itu para pendukung devosi ini, salah satunya Uskup Agung Karol Wojtyla yang di kemudian hari menjadi Paus Yohanes Paulus II, aktif melakukan lobi-lobi agar pelarangan terhadap devosi Kerahiman Ilahi dapat segera dicabut. Alasannya, karena larangan tersebut ditetapkan berdasarkan teks terjemahan Buku Harian Sr. Faustina yang tidak akurat. 

Pada tahun 1977 akhirnya Vatikan menyetujui permintaan Karol Wojtyla yang saat itu sudah menjadi kardinal, untuk mencabut larangan terhadap Devosi Kerahiman Ilahi. Sejak saat itulah devosi ini berkembang pesat di Gereja Katolik sampai hari ini.

Tapi upaya pencabutan larangan terhadap devosi ini terkesan sangat kental dengan subyektivitas, mengingat Kardinal Karol Wojtyla berasal dari Polandia sama seperti Sr. Faustina yang diperjuangkannya. Bahkan dari teks Buku Harian Sr. Faustina yang sekarang beredar luas dan berasal dari versi terjemahan yang benar, sebenarnya kita masih bisa menemukan beberapa bagian pesan yang memang mengandung kekeliruan fatal dan tidak mungkin berasal dari Tuhan Yesus. 

Misalnya:

"Doakanlah tanpa henti koronka yang Kuajarkan kepadamu! Siapapun yang mendoakannya akan memperoleh Kerahiman Allah yang besar pada saat kematiannya. Para imam akan menganjurkannya sebagai kesempatan terakhir bagi para pendosa untuk memperoleh keselamatan." (BHF nomor 687)

Teks ini menunjukkan Tuhan Yesus mengajarkan kita bahwa Doa Koronka dapat menggantikan Sakramen Terakhir. Ini jelas mustahil kanena Tuhan Yesus tidak mungkin mengajarkan devosi yang menggantikan Sakramen Gereja.

Kemudian...

"Aku melihat kasihmu begitu murni dan tulus sehingga Aku menempatkan engkau di tempat PERTAMA dari semua perawan" (BHF nomor 282)

"Itu sebabnya Aku mempersatukan Diri-Ku denganmu begitu intim melebihi semua ciptaan." (BHF nomor 707)

Teks ini menempatkan Sr. Faustina melampaui semua orang kudus, termasuk Bunda Maria sekalipun. Karena tidak mungkin Tuhan Yesus menempatkan manusia lain melampaui Bunda-Nya sendiri maka pesan ini juga mustahil berasal dari Tuhan Yesus.

Teks kontroversial lainnya:

"Aku mendengar suara ini dalam jiwaku:
'Mulai hari ini janganlah takut pada penghakiman Tuhan, karena engkau tak akan dihakimi'" (BHF nomor 374)

Ini bertentangan dengan iman Katolik yang mengajarkan bahwa semua manusia pasti akan menghadapi penghakiman Tuhan setelah kematian (2Kor.5:10).

Dan berikut ini kesalahan yang paling fatal:

"Nyatakanlah bahwa kerahiman adalah sifat Allah yang terbesar"
(BHF nomor 301)

Ini bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik sebagaimana dirumuskan dalam Katekismus Trente yang menyatakan bahwa keadilan Tuhan setara dan berkaitan erat dengan Kerahiman-Nya. Dengan kata lain, kerahiman Tuhan tidak dapat dipisahkan begitu saja dari keadilan Tuhan, dan kedua sifat ilahi itu SETARA, tidak ada yang lebih besar. Dengan demikian pesan tersebut tidak mungkin berasal dari Tuhan Yesus karena Tuhan Yesus tidak dapat mengkontradiksi ajaran yang telah dipercayakan-Nya pada Gereja. 

Para pendukung devosi ini mungkin akan berdalih bahwa teks-teks tadi hanya sebagian kecil dari begitu banyak pesan-pesan Tuhan Yesus yang bagus dan dapat mempertebal iman Kristen dalam Buku Harian Sr. Faustina. Tapi dalih semacam ini tidak berarti apa-apa. Iblis memang seringkali menyembunyikan kekeliruan fatal yang diajarkannya terselip di antara begitu banyak kebaikan dan kebenaran. Iblis dapat mengajarkan 99% kebaikan dan kebenaran demi membungkus 1% kesesatan berbahaya. Cara seperti ini terbukti telah banyak menyesatkan orang-orang Katolik, termasuk para klerus.

Jadi banyaknya ajaran yang baik dan benar di dalam Buku Harian Sr. Faustina tidak cukup untuk membuktikan bahwa pesan-pesan tersebut berasal dari Tuhan Yesus. Sebaliknya sedikit kesalahan fatal yang terselip di dalamnya sudah cukup untuk menunjukkan bahwa pesan-pesan yang diterima oleh Sr. Faustina kemungkinan tidak berasal dari Tuhan.

Faktanya, ada beberapa kekeliruan fatal terselip dalam pesan-pesan di Buku Harian Sr. Faustina seperti beberapa contoh yang sudah disebutkan tadi. Dengan demikian ada cukup alasan bagi kita untuk mempertanyakan otentisitas pesan-pesan yang diterima Sr. Faustina. 

Nah, jika pesan-pesan yang diterima oleh Sr. Faustina tidak berasal dari Tuhan, maka konsekuansinya Devosi Kerahiman Ilahi yang berasal dari pesan-pesan tersebut juga tidak berasal dari Tuhan. Devosi Kerahiman Ilahi kemungkinan besar adalah sebuah kuda troya berbahaya yang dirancang si jahat untuk menghancurkan Gereja Katolik dari dalam dengan mengajarkan kesesatan berbahaya yang sangat merusak kepada banyak orang Katolik.

Terima kasih atas perhatian anda...

Viva Christo Rey!


Posting Komentar

0 Komentar