Transkrip:
Salam damai dan sejahtera bagi kita semua...
Kita sudah membahas masalah yang ada pada gambar Kerahiman Ilahi di video sebelumnya. Pada video kali ini kita akan membahas masalah yang ada pada bagian lain dari devosi Kerahiman Ilahi ini, yaitu Doa Koronka.
Tapi sebelumnya perlu kita jelaskan dulu, mengapa kita perlu bersikap kritis terhadap devosi yang sebelum Konsili Vatikan II telah resmi dilarang tapi kini justru berkembang pesat dan dipromosikan.
Kebanyakan pendukung devosi Kerahiman Ilahi, termasuk para klerus, menganggap tidak ada masalah dengan devosi ini. Semua doa-doanya baik, devosi ini membantu kita menghayati penderitaan Kristus, dan menyadarkan kita pada kerahiman Tuhan yang rindu menyelamatkan semua orang. Ya, seperti itulah umumnya pandangan orang-orang Katolik yang cenderung bersikap taat buta dan kehilangan kemampuan berpikir kritisnya! Dengan mentalitas seperti itu akan sulit bagi mereka untuk mengenali sedikit kesesatan berbahaya yang dibungkus banyak kebaikan dan kebenaran. Sayangnya banyak klerus yang juga mabuk anggur ketaatan buta ini sehingga mereka tidak dapat membantu umat untuk melawan banyak kesesatan yang masuk dengan deras ke dalam Gereja. Silahkan perhatikan video-video di channel-channel Katolik pendukung KV2, baik di dalam maupun di luar negeri. Tidak satupun yang mampu memberikan pandangan kritis terhadap devosi ini.
Ingatlah bahwa iblis adalah bapa segala dusta. Dia dapat membungkus 1% kesesatan berbahaya dengan 99% kebaikan dan kebenaran. Seperti kata Rasul Paulus, sedikit ragi dapat mengkhamiri seluruh adonan (Gal.5:9) maka cukup kesesatan yang hanya sedikit sudah dapat membuat seluruh devosi Kerahiman Ilahi yang sekilas tampak baik ini menjadi rusak, berbahaya, dan tidak layak untuk diikuti. Nah, untuk menemukan sedikit kesesatan berbahaya yang ditanamkan iblis dalam devosi Kerahiman Ilahi ini kita mutlak membutuhkan sikap berpikir kritis, dan yang terpenting tentu saja pertolongan Roh Kudus.
Sekarang mari kita mulai membahas Doa Koronka...
Sekilas semua doa-doa dalam rangkaian Doa Koronka tampaknya baik. Bahkan tidak sedikit kaum tradisionalis yang mengakui Doa Koronka sebagai doa yang baik. Bagi mereka masalah yang ada pada Doa Koronka bukan pada isi atau bentuk doanya, tapi pada kecenderungan para devosan menjadikan Doa Koronka ini sebagai pengganti Doa Rosario. Alasannya, karena Doa Koronka lebih singkat dan lebih praktis, bisa diselesaikan dalam waktu kurang lebih 10 menit.
Sebenarnya persoalannya tidak sesederhana itu. Bahkan isi Doa Koronka itu sendiri juga sudah bermasalah. Mari kita lihat salah satu doanya:
Bapa yang kekal, kupersembahkan kepada-Mu, Tubuh dan Darah, Jiwa dan Ke-Allah-an Putra-Mu yang terkasih, Tuhan kami, Yesus Kristus, sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kami dan dosa seluruh dunia.
Sekilas doa ini tampak baik. Tapi mari kita perhatikan dengan menggunakan kacamata kritis....
Dapatkah kita mempersembahkan Tubuh dan Darah, Jiwa dan Ke-Allah-an Tuhan Yesus Kristus kepada Bapa?
Habel mempersembahkan anak domba yang ia punya. Abraham juga mempersembahkan Ishak, anak tunggal yang ia miliki sebelum akhirnya dibatalkan dan diganti domba jantan yang diberikan Tuhan kepadanya. Intinya, kita hanya dapat mempersembahkan apa yang kita miliki atau apa yang diberikan kepada kita. Dan sebaliknya, kita tidak dapat mempersembahkan apa yang bukan milik kita atau tidak diberikan kepada kita.
Kita bukanlah pemilik Tubuh dan Darah Kristus, apalagi kita juga bukan pemilik Jiwa dan Ke-Allah-an Yesus Kristus. Lalu bagaimanakah kita dapat mempersembahkannya kepada Bapa? Jelas itu tidak mungkin.
Dan yang terpenting, dapatkah ke-Allah-an Yesus Kristus dijadikan persembahan untuk pendamaian dosa demi keselamatan kita dan seluruh dunia? Jika ke-Allah-an Yesus Kristus dapat dipersembahkan sebagai penebusan dosa seperti yang terungkap dalam Doa Koronka, maka inkarnasi dan penyaliban Yesus Kristus SAMA SEKALI TIDAK DIPERLUKAN karena persembahan ke-Allah-an Yesus Kristus pasti sudah sangat mencukupi!
Dengan demikian Doa Koronka secara tidak langsung menganggap salib Kristus sesungguhnya tidak begitu penting karena pendamaian dosa untuk memperoleh keselamatan bagi manusia dapat dilakukan dengan mempersembahkan ke-Allah-an Yesus Kristus secara langsung melalui doa sakti ini!!!
Tentu saja itu tidak benar!
Faktanya, hanya dengan jalan berinkarnasi saja Tuhan Yesus Sang Allah Putra dapat mengambil rupa manusia dan mempersembahkan Diri-Nya sebagai kurban penebusan yang sempurna. Tidak ada jalan lain! Maka mempersembahkan ke-Allah-an Yesus Kristus begitu saja demi pendamaian dosa seperti dalam Doa Koronka tidak dapat dibenarkan dan tidak akan pernah terjadi.
Itulah masalah serius dalam Doa Koronka!
Bagian dari Doa Koronka tadi tampaknya merupakan penyimpangan dari doa yang diajarkan malaikat kepada tiga visioner Fatima yang berbunyi:
"Ya Allah Tritunggal Mahakudus, Bapa, Putra, dan Roh Kudus, aku menyembah-Mu dengan sungguh-sungguh dan mempersembahkan kepada-Mu Tubuh, Darah, Jiwa dan Ke-Allah-an Yesus Kristus, YANG HADIR DALAM SEMUA TABERNAKEL di seluruh dunia, sebagai silih atas penghinaan, sakrilegi, dan kelalaian yang telah melukai-Nya. Dan melalui jasa-jasa yang tak terhingga dari Hati-Nya yang Maha Kudus dan Hati Maria yang Tak Bernoda, aku memohon kepada-Mu pertobatan para pendosa yang malang."
Meski tampak mirip, ada perbedaan besar! Dalam doa yang diajarkan malaikat, yang kita persembahkan adalah Tubuh, Darah, Jiwa, dan Ke-Allah-an Yesus Kristus yang HADIR di dalam EKARISTI. Dan EKARISTI adalah roti surga yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia, maka kita dapat mempersembahkannya kembali kepada Allah Tritunggal Maha Kudus, sama seperti Abraham mempersembahkan domba jantan yang diberikan Tuhan sebagai pengganti Ishak anaknya. Itu bedanya!
Dengan penjelasan tadi, masihkah kita menganggap Doa Koronka itu baik dan layak untuk kita doakan? Ingatlah, doa ini secara tidak langsung telah meremehkan salib Kristus. Siapakah yang paling ingin kita meremehkan salib Kristus kalau bukan iblis? Maka demi keselamatan jiwa kita, tinggalkan Doa Koronka yang diajarkan iblis dan menyesatkan ini.
Terima kasih atas perhatian anda...
Viva Christo Rey!
0 Komentar