Transkrip:
Salam damai dan sejahtera bagi kita semua...
Gambar Kerahiman Ilahi adalah salah satu bagian penting dari Devosi Kerahiman Ilahi. Menurut Buku Harian Sr. Faustina, keberadaan gambar Kerahiman dan penghormatan terhadapnya diminta secara langsung oleh Tuhan Yesus:
“Lukislah suatu gambar menurut contoh yang engkau lihat, dengan tulisan: Yesus, Engkaulah andalanku. Aku ingin agar gambar ini dihormati pertama-tama di kapelmu dan selanjutnya di seluruh dunia.” (BHF nomor 47).
Gambar Kerahiman Ilahi yang paling terkenal dan paling banyak dipajang di berbagai tempat, entah itu di rumah-rumah ataupun di gereja-gereja, adalah gambar ini.
Meski gambar tersebut paling populer, itu bukanlah versi gambar Kerahiman Ilahi yang asli. Versi gambar Kerahiman Ilahi yang populer ini dibuat oleh Adolf Hyla dan diberikan kepada Suster-Suster Bunda Kerahiman di Polandia pada tahun 1944.
Sementara itu gambar Kerahiman Ilahi yang asli dan dilukis menurut arahan langsung dari Sr. Faustina sesuai pesan dan penampakan yang diterimanya, dibuat oleh Eugene Kazimierowski pada tahun 1934. Gambar ini dipamerkan kepada publik pertama kali pada 25–28 April 1934 selama Pekan Suci di Vilnius, dulu bagian dari Polandia tapi sekarang menjadi bagian dari negara Lituania.
Selain kedua versi tadi, masih ada satu versi gambar Kerahiman Ilahi yang sangat populer di Filipina. Gambar tersebut selesai dilukis oleh Robert Skemp pada tahun 1982. Jadi total saat ini ada tiga versi Gambar Kerahiman Ilahi yang resmi digunakan sebagai bagian dari Devosi Kerahiman Ilahi.
Menurut Sr. Faustina, Tuhan Yesus menjanjikan rahmat yang besar kepada siapapun yang menghormati gambar Kerahiman Ilahi tersebut. Ini sesuai dengan pesan yang diterimanya:
“Aku menjanjikan bahwa jiwa yang menghormati gambar ini tidak akan binasa. Aku juga menjanjikan kemenangan atas musuh-musuhnya di dunia, terutama pada saat kematian. Aku sendiri akan membela jiwa itu seolah kemuliaan-Ku sendiri.”
(BHF nomor 48)
Perhatikan...
Tuhan Yesus menjanjikan keselamatan kekal dan kemenangan atas musuh-musuh bagi siapapun yang menghormati gambar Kerahiman Ilahi. Ini janji yang sangat menggiurkan dan mudah diraih. Tidak perlu pertobatan, tidak perlu hidup kudus, tidak perlu memanggul salib, cukup dengan menghormati gambar Kerahiman Ilahi manusia sudah dapat memperoleh keselamatan kekal. Tidak heran begitu banyak orang Katolik yang tergoda dengan janji manis tersebut dan memajang gambar Kerahiman Ilahi ini di ruang doa, altar maupun kapel. Tidak banyak orang Katolik yang sadar bahwa gambar Kerahiman Ilahi dan perintah penghormatan terhadapnya adalah jebakan maut yang sangat berbahaya..
Mengapa demikian?
Mari kita cermati gambar versi asli yang dibuat sesuai arahan Sr. Faustina. Gambar tersebut secara tidak langsung sudah disetujui oleh "Tuhan Yesus" seperti yang terungkap dalam pesannya:
"Tatapan-Ku dalam gambar tersebut sama dengan tatapan-Ku dari atas kayu salib." (BHF nomor 326).
Kalau kita perhatikan dengan teliti, kadua tangan "Tuhan Yesus" dalam gambar tersebut sama sekali tidak menunjukkan adanya bekas luka penyaliban, meski yang digambarkan adalah "Tuhan Yesus" yang sudah bangkit dari kematian. Ini sangat aneh!
Sebagaimana yang tertulis di dalam Injil, kepada Thomas Tuhan Yesus menunjukkan bekas luka penyaliban. Itu artinya setelah kebangkitan-Nya Tuhan Yesus sengaja membiarkan bekas luka penyaliban itu tetap ada. Bekas luka penyaliban ini juga ada dalam semua lukisan yang menggambarkan Tuhan Yesus setelah kebangkitan-Nya. Demikian pula bekas luka tersebut ada dalam semua penampakan Tuhan Yesus yang dialami oleh banyak orang kudus. Jadi setelah kebangkitan-Nya, Tuhan Yesus selalu menampakkan Diri-Nya dengan luka bekas penyaliban!
Mengapa bekas luka tersebut tetap ada?
Tuhan Yesus membiarkan luka bekas penyaliban tetap ada untuk menunjukkan bahwa Dia ungguh-sungguh Tuhan Yesus yang telah mengalami penderitaan dan wafat di kayu salib. Bekas luka penyaliban itu adalah tanda kemenangan bagi Tuhan Yesus dan sekaligus tanda yang mengingatkan manusia pada karya penebusan Tuhan di kayu salib.
Sebaliknya, bagi iblis penyaliban Tuhan kita adalah tanda kekalahan yang sangat memalukan dan tidak ingin diingatnya. Jika Tuhan Yesus selalu bangga pada penderitaan salib-Nya, iblis justru berusaha menyangkal atau mengecilkan makna salib Kristus.
Faktanya, dalam gambar Kerahiman Ilahi yang asli dan dilukis berdasarkan arahan Sr. Faustina, sama sekali tidak tampak adanya bekas luka pada kedua tangan "Tuhan Yesus." Itu artinya "Tuhan Yesus" yang telah menampakkan diri pada Sr. Faustina juga tidak menampakkan bekas luka penyaliban.
Apakah luka itu sebenarnya ada pada penampakan "Tuhan Yesus" tapi Sr. Faustina lupa menginstruksikannya pada pelukis?
Sama sekali tidak! Harap diingat bahwa "Tuhan Yesus" sempat mengomentari tatapan mata pada gambar tersebut (BHF 326). Jika bekas luka salib tersebut seharusnya ada tapi lupa dilukis atau tidak terlihat dengan jelas, tentu "Tuhan Yesus" akan mengomentari kekurangan tersebut mengingat keberadaan bekas luka salib itu jauh lebih penting dari sekedar tatapan mata.
Jadi "Tuhan Yesus" yang menampakkan diri pada Sr. Faustina memang tidak memiliki bekas luka penyaliban. Fakta ini membawa kita pada kesimpulan yang mengerikan: bukan Tuhan Yesus yang menampakkan diri pada Sr. Faustina, tapi iblis yang menyamar sebagai "Tuhan Yesus"!!!
Dengan demikian gambar Kerahiman Ilahi tidak lain adalah gambar iblis yang menyamar sebagai "Tuhan Yesus." Konsekuensinya, mereka yang menghormati gambar tersebut sebenarnya sama saja dengan menghormati atau bahkan menyembah iblis tanpa mereka sadari!
Dari fakta ini maka janji keselamatan kekal bagi semua orang yang menghormati gambar tersebut menjadi masuk akal. Itu sama seperti godaan Iblis di atas gunung yang menawarkan segala kemegahan dunia pada Tuhan Yesus:
"Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." (Mat.4:9)
Bukankah itu senada dengan janji "Tuhan Yesus" palsu yang menawarkan kehidupan kekal dan kemenangan atas musuh-musuh bagi siapapun yang menghormati gambarnya (dalam BHF 48)? Sekarang kita tahu itu cuma janji palsu iblis!
Ingatlah bahwa iblis ingin disembah seperti Tuhan, dan melalui gambar Kerahiman Ilahi dia berhasil mencapai tujuannya. Itu sebabnya gambar Kerahiman Ilahi yang asli tidak memiliki bekas luka penyaliban agar jelas bahwa yang ada di dalam gambar tersebut bukanlah Tuhan Yesus yang asli tapi iblis yang menyamar sebagai "Tuhan Yesus." Dengan demikian iblislah yang sebenarnya dihormati melalui gambar Kerahiman Ilahi.
Itulah fakta mengerikan dari gambar Kerahiman Ilahi!
Belum lagi ditambah fakta kelam bahwa Eugene Kazimierowski yang melukis gambar tersebut adalah seorang freemason yang anti Gereja Katolik. Eugene Kazimirowski bahkan sempat melukis dirinya sebagai Yudas Iskariot sebelum ia akhirnya mati bunuh diri. Keadaan itu sama sekali tidak menunjukkan adanya kerahiman Tuhan bagi orang yang telah berjasa melukis gambar Kerahiman Ilahi, tapi sebaliknya menjadi tanda kehadiran dari kuasa gelap yang membawa kematian kekal. Jika orang yang berjasa membuat gambar Kerahiman Ilahi sama sekali tidak mendapatkan sentuhan kerahiman Tuhan, tentu janji kehidupan kekal dan kemenangan atas musuh-musuh bagi mereka yang menghormati gambar tersebut hanya omong kosong. Sungguh ironis.
Setelah mengetahui ini masihkah anda berani memajang gambar Kerahiman Ilahi dan menghormatinya?
Tapi mungkin sebagian devosan Kerahiman Ilahi mencoba menghibur diri dengan alasan gambar yang mereka gunakan adalah versi Adolf Hyla yang memiliki bekas luka penyaliban. Sayangnya itu tidak mengubah apa-apa!
Gambar apapun yang digunakan sebagai gambar Kerahiman Ilahi, tidak mengubah fakta sejarah bahwa "Tuhan Yesus" yang dilihat oleh Sr. Faustina sesungguhnya adalah iblis yang menyamar. Gambar Kerahiman Ilahi versi Adolf Hyla juga tidak mengubah fakta bahwa gambar Kerahiman Ilahi sejak awal dimaksudkan untuk menghormati iblis yang menyamar sebagai "Tuhan Yesus". Justru penggunaan gambar Kerahiman Ilahi dengan bekas luka salib versi Adolf Hyla telah membuat penipuan devosi sesat ini menjadi semakin berhasil menjerumuskan banyak orang Katolik.
Terima kasih atas perhatian anda...
Viva Christo Rey!
0 Komentar