Menemukan AGAMA Yang PALING BENAR (part 5 - habis) | METANOIA Dan Hidup Doa Yang Radikal


Transkrip:

Salam damai dan sejahtera bagi kita semua...

Video ini adalah bagian terakhir dari seluruh seri video "Menemukan AGAMA Yang PALING BENAR." Pada video bagian pertama telah kita bahas bagaimana agama yang benar itu hanya mungkin ada diantara agama-agama yang percaya pada Tuhan personal, yaitu Tuhan yang mewahyukan kebenaran-Nya pada manusia. Sementara di video kedua kita bahas bagaimana diantara agama-agama yang percaya pada pewahyuan Tuhan yaitu Yahudi, Kristen dan Islam, hanya Kristen saja yang paling benar karena memiliki ajaran kebenaran yang utuh dan sempurna. 

Di video bagian ketiga, diantara ribuan kelompok Kristen yang ada di dunia saat ini ternyata hanya Gereja Katolik saja yang paling benar karena Gereja Katolik adalah satu-satunya Gereja yang didirikan Tuhan kita dan masih tetap eksis sampai hari ini. Di video yang keempat, sesuai dengan nubuat Kitab Suci ternyata Gereja Katolik mengalami perpecahan internal antara kelompok mayoritas yang terarah pada kemurtadan dan kelompok minoritas sisa umat yang tetap setia pada ajaran para Rasul. Pada minoritas sisa umat yang tetap setia itulah janji Tuhan bahwa Gereja-Nya tak akan terkalahkan tergenapi dengan sempurna!

Jadi sekarang kita tahu bahwa agama yang paling benar adalah Gereja Katolik yang setia pada ajaran iman para Rasul, bukan Gereja Katolik yang terjerumus dalam kemurtadan akibat tidak setia pada iman para Rasul! Gereja Katolik yang setia pada iman para Rasul, atau kelompok sisa umat, adalah penerus seungguhnya dari satu-satunya Gereja yang didirikan oleh Tuhan kita!

Pada video bagian terakhir ini kita akan membahas bagaimana semua orang, baik itu Katolik, Kristen Non-Katolik, atau bahkan Non-Kristen dipanggil untuk menjadi bagian dari sisa umat yang setia dan menjadi penerus sesungguhnya dari Gereja Kristus. Ini menjadi penting karena mengetahui sisa umat sebagai satu-satunya penerus Gereja Kristus tidak otomatis menyadarkan orang untuk bergabung ke dalamnya!

Masih banyak orang yang beranggapan bahwa mereka tetap dapat diselamatkan meski mereka menolak untuk bergabung ke dalam Gereja Kristus, satu-satunya agama yang benar. Mereka tetap yakin bahwa agama atau gereja yang mereka ikuti saat ini juga memiliki ajaran kebenaran yang dapat menyelamatkan! Jadi untuk apa repot-repot menjadi bagian dari Gereja Kristus di dalam sisa umat yang setia?

Itu pandangan yang sangat berbahaya dan dapat menjerumuskan banyak jiwa ke dalam kebinasaan! Untuk memahami betapa bahayanya pandangan tersebut kita dapat belajar dari tipologi Gereja Kristus yang diajarkan Tuhan dalam Perjanjian Lama, yaitu bahtera Nuh!

Sebagaimana yang tertulis dalam Kitab Kejadian, Tuhan memerintahkan Nuh untuk membangun sebuah bahtera yang akan menjadi sarana keselamatan bagi manusia-mamusia yang setia pada ajaran Tuhan, yaitu Nuh dan keluarganya, dan berbagai binatang yang ada di muka bumi. Ketika air bah terjadi, hanya mereka yang ada dalam bahtera saja yang selamat sementara semua manusia dan binatang-binatang yang ada di luarnya tidak selamat.

Bahtera Nuh adalah tipologi dari Gereja Kristus, satu-satunya Gereja yang didirikan Tuhan sebagai sarana keselamatan bagi manusia. Jadi mereka yang ingin diselamatkan harus masuk ke dalam Gereja Kristus karena tidak ada sarana atau cara lain yang dapat menyelamatkan manusia selain melalui Gereja yang didirikan Tuhan. Sama seperti tidak ada cara lain yang dapat digunakan manusia untuk selamat dari air bah selain masuk ke dalam bahtera Nuh!

Itu sebabnya Gereja mengajarkan prinsip ini: extra ecclesiam nulla salus, tidak ada keselamatan di luar Gereja! Hanya di dalam Gereja Kristus saja terdapat seluruh ajaran kebenaran dan semua sarana sakramental yang dibutuhkan manusia untuk memperoleh keselamatan kekal! 

Di luar Gereja Kristus, tidak peduli sebaik apapun gereja-gereja tersebut PASTI selalu ada perbedaan atau kekurangan dari apa yang diajarkan dan dipercaya oleh Gereja Kristus. Berdasarkan ajaran Rasul Yakobus, barang siapa menolak satu bagian sama dengan menolak seluruhnya (Yak.2:10). Maka semua gereja-gereja lain, tanpa kecuali, tidak dapat menyelamatkan manusia karena gereja-gereja tersebut sesungguhnya telah menolak seluruh ajaran dan sarana keselamatan yang ditawarkan Tuhan melalui Gereja-Nya! Ini pemahaman alkitabiah penting yang sering diabaikan oleh semua orang Kristen non-Katolik!

Itu sama dengan tipologi bahtera Nuh, tidak peduli orang berusaha naik ke atas pohon atau puncak-puncak gunung yang tertinggi, cara-cara tersebut tidak akan menyelamatkan. Bahkan jika mereka berpegangan erat pada bahtera Nuh dari luar, juga tidak akan selamat karena cepat atau lambat mereka akan jatuh dan tenggelam. Hanya dengan masuk ke dalam bahtera Nuh yang dibuat atas perintah Tuhan saja manusia dapat diselamatkan! 

Tapi harus diingat, meskipun manusia tidak dapat memperoleh keselamatan di luar Gereja, Tuhan tetap dapat menyelamatkan siapapun menurut kehendak-Nya (termasuk jika mereka tidak ada di dalam Gereja Kristus) sebab sebagaimana yang dikatakan Tuhan kita, "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin." (Mat.19:26).

Dengan menggunakan tipologi bahtera Nuh, sekalipun manusia tidak dapat menyelamatkan diri di luar bahtera Nuh, Tuhan pasti mampu menyelamatkan siapapun yang dikehendaki-Nya dengan cara-cara-Nya yang ajaib. Yang harus diingat, mereka diselamatkan karena kehendak dan kerahiman Tuhan, bukan karena ada sarana atau cara lain untuk selamat selain melalui bahtera Nuh. Begitu juga orang-orang yang ada di luar Gereja Kristus dapat diselamatkan Tuhan bukan karena kebenaran agamanya, tapi semata-mata karena kehendak dan kerahiman Tuhan. 

Jadi jangan pernah berpikir bahwa ada sarana lain untuk memperoleh keselamatan selain melalui Gereja Kristus sebagaimana yang secara implisit dinyatakan Gereja Konsili ketika mengadakan doa bersama semua agama, skandal berhala Pachamama, atau Paus yang ikut aktif dalam ritual pagan! Sama sekali tidak ada sarana lain untuk memperoleh keselamatan selain melalui Gereja! Tentang bagaimana dan siapa saja orang-orang yang diselamatkan di luar Gereja Kristus itu sama sekali bukan urusan kita. Tugas kita adalah mewartakan kepada semua orang bahwa hanya di dalam Gereja Kristus saja manusia dapat memperoleh keselamatan.

Bagi orang-orang di luar Gereja yang karena kerahiman Tuhan diselamatkan, bisa kita katakan demikian: dengan cara dan alasan yang hanya diketahui Tuhan, mereka telah dipersatukan secara rohani ke dalam Gereja Kristus untuk memperoleh keselamatan. Pandangan seperti ini tidak bertentangan dengan doktrin 'extra ecclesiam nulla salus'.

Tapi satu hal yang jelas, apabila ada orang yang mengetahui bahwa Gereja Kristus adalah satu-satunya sarana yang disiapkan Tuhan bagi keselamatan tetapi orang tersebut dengan berbagai alasan menolak masuk ke dalamnya, dia sudah pasti tidak dapat diselamatkan. 

Mengapa?

Karena orang tersebut menolak sarana yang telah disediakan Tuhan dengan bayaran amat mahal dari kurban salib-Nya dan memilih sarana-sarana lain. Bagaimanakah Tuhan dapat menyelamatkan orang yang menganggap sarana keselamatan yang dipilihnya sendiri lebih baik dari Gereja yang telah didirikan Tuhan? Atau, bagaimanakah Tuhan dapat menyelamatkan orang yang menganggap Gereja yang didirikan-Nya adalah sia-sia karena ternyata ada banyak sarana lain yang juga dapat menyelamatkan? Jelas Tuhan tidak akan menyelamatkan orang-orang yang dengan sengaja dan sadar melawan kehendak-Nya!

Dengan demikian mereka yang tahu bahwa Gereja Kristus sekarang ini tergenapi dalam Gereja Katolik yang setia pada ajaran iman para Rasul, sebagai sisa umat sesuai nubuat Rasul Paulus (Rm.11:5), punya kewajiban yang tak dapat ditawar untuk meninggalkan agama atau gereja sebelumnya dan menjadi bagian dari sisa umat-Nya. 

"Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah." (Luk.9:62). Mereka yang ingin diselamatkan di dalam Gereja Kristus tapi ragu untuk meninggalkan agama atau gerejanya yang lama, tidak layak bagi Tuhan!

Cara terbaik untuk menghilangkan keraguan tersebut adalah dengan melakukan METANOIA atau perubahan pikiran! Sama seperti orang yang ingin menjadi kudus pertama-tama perlu menyadari bahwa dirinya adalah orang berdosa yang harus bertobat. Demikian juga orang yang ingin memperoleh keselamatan di dalam Gereja Kristus harus berani menyadari kesalahan dan kekeliruan agama atau gereja yang diikutinya. Setelah itu dengan mudah dan tanpa ragu ia akan meninggalkan agamanya yang lama untuk masuk ke dalam Gereja Kristus.

Metanoia adalah langkah pertama yang harus dilakukan oleh semua orang yang ingin menjadi bagian dari Gereja Kristus. Saya katakan semua orang berarti termasuk juga orang-orang Katolik. 

Mengapa demikian?

Karena sekalipun Gereja Katolik adalah Gereja yang didirikan Tuhan kita, adanya Konsili Vatikan II telah membuat mayoritas orang Katolik jatuh dalam kesesatan konsili dan tidak lagi mengikuti ajaran para Rasul. Tetapi sesuai dengan janji Tuhan, Gereja Kristus tetap ada di dalam Gereja Katolik di antara sisa umat, yaitu orang-orang Katolik yang setia pada ajaran para Rasul dan menolak penyesatan Konsili Vatikan II.

Maka orang-orang Katolik yang ingin menjadi bagian dari sisa umat harus melakukan METANOIA. Mereka harus berani mengakui bahwa Konsili Vatikan II adalah sebuah kekeliruan yang harus ditolak agar mereka dapat setia pada ajaran iman para Rasul sebagaimana yang dikehendaki Tuhan.

Salah satu penyebab begitu banyak orang Katolik yang tetap percaya pada ajaran-ajaran Konsili Vatikan II meski sudah begitu banyak buah-buah buruk yang dihasilkannya adalah karena mereka hanya berpegang pada janji Tuhan tentang Gereja-Nya yang tidak akan terkalahkan (Mat.16:18). Padahal selain janji Tuhan tersebut, ada juga nubuat Kitab Suci tentang kemurtadan besar (Luk. 18:8, 2Tes.2:3) dan nubuat tentang sisa umat yang setia (Rm.11:5)

Tanyalah pada semua pendukung konsili, baik klerus maupun awam. Mereka pasti tidak dapat memberikan penjelasan yang memadai: bagaimanakah janji Tuhan bahwa Gereja-Nya tak akan terkalahkan tetap dapat tergenapi, meskipun ada nubuat Kitab Suci yang mengatakan di akhir jaman ada kemurtadan besar? Mereka tidak akan dapat memberikan jawaban yang memadai selama mereka tetap percaya bahwa Konsili Vatikan II adalah "karya Roh Kudus"!

Kemurtadan besar hanya mungkin terjadi apabila sebagian besar hirarki, termasuk pimpinan yang tertinggi, ikut terlibat di dalamnya. Dan kemurtadan besar yang melibatkan sebagian besar hirarki hanya mungkin terjadi jika ada ajaran kesesatan yang disisipkan ke dalam Gereja. Selanjutnya, ajaran kesesatan bisa masuk ke dalam Gereja jika kesesatan tersebut diklaim atau dipoles sedemikian rupa seolah-olah berasal dari Roh Kudus.

Berdasarkan buah-buahnya yang buruk dan juga dari banyak tanda-tanda jaman, kita punya alasan kuat untuk percaya bahwa Konsili Vatikan II adalah ajaran kesesatan yang telah disusupkan ke dalam Gereja dengan diklaim sebagai karya Roh Kudus.

Pertanyaannya, bagaimana mungkin Roh Kudus membiarkan penyesatan tersebut terjadi?

Sebenarnya Roh Kudus sama sekali tidak membiarkan Gereja Kristus begitu saja disusupi ajaran sesat! Roh Kudus melindungi Gereja Katolik dengan mencegah dokumen-dokumen Konsili Vatikan II agar tidak ditetapkan sebagai doktrin yang infallible dan mengikat! Dengan cara demikian dokumen-dokumen Konsili Vatikan II tidak pernah menjadi bagian dari deposit iman Katolik sehingga penolakan terhadapnya BUKAN merupakan penyangkalan terhadap iman Katolik. 

Selain itu Roh Kudus juga menginspirasi orang-orang seperti Mgr. Marcel Lefebvre untuk menolak konsili dan memilih berpegang teguh pada tradisi ajaran iman para Rasul. Roh Kudus menginspirasi dan membimbing mereka untuk menjadi sisa umat yang setia.

Nah, itulah gambar besar dari nubuatan Kitab Suci tentang Gereja dan sekaligus krisis yang saat ini sedang dialami Gereja! 

Sayangnya itulah yang gagal dipahami oleh para pendukung konsili. Akibatnya mereka masih terus berhalusinasi bahwa Konsili Vatikan II adalah karya Roh Kudus dan menolak menyangkal segala kesesatannya! Sekali lagi, cobalah tanyakan pada semua pendukung konsili, baik klerus maupun awam. Mereka semua pasti tidak dapat melihat gambar besar ini!

Selanjutnya, jika orang-orang Katolik harus melakukan METANOIA untuk menjadi bagian dari Gereja Kristus, maka terlebih lagi semua orang yang bukan Katolik. Ini termasuk orang-orang Ortodoks, Protestan, dan juga semua pengikut agama-agama non-Kristen.

Orang-orang Ortodoks harus melakukan metanoia dengan menyadari bahwa penolakan Gereja-gereja Ortodoks atas primat Paus, penolakan terhadap penambahan kata 'filioque' pada Sahadat Iman, dan penolakan terhadap semua dogma-dogma Gereja Katolik adalah suatu kesalahan. 

Penolakan primat Paus saja sudah membuat Gereja-gereja Ortodoks tidak dapat ikut serta mewujudkan Kerajaan Allah yang bersifat hirarkis-monarkis. Dalam Injil Tuhan berkata, "Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku..." (Mat.12:3). Karena Gereja-gereja Ortodoks yang berkarakter kolegial tidak ikut serta mewujudkan Kerajaan Allah bersama Kristus, sesungguhnya mereka telah melawan Kristus! 

Itu jelas bukan kesalahan kecil! Apalagi lagi ditambah dengan banyak kekeliruan lainnya seperti penolakan mereka terhadap filioque, tidak adanya kesatuan diantara Gereja-gereja Ortodoks, pembenaran terhadap perceraian, pembenaran terhadap penggunaan kontrasepsi, dan sebagainya.

Dengan demikian orang-orang Ortodoks harus meninggalkan semua kekeliruan itu dengan bergabung dalam Gereja Kristus, yaitu Gereja Katolik yang setia pada iman para Rasul dan menolak Konsili Vatikan II. 

Begitu juga orang-orang Protestan! Mereka harus melakukan metanoia dengan menyadari bahwa reformasi Martin Luther yang telah membuat mereka terpisah dari Gereja Katolik dan mengakibatkan mereka terus berpecahan hingga hari ini adalah sebuah kesalahan. Mereka juga telah jatuh dalam sikap melawan Kristus karena telah menolak ada bersama Gereja-Nya. Karenanya mereka harus meninggalkan semua gagasan reformasi Martin Luther yang menyesatkan dan kembali bergabung dengan Gereja Katolik yang setia pada iman para Rasul.

Untuk orang-orang non-Kristen, mereka juga harus melakukan metanoia dengan menyadari bahwa agama mereka yang menolak ketuhanan Yesus tidak dapat menyelamatkan. Ada banyak orang-orang non-Kristen yang sudah melakukan "metanoia" dengan menerima Yesus Kristus di luar Gereja Katolik. Mereka lalu merasa sudah memperoleh keselamatan. Itu bisa dilihat dari banyaknya video-video kesaksian yang tersebar di youtube atau media-media sosial lain. 

Sayangnya sikap ini keliru karena "metanoia" yang mereka lakukan sesungguhnya belum selesai. Mereka bagaikan keluar dari mulut buaya untuk masuk ke dalam mulut harimau yang sama bahayanya. Perjalanan metanoia mereka seharusnya masih harus berlanjut hingga mereka bergabung ke dalam Gereja Kristus yang sesungguhnya, yaitu Gereja Katolik yang setia pada ajaran iman para Rasul. 

Demikianlah METANOIA menjadi kunci penting dan langkah pertama yang harus dilakukan semua orang untuk menjadi bagian dari Gereja Kristus, satu-satunya agama yang benar. Sekali lagi harus dicatat bahwa metanoia ini berlaku untuk semua orang, baik itu Katolik, Ortodoks, Protestan, atau para pengikut agama-agama non-Kristen.

Masih ada satu hal sangat penting yang harus diingat untuk menjadi bagian dari sisa umat. Mari kita perhatikan perkataan Rasul Paulus:

Tetapi bagaimanakah firman Allah kepadanya? "Aku masih meninggalkan tujuh ribu orang bagi-Ku, yang tidak pernah sujud menyembah Baal." Demikian juga pada waktu ini ada tinggal suatu sisa, menurut pilihan kasih karunia. (Rm.11:4-5)

Yang harus kita sadari disini adalah bahwa menjadi sisa umat bukanlah semata-mata keinginan dan upaya kita, tetapi terutama dan pertama-tama karena kehendak Tuhan berdasarkan kasih karunia-Nya. Maka siapapun yang terpanggil, tergerak, atau ingin menjadi bagian dari sisa umat harus membuka dirinya pada relasi yang akrab dengan Tuhan melalui hidup doa yang radikal. Radikal disini artinya mengakar. Hidup doa yang radikal berarti menjadikan kegiatan doa sungguh-sungguh mengakar dalam kehidupan kita sehari-hari dimana kita senantiasa meluangkan waktu yang cukup untuk berdoa dan menjadikannya sepenting bernafas.

Tanpa hidup doa yang radikal, kita akan terjatuh pada jebakan iblis meskipun kita telah bertekad menjadi bagian dari sisa umat. Misalnya, sebagian orang Katolik yang sangat bersemangat menolak Konsili Vatikan II pada akhirnya malah terjatuh menjadi kaum sedevakantis dengan menolak Paus yang sah sejak Paus Yohanes XXIII. Ini membuat mereka tidak jauh berbeda dengan para pengikut Gereja-gereja Ortodoks yang menolak Tahta Petrus.

Posisi sedevakantis salah karena menyangkal janji Tuhan bagi Gereja-Nya. Ketika Tuhan memberikan kunci surga kepada Petrus (Mat.16:18-19), tindakan itu secara implisit menunjukkan bahwa kelak pada saat kedatangan-Nya kembali penerus Petrus akan mengembalikan kunci tersebut kepada Tuhan. Dengan menganggap Tahta Petrus kosong sejak Paus Yohanes XXIII berarti kaum sedevakantis telah menyangkal janji Tuhan tersebut karena tidak ada lagi penerus Petrus yang akan mengembalikan kunci surga kepada Tuhan.

Kaum sedevakantis juga salah karena menyangkal perkataan Tuhan di malam perjamuan terakhir:

"Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum,
tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu." (Luk.22:31-32)

Tuhan sendiri sudah menubuatkan bahwa Petrus akan jatuh dalam godaan iblis namun bagaimanapun imannya tidak akan gugur. Pada akhirnya Petrus akan menyadari kesalahannya dan dia akan menguatkan kembali saudara-saudaranya yang lain. 

Artinya, memang akan ada beberapa Paus yang jatuh dalam kesesatan tapi tidak sampai membuat mereka kehilangan status sebagai penerus Tahta Petrus. Kondisi seperti itu sudah pernah terjadi dalam sejarah Gereja ketika Paus Honorius yang jatuh dalam kesesatan monoteletisme tetap diakui sebagai Paus yang sah hingga akhir hidupnya. 

Selanjutnya perkataan Tuhan bahwa Petrus akan terjatuh tapi kemudian insaf kembali dapat kita artikan demikian:

Setelah periode beberapa Paus yang jatuh dalam kesesatan seperti yang terjadi setelah Konsili Vatikan II, akan ada Paus yang menyadari kekeliruan para Paus sebelumnya. Paus tersebut akan berupaya memulihkan kembali kemuliaan Gereja Kristus dengan membersihkan semua penyesatan di dalam Gereja Katolik yang telah mengakibatkan kemurtadan besar. 

Posisi sedevakantis menyangkal itu semua! 

Setelah kosongnya Tahta Petrus selama puluhan tahun menurut versi kaum sedevakantis, tidak mungkin ada lagi kardinal-kardinal yang valid, dan tidak adanya kardinal yang valid membuat tidak mungkin lagi ada Paus yang sah. Maka ketika Tuhan kita datang kembali, Dia harus menerima fakta bahwa doa-Nya kepada Bapa tidak dikabulkan karena iman Petrus ternyata sudah gugur selamanya. Ini jelas mustahil. Maka posisi sedevakantis adalah posisi yang keliru dan harus kita hindari. 

Posisi sisa umat yang benar adalah mengambil tipologi bangsa Israel yang ada dalam masa pembuangan Babel sebagaimana sudah dijelaskan dalam video sebelumnya. Posisi tersebut mewajibkan kita untuk tetap mengakui Paus serta hirarki yang sah, sama seperti Daniel dan kawan-kawannya yang tetap mengakui dan mengabdi pada raja-raja Babel. Apapun yang terjadi kita tetap mengakui Paus dan hirarki yang sah hingga akhirnya Tuhan kembali menganugerahkan kita seorang Paus yang suci, yang akan memulihkan segala sesuatu di dalam Kristus. Sama seperti Daniel dan kawan-kawannya yang tetap mengabdi pada raja-raja Babel sampai bangsa Israel akhirnya dibebaskan dan kembali dari pembuangan Babel.

Untuk menjadi sisa umat yang setia dalam situasi "pembuangan Babel" yang kita alami saat ini, kita tidak dapat melakukannya dengan kekuatan kita sendiri. Kita mutlak membutuhkan pertolongan Tuhan melalui hidup doa yang radikal. Itu sebabnya channel CN tidak hanya lantang menyuarakan sikap menentang Konsili Vatikan II dan mendorong untuk kembali setia pada ajaran para Rasul, kita juga secara aktif dan konsisten selalu mendorong hidup doa yang radikal. 

Ingatlah bahwa penyesatan iblis itu begitu kuat sehingga "orang-orang terpilih" seperti para Paus dan banyak anggota hirarki lain dapat terjatuh dalam kesesatan Konsili Vatikan II yang dirancang iblis. Maka tanpa hidup doa yang radikal, kita semua juga akan mudah terjatuh dan gagal menjadi bagian dari sisa umat yang setia! 

Kesimpulannya...

Tuhan hanya mendirikan SATU agama, sekali untuk selamanya! Satu-satunya agama yang benar itu adalah Gereja Kristus. Sesuai nubuat Kitab Suci, dalam situasi kemurtadan besar menjelang akhir jaman yang sedang terjadi saat ini, Gereja Kristus tersebut ada di dalam Gereja Katolik yang setia pada ajaran iman para Rasul, yaitu diantara sisa umat yang setia.

Jika kita asumsikan di dunia ada 10 ribu agama, maka hanya ada satu agama yang benar sedangkan 9999 agama lainnya bukanlah agama yang benar! Jadi praktis hampir semua orang di dunia sekarang ini tergabung di dalam agama-agama yang tidak akan menyelamatkan mereka!

Lalu bagaimana kita dapat menjadi bagian dari Gereja Kristus yang didirikan Tuhan demi keselamatan kita? Sama seperti pertobatan adalah langkah awal dalam perjalanan manusia untuk meraih kekudusan, begitu juga METANOIA adalah langkah awal bagi semua orang untuk menjadi bagian dari Gereja Kristus.

Yang dimaksud dengan METANOIA dalam konteks ini adalah menyadari kekeliruan dan kekurangan yang ada di dalam agama yang kita ikuti. Hanya dengan mengakui kekeliruan yang ada di agama yang kita ikuti maka kita dapat meninggalkannya tanpa keraguan untuk menjadi bagian dari Gereja Kristus yang satu, kudus, katolik, dan apostolik. Metanoia ini berlaku bagi semua agama, baik Katolik, Ortodoks, Protestan, maupun agama-agama non-Kristen.

Selanjutnya, adanya kemurtadan besar yang terjadi di Gereja Katolik saat ini menunjukkan bahwa upaya iblis untuk menyesatkan manusia begitu kuat. Maka upaya metanoia saja tidak akan cukup. Kita juga harus mengandalkan Tuhan melalui hidup doa yang radikal. Hanya dengan hidup doa yang radikal kita dapat tetap setia ada di dalam Gereja Kristus hingga akhir hidup kita, atau hingga kedatangan Tuhan kelak. 

Terima kasih atas perhatian anda..

Viva Christo Rey!

 

Posting Komentar

0 Komentar