Masih Tentang Nabi-Nabi PALSU | Mengapa Gereja Katolik PERLU Bagi Keselamatan?

 

Transkrip video:

 

 Pax vobis, salam damai dan sejahtera bagi kita semua...

Video terakhir channel CN yang berjudul "Nabi-nabi Palsu Di Sekitar Kita" rupanya mendapat tangapan yang cukup ramai. Tanggapan dari pemirsa non-Katolik sebagian besar masih sulit menerima fakta yang diungkapkan dalam video bahwa Gereja Katolik perlu untuk mewujudkan datangnya Kerajaan Allah di bumi. Sebagian lagi mempertanyakan sikap CN yang menyerang kelompok Kristen non-Katolik dan konon memecah belah kekristenan.

Melalui video ini saya akan menanggapi komentar-komentar tersebut.

Yang pertama, saya akan menanggapi pertanyaan mengapa channel CN menyerang kelompok-kelompok Kristen non-Katolik...

Sebenarnya kalau anda memperhatikan konten-konten channel CN, jauh lebih banyak video-video CN yang mengkritisi Gereja Katolik, terutama yang berkaitan dengan Konsili Vatikan II. Jadi kalau sekarang saya juga mengkritisi Kristen non-Katolik, seharusnya tidak perlu dipermasalahkan. Apalagi sampai dianggap sebagai tindakan untuk memecah-belah kekristenan. Itu tuduhan yang terlalu berlebihan...

Setidaknya dalam konteks ini saya sudah menerapkan prinsip Injil, "...keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu." (Mat.7:5). Karena channel CN sudah jauh lebih banyak mengkritisi kelompok sendiri, yaitu Gereja Katolik, maka kritikan terhadap kelompok lain, sedikit atau banyak, bersifat obyektif.

Kalau anda masih juga keberatan, silahkan tanya pada diri sendiri, sudahkah anda mulai dengan lebih dahulu mengkritisi kelompok anda sendiri?

Yang kedua, ini yang terpenting... Saya akan menjawab keberatan banyak orang mengenai mengapa saya menyatakan Gereja Katolik perlu untuk mewujudkan datangnya Kerajaan Allah.

Kita seringkali heran dengan kedegilan tetangga sebelah yang tidak mau percaya bahwa manusia tidak dapat mengenal Tuhan dengan benar dan memperoleh keselamatan tanpa percaya Yesus Kristus sebagai Tuhan.

Tapi kedegilan yang hampir sama ternyata juga menghinggapi sebagian orang Kristen. Mereka tidak bisa percaya bahwa Gereja yang didirikan Yesus Kristus perlu bagi penggenapan seluruh rencana keselamatan. Padahal menurut logika akal sehat, jika seluruh rencana keselamatan dapat terwujud tanpa melalui Gereja seharusnya Tuhan kita tidak perlu mendirikan Gereja sama sekali. Tapi faktanya Tuhan kita mendirikan Gereja:

"Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya." (Mat.16:18).

Sayangnya masih banyak juga orang Kristen yang berdalih Tuhan kita tidak pernah mendirikan Gereja sebagai institusi. Ini asumsi yang sangat konyol dan tidak berakal...

Bayangkan apa yang terjadi dengan berbagai kesesatan yang muncul di dalam sejarah Kekristenan, jika institusi Gereja tidak pernah ada. Misalnya saja arianisme yang sangat mempengaruhi sebagian besar Uskup di abad 4. Jika tidak ada institusi Gereja, lalu siapa yang dapat menyatakan ajaran arianisme yang menolak ketuhanan Yesus sebagai ajaran sesat? Ada yang bisa jawab???? Silahkan tulis di kolom komentar jika ada....

Tanpa institusi Gereja, sudah sejak belasan abad yang lalu kekristenan hanya tinggal nama dari ribuan ajaran berbeda-beda yang semuanya mengaku benar dan berasal dari Yesus Kristus. Contohnya tidak usah jauh-jauh, kita bisa melihat sendiri apa yang terjadi pada kelompok Protestan yang terus-menerus membelah diri tanpa bisa dibendung siapapun. Itulah yang terjadi ketika mereka tidak lagi percaya pada Gereja sebagai institusi!

Tapi ada yang jauh lebih penting dari sekedar menjaga keutuhan ajaran. Tuhan mendirikan Gereja-Nya dengan Petrus ditunjuk sebagai pemimpinnya karena melalui Gereja-Nya itu dan bukan melalui sarana lain, seluruh rencana keselamatan diwujudkan secara utuh.

Maksudnya apa?

Kalau kita kembali pada kejatuhan manusia di Taman Eden, maka akibat dosa manusia ada dua hal yang rusak. Pertama, kodrat manusiawi sebagai ciptaan yang serupa dengan gambar Allah menjadi rusak. Dan kedua, tatanan kehidupan di bumi yang awalnya dirancang menjadi seperti di dalam surga juga ikut rusak. Maka dalam rencana keselamatan kedua hal tersebut harus dipulihkan seluruhnya, tidak bisa hanya sebagian saja.

Jika kita hanya memulihkan kemanusiaan saja tanpa memulihkan tatanan dunia, itu mirip dengan pemikiran kaum gnostik yang menganggap mereka memiliki rahasia kebenaran dan hidup kekal tanpa peduli perlunya membangun tatanan hidup di dunia. Jika hanya memulihkan tatanan dunia saja tanpa memulihkan kemanusiaan, itu seperti pemikiran kaum globalis yang bercita-cita membangun tatanan dunia baru meski harus dengan cara totaliter yang menindas kemanusiaan!

Gereja Katolik berbeda dengan itu semua, Gereja Katolik memulihkan keduanya. Dimulai dengan memulihkan kemanusiaan dengan cara pengudusan hidup setiap manusia yang percaya melalui berbagai sakramen-sakramen, dan diakhiri dengan terwujudnya Kerajaan Allah sebagai tatanan dunia yang sempurna. Dengan cara demikian kerusakan ciptaan akibat masuknya dosa dapat dipulihkan seluruhnya. Itulah rencana keselamatan yang ingin diwujudkan Tuhan ketika Dia mendirikan Gereja-Nya dengan menunjuk Petrus sebagai pemimpinnya.

Sekarang apa dampak dari perpecahan Gereja?

Agar pembahasannya sederhana, saya hanya akan membatasi perpecahan Gereja akibat skisma besar tahun 1054 dan reformasi Martin Luther di abad 16. Saya juga tidak akan membahas detail penyebab perpecahan tapi langsung melihat akibat dari perpecahan.

Tubuh Kristus tidak dapat terbagi-bagi, itu kata Rasul Paulus. Demikian juga Gereja Kristus yang satu, yaitu Gereja Katolik, sudah pasti tidak dapat terbagi-bagi. Maka ketika akibat skisma sebagian Gereja-gereja Katolik Timur memisahkan diri dari Gereja Katolik dan menamakan diri mereka Gereja Ortodoks, mereka bukan lagi bagian dari Gereja Kristus yang sejak semula dipimpin oleh Petrus dan para penggantinya.

Skisma adalah perpisahan dari kesatuan dengan Gereja Kristus akibat menolak mengakui kepemimpinan Paus sebagai Wakil Kristus. Memang benar Gereja Ortodoks tetap memiliki semua sakramen-sakramen yang dibutuhkan untuk keselamatan dan pengudusan hidup manusia. Tapi mereka tidak mengakui adanya kepemimpinan Gereja oleh satu Wakil Kristus! Akibatnya mereka tidak dapat menjadi bagian dari rencana Tuhan untuk mewujudkan Kerajaan Allah di bumi!

Mengapa demikian?

Karena Kerajaan Allah terwujud ketika seluruh dunia tanpa kecuali mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Raja! Dan itu harus dimulai dari dalam Gereja yang didirikan oleh Tuhan sendiri! Yaitu dengan mengakui Petrus dan para penggantinya sebagai Wakil Kristus! Itulah langkah awal bagi terwujudnya pengakuan seluruh dunia terhadap Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Raja!

Bagaimana mungkin kita berharap seluruh dunia mau mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Raja sementara di dalam Gereja yang didirikan-Nya Paus yang ditunjuk sebagai Wakil Kristus tidak diakui kepemimpinannya? Itu jelas bertentangan dengan akal sehat! Maka terwujudnya Kerajaan Allah di bumi harus dimulai dari pengakuan semua kelompok Kristen pada kepemimpinan Paus sebagai Wakil Kristus!

Dengan demikian Gereja Katolik yang dipimpin oleh seorang Paus adalah lambang satu-satunya dan sekaligus pengharapan tak terputus akan datangnya Kerajaan Allah yang dipimpin oleh Yesus Kristus sebagai Raja! Tuhan tidak mewujudkan rencana-Nya untuk menghadirkan Kerajaan Allah kecuali melalui Gereja Katolik yang didirikan-Nya!

Konsekuensinya, Gereja Ortodoks yang menolak untuk mengakui Paus sebagai Wakil Kristus dan pemimpin Gereja universal, berarti juga menolak menjadi bagian dari rencana Tuhan untuk menghadirkan Kerajaan Allah di bumi!

Perpecahan akibat reformasi Martin Luther lebih parah lagi!

Denominasi Protestan tidak hanya menolak kepemimpinan Paus sebagai kepala Gereja Kristus, tapi juga menolak sakramen-sakramen Gereja! Artinya, denominasi Protestan tidak hanya menolak ikut ambil bagian dalam mewujudkan Kerajaan Allah, tapi juga tidak memiliki sarana berupa sakramen-sakramen untuk menguduskan kemanusiaan!

Singkatnya, akibat skisma Gereja Ortodoks memang masih memiliki semua sarana yang dibutuhkan untuk pengudusan hidup manusia tapi mereka tidak dapat mengambil bagian dalam rencana Tuhan untuk menghadirkan Kerajaan Allah. Sedangkan akibat reformasi, denominasi Protestan tidak memiliki sarana pengudusan hidup manusia dan juga tidak dapat ikut ambil bagian dalam rencana Tuhan untuk mewujudkan Kerajaan Allah!

Inilah yang perlu kita ingat baik-baik...

Rencana keselamatan dari Tuhan mencakup pemulihan kekudusan hidup manusia dan juga mewujudkan Kerajaan Allah di bumi. Keduanya harus diwujudkan, tidak bisa salah satu saja...

Maka denominasi Protestan yang tidak memiliki sarana pengudusan dan menolak ikut mewujudkan Kerajaan Allah jelas tidak menjadi bagian dalam rencana keselamatan. Demikian juga Gereja Ortodoks, sekalipun mereka memiliki sarana pengudusan hidup manusia berupa sakramen-sakramen Gereja, namun mereka menolak ikut mewujudkan Kerajaan Allah. Maka Gereja Ortodoks pun tidak menjadi bagian dalam rencana keselamatan!

Dengan demikian baik Gereja Ortodoks maupun denominasi-denominasi Protestan, keduanya tidak melakukan kehendak Bapa yang ingin memulihkan seluruh ciptaan-Nya melalui rencana keselamatan. Mereka termasuk dalam orang-orang yang dimaksudkan Tuhan dalam pernyatan Injil ini:

"Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga." (Mat.7:21).

Celakanya, karena mereka masih tetap mengakui Yesus sebagai Tuhan dan percaya pada ajaran Kitab Suci, mereka mengira masih tetap menjadi bagian dari anggota Tubuh Kristus. Ini yang membuat mereka, baik Ortodoks maupun Protestan, seringkali tidak merasa bahwa perpecahan dengan Gereja Katolik adalah sebuah kesalahan! Padahal dengan memisahkan diri dari Gereja Katolik mereka sudah bukan bagian dari Tubuh Kristus dan tidak lagi ambil bagian dalam rencana keselamatan!

Tuhan kita berkata, "Siapa tidak bersama Aku, melawan Aku!" Maka Gereja-gereja Ortodoks dan denominasi-denominasi Protestan yang menolak ambil bagian dalam rencana Tuhan untuk mewujudkan Kerajaan-Nya sebenarnya telah menempatkan diri mereka pada posisi melawan Kristus! Sia-sialah mereka berdoa Bapa Kami karena kelakuan mereka bertentangan dengan doa yang mereka ucapkan!

Selama Gereja-gereja Ortodoks dan denominasi-denominasi Protestan menolak kembali bersatu dengan Gereja Katolik, mereka tetap berada dalam posisi melawan Tuhan! Maka semua penyembuhan, mujizat, pengusiran setan yang mereka lakukan dengan membenarkan posisi mereka yang ada di luar Gereja Katolik, mustahil berasal dari Tuhan. Meskipun semuanya itu dilakukan dalam Nama Yesus. Injil mengatakan itu dengan sangat jelas...

"Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Mat.7:22-23).

Tuhan Yesus menyatakan tidak pernah mengenal mereka karena sejak awal mereka mengaku sebagai Kristen, mereka sudah dan selalu menempatkan diri mereka dalam posisi melawan Dia! Bahkan semua karya pewartaan Injil yang mereka lakukan palsu dan sia-sia karena semua orang yang mereka rangkul menjadi Kristen di dalam kelompok mereka ikut berada dalam posisi melawan Kristus! Itu membuat mereka semua jatuh pada kategori nabi-nabi palsu yang menyesatkan banyak orang!

Lalu solusinya apa?

Karena Tuhan tidak mengubah rencana-Nya dan tetap akan mewujudkan Kerajaan Allah melalui Gereja Katolik, maka solusinya cuma satu. Dengarkan panggilan Tuhan dan kembali bersatu di dalam Gereja Katolik sebagai satu kawanan dan satu gembala. Injil juga menyatakan ini dengan amat jelas:

"Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala." (Yoh.10:16).

Jangan pernah tergiur pada upaya persatuan ekumenis! Sebaik dan setulus apapun upaya persatuan semacam itu dilakukan, hasilnya adalah persatuan Kristen di luar Gereja Katolik! Persatuan semacam itu tetap membuat mereka yang terlibat di dalamnya ada dalam posisi melawan rencana Tuhan! Belajarlah dari tragedi di Taman Eden dimana Adam dan Hawa diusir karena satu kesalahan saja. Maka Kerajaan Allah mustahil diwujudkan melalui persatuan ekumenis Kristen yang jelas-jelas dibangun dengan mengkompromikan kebenaran dan mentoleransi kesesatan!

Persatuan ekumenis justru hanya akan mewujudkan persatuan Kristen dalam gereja baru, yaitu Gereja Antikristus! Dan itu jelas-jelas bagian dari agenda iblis untuk melawan Tuhan!

Sekarang pertanyaannya, bagaimana cara untuk kembali bersatu ke dalam Gereja Katolik?

Saya sudah banyak membahas ini di video-video sebelumnya. Caranya adalah dengan melakukan METANOIA. Ini berlaku untuk semua, baik Ortodoks, Protestan, maupun Katolik.

Jangan mulai dengan mempertanyakan siapa yang salah dalam perpecahan yang terjadi. Itu sudah dibahas berabad-abad lamanya dan tidak membawa hasil. Mari kita terima itu sebagai bagian dari tragedi sejarah dimana semua pihak tanpa kecuali ikut andil di dalamnya. Lebih baik kita ambil solusi dengan dua kata ini: maafkan dan lupakan! Mereka yang masih terus mempermasalahkan itu hanya memperlihatkan tidak adanya niat untuk kembali bersatu.

Selanjutnya kita semua tanpa kecuali, baik Katolik, Ortodoks, maupun Protestan harus menolak tegas persatuan melalui ekumenisme yang sekarang sedang diupayakan semua kelompok Kristen. Persatuan ekumenisme tidak berasal dari Tuhan dan akan berujung pada persatuan Kristen dalam Gereja Antikristus.

Selanjutnya, Ortodoks dan Protestan harus mau mengakui posisi mereka yang telah berpisah dari Gereja Katolik adalah suatu kesalahan. Masing-masing mulai melakukan introspeksi dengan mengkritisi semua hal yang menyebabkan perpisahan dari Gereja Katolik dengan tujuan agar dapat kembali pada posisi sebelum perpecahan itu terjadi.

Dengan demikian yang Ortodoks berusaha mengkritisi skisma dan kembali pada posisi sebelum skisma, sedangkan yang Protestan harus berani mengkritisi reformasi Martin Luther dan berusaha kembali pada posisi sebelum reformasi!

Apabila metanoia ini dilakukan dengan tulus dan mengandalkan pertolongan Tuhan, maka cepat atau lambat Ortodoks dan Protestan akan kembali bersatu di dalam Gereja Katolik! Saya percaya Tuhan sendiri yang akan menolong mereka semua untuk bersatu dengan cara ini! Setiap Ortodoks dan Protestan yang mau melakukan metanoia demi persatuan kembali ke dalam Gereja Katolik, meskipun mereka masih dalam proses dan belum berhasil bersatu, mereka sudah tidak lagi dalam posisi melawan Kristus dan mereka sudah ada di pihak Kristus.

Sebab ada dikatakan, "Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita." (Mrk.9:40).

Sementara itu Katolik pun perlu melakukan metanoia yang tidak kalah beratnya. Walaupun Gereja Katolik didirikan oleh Kristus sendiri, karena kelalaian sebagian dari gembala-gembalanya saat ini keadaannya bagaikan ladang yang ditumbuhi gandum dan lalang. Bahkan akibat Konsili Vatikan II, lalang yang tumbuh nyaris memenuhi ladang dan menghimpit gandum yang ditanam oleh Tuhan! Uskup Agung Vigano menggambarkan Konsili Vatikan II sebagai kanker ganas yang menyebabkan metastasis atau kerusakan organ yang menyebar kemana-mana.

Oleh karena itu orang Katolik juga perlu melakukan metanoia untuk membersihkan lalang yang ada. Caranya dengan mengkritisi Konsili Vatikan II yang menjadi penyebab utama tumbuh pesatnya lalang dan berusaha untuk kembali pada ajaran Gereja Katolik sebelum Konsili Vatikan II. Dengan cara demikian, Gereja Katolik sungguh-sungguh dapat menjadi tempat yang layak untuk menerima kembalinya orang-orang Ortodoks dan Protestan bersatu di dalamnya sebagai satu kawanan dengan satu gembala!

Saat ini mungkin channel CN adalah satu-satunya channel Kristen di Indonesia yang peduli pada upaya persatuan Kristen tanpa ekumenisme. Bukan hanya melalui gagasan, tapi juga melalui kegiatan nyata berupa doa bersama semua Kristen yang salah satunya ditujukan untuk mendorong persatuan Kristen tanpa ekumenisme. Kegiatan tersebut sudah dilakukan lebih dari tiga tahun lamanya dan merupakan bagian dari upaya channel CN untuk ikut aktif berjuang bersama Tuhan memulihkan segala sesuatu dalam Nama-Nya. Atau dengan kata lain ikut aktif berjuang mewujudkan Kerajaan Allah di bumi!

Jadi kalau ada orang yang menuduh channel CN memecah belah kekristenan, kami sudah menunjukkan bukti sebaliknya.

Jika anda tertarik untuk ikut membangun persatuan Kristen tanpa ekumenisme dan sekaligus ikut berjuang memulihkan segala sesuatu di dalam Kristus, anda dapat bergabung dalam program CRUSADER ACADEMY. Program ini ditujukan untuk membentuk setiap Kristen yang ingin berjuang bersama Kristus mewujudkan Kerajaan-Nya. Kegiatan tersebut terbuka bagi semua Kristen!

Terima kasih atas perhatian anda..

Viva Christo Rey.

Posting Komentar

0 Komentar