[video kompilasi Misa Latin Tradisional]
Inilah Misa Latin Tradisional Katolik, liturgi ritus Latin kuno yang telah menjiwai kehidupan Gereja Katolik selama berabad-abad. Misa ini berakar pada liturgi di jaman para Rasul dan mengalami perkembangan secara organik selama berabad-abad. Pelaksanaan liturgi Misa ini menggunakan bahasa latin pada sebagian besar teks liturginya, dengan tambahan beberapa kata dari bahasa Ibrani dan Yunani.
Kesatuannya yang tak terpisahkan dari liturgi di jaman para Rasul terletak pada pusat liturgi Misa yang ada pada persembahan kurban Kalvari tanpa darah. Dengan demikian esensi dari Misa Latin Tradisional tidak lain adalah upacara kurban Kalvari yang menjadi perpanjangan dan pengganti dari kurban sehari-hari di Perjanjian Lama, yang telah dihentikan sejak hancurnya Bait Allah di Yerusalem.
Karena Misa Latin Tradisional adalah upacara kurban, maka pelaksanaannya selalu mengedepankan unsur kesakralan dan berpusat sepenuhnya pada Tuhan. Itu sebabnya Imam bersama-sama dengan umat menghadap ke satu arah yang sama, yaitu altar. Secara simbolik itu menunjukkan bahwa Misa Latin tradisional sepenuhnya berpusat pada Tuhan.
Pada Misa Latin Tradisional anda tidak akan mendengarkan lagu-lagu rohani kontemporer seperti yang ada pada banyak Misa Novus Ordo. Sebaliknya anda akan mendengarkan lagu-lagu gregorian yang indah dan sudah dinyanyikan dalam setiap Misa selama berabad-abad. Hal itu dimaksudkan untuk mengangkat jiwa kita pada Tuhan dan membangun suasana sakral di dalam liturgi. Suasana Misa yang hening, perempuan yang mengenakan mantila, dan penerimaan komuni oleh imam langsung di mulut umat yang berlutut, juga menjadi ciri khas dari Misa Latin tradisional.
Itulah Misa Gereja Katolik yang asli, Misa yang telah diikuti banyak orang kudus Katolik selama berabad-abad dan menjadi sumber dari kekudusan mereka. Misa Latin Tradisional adalah Misa apostolik atau liturgi misa warisan para Rasul yang menghadirkan upacara kurban Kalvari, dan sepenuhnya terarah serta berpusat pada Tuhan.
Tapi setelah Konsili Vatikan II kehadiran Misa Latin Tradisional ini semakin dipinggirkan dan digantikan oleh Misa Novus Ordo. Itulah Misa Katolik yang umumnya kita temukan di setiap paroki hari ini. Berbeda dengan Misa Latin Tradisional, teologi liturgi Misa Novus Ordo bukan lagi kurban Kalvari tapi perjamuan kudus yang diadopsi dari liturgi Protestan.
Misa Novus Ordo juga tidak lagi berpusat pada Tuhan melainkan pada manusia. Itu sebabnya imam tidak lagi menghadap altar, melainkan menghadap umat. Demikian juga suasana sakral tidak lagi dipentingkan karena dalam Misa Novus Ordo partisipasi dan keaktifan umat lebih ditekankan.
Dan yang terpenting, Misa Novus ordo sejak awal dirancang bersifat terbuka, adaptif, dan bisa terus berubah agar dapat mengikuti teologi dan ajaran Gereja Katolik pasca-konsili yang akan terus berubah mengikuti perkembangan jaman.
Salah satu perubahan nyata yang muncul dalam Misa Novus Ordo adalah proses inkulturasi liturgi yang terjadi di hampir semua keuskupan. Munculnya Misa Katolik ritus Maya yang diresmikan Vatikan beberapa bulan lalu hanyalah salah satu contoh dari proses inkulturasi yang terjadi pada Misa Novus Ordo.
Celakanya, karena teologi Misa Novus Ordo sudah bergeser dan tidak lagi berpusat pada Tuhan, maka unsur kesakralan Misa, entah sadar atau tidak, cenderung diabaikan. Akibatnya proses inkulturasi ini seringkali dilakukan dengan ceroboh dan jatuh dalam sinkretisme. Ada banyak unsur-unsur pagan dan tradisi-tradisi nenek moyang yang tidak sejalan dengan iman Katolik masuk ke dalamnya dan menjadi dosa sakrilegi.
Salah satu contoh yang paling sering kita lihat dan terjadi nyaris setiap tahun adalah Misa Imlek Katolik. Tidak perlu heran kalau suatu saat Misa Imlek ini akan diresmikan oleh Vatikan sebagai Misa Katolik ritus Sun Go Kong...
[kumpulan video misa imlek]
Seharusnya misa-misa inkulturatif seperti itu ditiadakan saja karena berpotensi besar merusak iman Katolik dan menjadi batu sandungan bagi universalitas Gereja Katolik. Selain itu adanya misa inkulturatif seperti ini menunjukkan betapa banyak orang Katolik yang tidak mau meninggalkan tradisi dan ajaran nenek moyang mereka, yang dipengaruhi unsur-unsur pagan yang sesat, untuk mengikuti ajaran iman Katolik secara utuh.
Mungkin mereka termasuk orang-orang yang dimaksudkan Tuhan dalam perkataan-Nya, 'Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.' (Luk.9:62).
Terima kasih atas perhatian anda...
Viva Christo Rey!
0 Komentar