Transkrip:
Salam damai dan sejahtera bagi kita semua...
Akhirnya setelah kurang lebih 6 tahun lamanya menyatakan perlawanan terhadap Konsili Vatikan II dan Kepausan Fransiskus, Uskup Agung Vigano secara resmi dihadapkan pada tuduhan skisma dan terancam di-ekskomunikasi.
Uskup Agung Vigano dituduh telah menentang legitimasi Paus Fransiskus dan menolak Konsili Vatikan II. Dalam pernyataan publiknya beberapa tahun lalu Uskup Agung Vigano memang menyatakan bahwa Konsili Vatikan II adalah kanker teologis, moral dan liturgis yang telah merusak Gereja Katolik. Sementara itu gereja konsili yang dipimpin oleh Jorge Bergoglio tidak lebih dari metastasis yang muncul dari kanker tersebut. Ini pernyataan yang banyak mendapatkan apresiasi dari kaum tradisionalis karena kejujurannya melihat fakta yang terjadi di Gereja Katolik.
Dalam pembelaan tertulisnya terhadap tuduhan skisma tersebut Uskup Agung Vigano antara lain berkata:
Menghadapi tuduhan Dikasteri, saya menyatakan, sebagai Penerus Para Rasul, saya berada dalam persekutuan penuh dengan Gereja Apostolik Katolik Roma, dengan Magisterium para Paus Roma, dan dengan Tradisi doktrinal, moral, dan liturgi yang tidak terputus, yang telah mereka lestarikan dengan setia.
Saya MENOLAK kesalahan-kesalahan neomodernis yang melekat dalam Konsili Vatikan II dan dalam apa yang disebut “magisterium pasca-konsili”, khususnya dalam hal kolegialitas, ekumenisme, kebebasan beragama, sekularitas negara, dan liturgi.
Demikian kutipan dari pernyataan Uskup Agung Vigano.
Yang menjadi pertanyaan, mengapa baru sekarang ia dituduh melakukan skisma?
Apakah karena Uskup Agung Vigano baru-baru ini juga menuduh Paus Fransiskus terlibat dalam pelecehan seksual? Bisa jadi!
Tapi kemungkinan besar ini berkaitan dengan rencana Paus Fransiskus untuk meniadakan Misa Latin Tradisional secara efektif untuk seterusnya.
Seperti kita ketahui, pada tanggal 16 Juli 2021 Paus Fransiskus telah menerbitkan motu proprio Traditiones Custodes yang menyatakan Misa Novus Ordo sebagai satu-satunya liturgi bagi Gereja Katolik dan membatasi dengan ketat pelaksanaan Misa Latin Tradisional. Namun motu proprio ini tidak efektif karena banyak Uskup yang mengabaikannya.
Salah satu penyebabnya adalah pernyataan-pernyataan publik yang sangat keras dari Uskup Agung Vigano, yang membuat motu proprio Traditiones Custodes menjadi lelucon dan kehilangan wibawanya.
Agar rencana Paus Fransiskus untuk meniadakan Misa Latin efektif maka dia perlu membungkam musuh utamanya, yaitu Uskup Agung Vigano! Nah, itulah yang sekarang terjadi.
Mengenai pemanggilan dirinya untuk menghadapi pengadilan khusus di Vatikan, Uskup Agung Vigano dalam suratnya yang terbaru sudah menyatakan dengan tegas tidak akan menghadirinya. Dia akan membiarkan apapun keputusan yang dijatuhkan karena dia meyakini keputusan itu sudah diambil sebelum pengadilan.
Menutup pernyataannya, Uskup Agung Vigano mengatakan demikian:
'Gereja' Bergoglio bukanlah Gereja Katolik, melainkan 'Gereja konsili' yang lahir dari Konsili Vatikan II dan baru-baru ini diberi nama baru yang tidak kalah sesatnya, yaitu "Gereja sinodal." Jika dari 'Gereja' ini saya dinyatakan terpisah karena skisma, maka bagi saya hal itu akan menjadi suatu kehormatan dan kebanggaan.....
Uskup Agung Vigano dengan tepat mengartikulasikan pandangan kaum tradisionalis yang melihat Gereja konsili adalah gereja baru dengan ajaran iman yang berbeda dari Gereja Katolik. Gereja konsili tidak lain hanyalah lalang yang tumbuh bersama gandum di dalam satu ladang yang sama..
Pernyataan Uskup Agung Vigano ini kemungkinan akan menjadi bola panas yang membuat pertentangan antara kaum modernis pendukung konsili dan kaum tradisionalis yang setia pada iman para Rasul semakin tajam dan terbuka. Kita tunggu saja perkembangannya...
Sementara itu bagaimanakah sikap kita sebagai kaum tradisionalis terhadap rencana ekskomunikasi Uskup Agung Vigano?
St. Athanasius juga pernah diekskomunikasi oleh Paus Liberius karena ia menentang arianisme. Tapi kemudian ternyata St. Athanasius dinyatakan sebagai orang kudus dan Paus Liberius menjadi Paus pertama yang tidak dinyatakan sebagai santo.
Uskup Agung Marcel Lefebvre juga diekskomunikasi karena mantahbisakan Uskup tanpa seijin Vatikan. Tapi SSPX yang dididirkannya kini menjadi komunitas Katolik tradisional yang terbesar di dunia, dan akhirnya secara de-facto ekskomunikasi tersebut dicabut bersama-sama dengan ekskomunikasi terhadap empat Uskup SSPX yang ia tahbiskan.
Jadi bukan yang pertama kali orang tidak bersalah dijatuhi hukuman ekskomunikasi oleh Gereja.
Juga dalam Kitab Suci, Daniel dijatuhi hukuman mati karena kesetiaannya pada iman. Tapi Tuhan mengutus para malaikat untuk menolongnya. Begitu juga Tuhan kita dijatuhi hukuman mati oleh Imam Besar dan imam-imam Yahudi. Tapi pada hari ketiga Ia bangkit dari kematian.
Maka demikian juga rencana ekskomunikasi terhadap Uskup Agung Vigano. Belum tentu dia memang layak mendapatkannya. Untuk itu biarlah waktu yang akan berbicara kelak...
Terima kasih atas perhatian anda...
Viva Christo Rey!
0 Komentar