IDAS-R eps. 2 | Benarkah Islam Menerima Wahyu Kebenaran Tuhan?


 Transkrip:


Pada video "Islam Dan Akal Sehat - Reborn" kali ini kita akan membahas tentang Sabda Tuhan, yaitu ajaran kebenaran dan hukum-hukum Tuhan yang diwahyukan kepada manusia agar menjadi pedoman hidup dan jalan untuk mencapai keselamatan kekal.

Islam percaya bahwa Alquran yang menjadi kitab suci mereka, berisi Sabda Tuhan yang dimaksud. Sementara Gereja Katolik percaya bahwa Sabda Tuhan tertuang di dalam Kitab Suci (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) dan Tradisi Suci.

Islam percaya bahwa Alquran adalah penutup dari seluruh rangkaian wahyu Tuhan dan oleh karenanya berisi Sabda Tuhan yang utuh dan sempurna. Sementara Gereja Katolik percaya bahwa seluruh Sabda Tuhan yang diwahyukan secara publik kepada manusia sudah ditutup dengan kematian Rasul Yohanes sebagai Rasul Tuhan yang terakhir. Artinya seluruh Sabda Tuhan yang perlu bagi keselamatan sudah diwahyukan seluruhnya kepada manusia dan tidak perlu ada wahyu baru lagi untuk menambahkan atau menyempurnakannya.

Lalu mana yang benar, Sabda Tuhan versi Islam atau versi Gereja Katolik? Mari kita uji keduanya secara obyektif dan menggunakan akal sehat! Kita akan menguji klaim keduanya dengan menggunakan premis sederhana ini:

Karena Tuhan ingin menyelamatkan manusia dan membawa manusia pada seluruh kebenaran, Ia pasti mewahyukan seluruh Kebenaran-Nya secara utuh dan tidak setengah-setengah. Dengan demikian agama yang benar dan berasal dari Tuhan PASTI memiliki seluruh Kebenaran Sabda Tuhan yang utuh. 

Mari kita uji manakah dari kedua agama, Islam dan Katolik, yang memiliki seluruh kebenaran Sabda Tuhan.

Kita akan mulai dengan Islam....

Islam percaya bahwa seluruh Sabda Tuhan telah diwahyukan kepada Muhamad. Itu bisa kita tafsirkan dari ayat-ayat ini:

Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu... (Al Maidah 5:3).

Siapa yang mencari agama selain Islam, sekali-kali (agamanya) tidak akan diterima darinya dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi. (Ali Imran 3:85)

Jadi logikanya seluruh kebenaran Tuhan yang perlu bagi keselamatan manusia dalam Islam sudah dinyatakan seluruhnya dalam Alquran yang diterima Muhamad. Namun faktanya tidak ada satu pun ulama yang mengajarkan Islam hanya dengan menggunakan Alquran tanpa dilengkapi Hadis. Itu berarti wahyu Tuhan yang ada di dalam Alquran ternyata tidak cukup sempurna untuk mengajarkan seluruh kebenaran ajaran Islam. Ajaran Tuhan yang ada dalam Alquran ternyata masih perlu ditambah oleh Hadis.

Apakah Hadis itu bagian dari wahyu Tuhan? Sama sekali tidak! 

Hadis adalah kumpulan perkataan dan perbuatan Muhamad yang baru ditulis sekitar dua abad setelah kematian Muhamad. Tapi di dalamnya terdapat banyak petunjuk yang penting bagi umat Islam untuk mempraktekkan agamanya. Contohnya, kaum muslim tidak akan tahu bagaimana menjalankan ibadah-ibadah dalam Islam, seperti sholat atau pun puasa, tanpa merujuk pada Hadis.

Dari fakta ini dapat disimpulkan bahwa Wahyu Tuhan yang dalam Islam hanya tercatat di Alquran ternyata tidak berisi kebenaran yang utuh sehingga perlu dibantu oleh Hadis yang bukan wahyu Tuhan! Dengan demikian Islam tidak memenuhi persyaratan sebagai agama yang benar karena wahyu yang diterimanya di dalam Alquran bukanlah seluruh kebenaran yang sempurna! 

Mari kita bandingkan dengan Gereja Katolik...

Dalam Gereja Katolik, seluruh kebenaran Sabda Tuhan yang perlu bagi keselamatan dipercaya telah diwahyukan Tuhan tuntas melalui Kitab Suci dan Tradisi Suci. Itulah deposit iman Katolik, yaitu seluruh kebenaran iman dan moral yang utuh dan tidak berubah dari jaman ke jaman.

Kitab Suci terdiri dari dua bagian, yaitu Perjanjian Lama yang berisi wahyu Tuhan yang disampaikan melalui para nabi-nabi sebagai persiapan untuk menerima seluruh kebenaran. Sedangkan Kitab Perjanjian Baru adalah kumpulan kitab Injil dan tulisan-tulisan para Rasul yang berisi tentang kehidupan, pengajaran, dan karya penebusan Yesus Kristus yang menggenapi seluruh ajaran para nabi.

Dalam Injilnya Rasul Yohanes menulis:

Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu. (Yoh.21:25)

Dengan demikian ada ajaran-ajaran Yesus yang tidak dituliskan dalam berbagai kitab tapi disampaikan oleh para Rasul secara lisan kepada murid-murid mereka. Ajaran lisan dari para Rasul inilah yang disebut sebagai Tradisi Suci. 

Karena Yesus Kristus adalah Sabda Tuhan yang berinkarnasi menjadi manusia, maka Yesus Kristus adalah keseluruhan Sabda Tuhan itu sendiri. Dengan inkarnasi-Nya ke dunia, Yesus Kristus telah menyatakan seluruh kebenaran Tuhan secara utuh kepada menusia melalui para Rasul-Nya.

Itu sebabnya Yesus berkata:

"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yoh.14:6).

Jadi, dalam Gereja Katolik seluruh kebenaran Sabda Tuhan sudah dinyatakan dalam Kitab Suci dan Tradisi Suci. Dan tidak itu saja, untuk menjamin agar seluruh kebenaran yang diterima oleh para Rasul akan diteruskan kepada semua manusia dengan sempurna dari waktu ke waktu, Yesus Kristus mengutus Roh Kudus untuk menyertai Gereja dan mengajarkan segala sesuatu yang sudah diajarkan-Nya:

"Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran..." (Yoh.14:16-17) 

"...Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu." (Yoh.14:26)

Penyertaan Roh Kudus di dalam Gereja Katolik menjamin bahwa deposit iman, yaitu seluruh ajaran Yesus Kristus yang diterima oleh para Rasul-Nya akan tetap utuh dan tidak berubah sedikit pun sepanjang sejarah Gereja sampai selama-lamanya. Roh Kudus tidak menambahkan ajaran baru apapun, Roh Kudus hanya mengingatkan, memperjelas, dan mengajarkan kembali apapun yang sudah dinyatakan oleh Yesus Kristus kepada para Rasul-Nya. Dengan demikian di dalam Gereja Katolik seluruh kebenaran Sabda Tuhan sudah dinyatakan dan akan tetap terjaga utuh sampai akhir jaman. Jadi, premis bahwa di dalam agama yang benar Tuhan mewahyukan seluruh kebenaran-Nya secara utuh, sudah tergenapi dengan baik di dalam Gereja Katolik.

Tapi supaya lebih meyakinkan, mari kita asumsikan Islam membantah argumen tadi dan tetap mengklaim telah menerima wahyu Tuhan yang sempurna melalui Alquran. Alasannya, apa yang tertulis di Alquran adalah substansi dari ajaran Islam, sementara Hadis hanyalah pelengkap tambahan yang perlu tapi bukan substansi.

Karena Tuhan itu sempurna, maka seluruh ajaran-Nya yang sempurna pasti dapat membawa manusia pada kesempurnaan kodratnya sebagai manusia. Dengan demikian premis awal tadi dapat kita sempurnakan menjadi seperti ini: agama yang benar PASTI memiliki seluruh kebenaran Tuhan yang utuh dan dapat membawa manusia pada kesempurnaan.

Mari kita uji, manakah diantara ajaran Islam atau Gereja Katolik yang mengajarkan manusia untuk mencapai kesempurnaan kodratnya sebagai manusia!

Dalam Alquran dikatakan bahwa Muhamad adalah teladan terbaik bagi manusia:

Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah. (Al Ahzab 33:21)

Dengan demikian hasil terbaik yang bisa diharapkan dalam ajaran Islam adalah menjadikan manusia mengikuti teladan Muhamad, tidak mungkin lebih dari itu. Masalahnya, dalam Alquran tidak ada ukuran obyektif dan absolut tentang kesempurnaan manusia. Maka sebaik apapun Muhamad ia tidak mungkin mencapai kesempurnaan, apalagi mencontohkannya karena memang tidak ada ukuran obyektifnya di dalam Alquran. Dengan demikian Islam tidak mungkin dapat mengajarkan manusia untuk menjadi sempurna!

Mari kita bandingkan dengan ajaran Gereja Katolik!

Di dalam Injil Yesus Kristus mengatakan ini:

"Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." (Mat.5:48)

Jadi Yesus Kristus menuntut manusia untuk menjadi sempurna sebab sejak semula manusia memang diciptakan serupa dengan gambar Tuhan sendiri (Kej.1:26). Dengan demikian menjadi serupa dengan gambar Tuhan adalah standar kesempurnaan bagi manusia dalam ajaran iman Kristen! Tak mungkin ada ukuran kesempurnaan manusia yang lebih dari itu.

Tapi apakah Yesus hanya sekedar menuntut? Tentu saja tidak, Yesus Kristus juga mengajarkan caranya:

"Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." (Mat.19:21).

Lalu bagaimana mungkin manusia yang terikat pada kelemahan daging ini bisa menjadi sempurna? Kuncinya pada kata-kata terakhir pada ajaran Tuhan untuk menjadi sempurna, "..ikutlah Aku." 

Berbeda dengan Muhamad yang hanya manusia biasa dengan segala kelemahannya, dalam iman Kristen Yesus Kristus bukanlah sekedar manusia biasa. Yesus Kristus adalah Tuhan yang berinkarnasi sebagai manusia. Yesus Kristus adalah gambar Tuhan yang hadir di dunia! Dalam diri Yesus Kristus, manusia dapat melihat kesempurnaan Tuhan yang menjalani hidup di dunia dalam keterbatasan-Nya sebagai manusia. Maka dengan mengikuti teladan Yesus Kristus, manusia dapat menjadi serupa dengan gambar Tuhan atau dengan kata lain: manusia dapat menjadi sempurna!

Jadi berdasarkan penalaran akal sehat dapat kita simpulkan: premis yang mengatakan bahwa agama yang benar PASTI memiliki seluruh kebenaran Sabda Tuhan yang utuh dan dapat membawa manusia pada kesempurnaan, sudah tergenapi dengan baik di dalam Gereja Katolik!

Kuncinya ada pada inkarnasi Yesus Kristus! 

Karena Yesus Kristus adalah Sabda Tuhan yang menjadi manusia, maka seluruh ajaran-Nya yang dinyatakan kepada para Rasul menjadikan deposit iman yang dimiliki Gereja Katolik memuat seluruh kebenaran Sabda Tuhan yang utuh! Begitu juga karena Yesus Kristus adalah Tuhan yang berinkarnasi menjadi manusia, maka Dia dapat menuntut sekaligus mengajarkan manusia untuk menjadi sempurna dengan cara mengikuti teladan hidup-Nya.

Tanpa inkarnasi Yesus Kristus maka tak ada satu pun agama yang memiliki seluruh kebenaran Sabda Tuhan, dan tak ada satu pun agama yang mampu mengajarkan manusia untuk menjadi sempurna!

Jadi silahkan putuskan sendiri dengan bantuan akal sehat, manakah agama yang sungguh-sungguh benar berasal dari Tuhan dan mana yang hanya mengklaim dirinya berasal dari Tuhan.

Terima kasih atas perhatian anda...

Viva Christo Rey!

Posting Komentar

0 Komentar