Ensiklik MORTALIUM ANIMOS - Paus Pius XI

 


Saudara yang Terhormat, Salam sejahtera dan Berkat Apostolik.

Mungkin belum pernah di masa lalu kita melihat, seperti yang kita lihat di jaman kita sekarang ini, pikiran orang-orang yang begitu disibukkan oleh keinginan baik untuk memperkuat maupun memperluas kesejahteraan bersama masyarakat manusia dengan hubungan persaudaraan yang mengikat dan menyatukan kita bersama, dan yang merupakan konsekuensi dari asal usul serta sifat kita yang sama. Karena bangsa-bangsa belum sepenuhnya menikmati buah-buah perdamaian, justru sebaliknya perselisihan-perselisihan lama dan baru di berbagai tempat pecah menjadi hasutan dan perselisihan sipil. Dan karena di sisi lain banyak perselisihan yang menyangkut ketentraman dan kemakmuran bangsa-bangsa tidak dapat diselesaikan tanpa persetujuan aktif dan bantuan dari mereka yang memerintah Negara dan mempromosikan kepentingan mereka. Mudah dipahami, dan terlebih lagi karena sekarang tidak ada yang memperdebatkan kesatuan ras manusia, mengapa banyak yang menginginkan berbagai bangsa, yang diilhami oleh kekerabatan universal ini, setiap hari menghendaki persatuan.

2. Tujuan serupa ditujukan oleh beberapa orang, dalam hal-hal yang menyangkut Hukum Baru yang dinyatakan oleh Kristus Tuhan kita. Karena mereka meyakini dengan pasti, bahwa orang-orang yang miskin dari rasa keagamaan sangat jarang ditemukan, mereka tampaknya telah mendasarkan pada keyakinan itu, sebuah harapan bahwa bangsa-bangsa, meskipun mereka sendiri berbeda dalam hal-hal doktrin keagamaan tertentu, akan tanpa banyak kesulitan datang sebagai saudara untuk setuju dalam menganut doktrin-doktrin tertentu, yang seolah-olah merupakan dasar yang umum dari kehidupan spiritual. Oleh karena itu, konvensi, pertemuan, dan pidato sering diadakan oleh orang-orang ini, di mana sejumlah besar pendengar hadir, dan di mana semua orang tanpa perbedaan diundang untuk bergabung dalam diskusi, baik orang-orang kafir dari segala jenis, dan orang-orang Kristen, bahkan orang-orang Kristen yang telah murtad dari Kristus atau yang dengan keras kepala dan tegas menyangkal sifat dan misi ilahi-Nya. 

Upaya-upaya semacam itu sekarang juga disetujui oleh umat Katolik, yang didasarkan pada pendapat yang salah dengan menganggap semua agama kurang lebih baik dan terpuji, karena semuanya dengan cara yang berbeda memanifestasikan dan menandakan perasaan yang sudah ada dalam diri kita semua, dan yang dengannya kita dituntun kepada Allah dan kepada pengakuan yang taat akan pemerintahan-Nya. Tidak hanya mereka yang memegang pendapat ini salah dan tertipu, tetapi juga dalam memutarbalikkan gagasan tentang agama yang benar yang mereka tolak, dan sedikit demi sedikit menyimpang ke naturalisme dan ateisme; dari sini jelas bahwa orang yang mendukung mereka yang memegang teori-teori ini dan berusaha untuk merealisasikannya, sama sekali meninggalkan agama yang berasal dari wahyu ilahi.

3. Tetapi sebagian lebih mudah tertipu oleh penampilan luar yang baik ketika muncul pertanyaan tentang upaya membina persatuan di antara semua orang Kristen.

4. Bukankah benar, sebagaimana sering diulang-ulang, bahkan sejalan dengan kewajiban, bahwa semua orang yang menyebut nama Kristus harus menjauhkan diri dari saling mencela dan akhirnya bersatu dalam cinta kasih bersama? Siapa yang berani mengatakan bahwa ia mengasihi Kristus, harus bekerja dengan sekuat tenaga untuk melaksanakan keinginan-Nya, yang telah meminta kepada Bapa-Nya agar murid-murid-Nya menjadi "satu." Dan bukankah Kristus yang sama menghendaki bahwa murid-murid harus ditandai dan dibedakan dari yang lain dengan karakteristik ini, yaitu bahwa mereka saling mengasihi: "Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi"? 

Semua orang Kristen, mereka menambahkan, harus sebagai "satu": karena dengan demikian mereka akan jauh lebih kuat dalam mengusir hama anti-agama, yang seperti ular setiap hari merayap semakin jauh dan menyebar, dan bersiap untuk merampok Injil dari kekuatannya. Hal-hal ini dan hal-hal lain yang terus-menerus diulang dan diperkuat oleh kelas manusia yang dikenal sebagai pan-Kristen; dan orang-orang ini, yang jumlahnya banyak dan tersebar, telah merambah ke semua kelas, dan telah mengelompokkan diri mereka ke dalam masyarakat yang tersebar luas, yang sebagian besar dipimpin oleh non-Katolik, meskipun mereka diilhami dengan berbagai doktrin iman. Usaha ini dipromosikan secara aktif seperti di banyak tempat untuk membangun persatuan, dan bahkan menguasai pikiran sangat banyak umat Katolik dan memikat mereka dengan harapan bahwa persatuan semacam itu sejalan dengan keinginan Bunda Gereja, yang memang tidak memiliki apa-apa selain untuk mengingatkan putra-putranya yang bersalah dan membawa mereka kembali ke pangkuannya. Namun pada kenyataannya di balik kata-kata yang menggoda dan bujukan ini terdapat kesalahan yang paling parah, yang dengannya dasar-dasar iman Katolik dihancurkan sepenuhnya.

5. Oleh karena itu, didasarkan pada kesadaran jabatan Kerasulan yang Kami miliki, bahwa Kami tidak boleh membiarkan kawanan domba Tuhan ditipu oleh kekeliruan yang berbahaya, Kami memohon, Saudara-saudara yang Terhormat, semangat Anda dalam menghindari kejahatan ini. Karena Kami yakin bahwa dengan tulisan dan kata-kata Anda masing-masing orang akan lebih mudah mengenal dan memahami prinsip-prinsip dan argumen yang akan Kami kemukakan. Dan umat Katolik akan belajar bagaimana mereka harus berpikir dan bertindak ketika ada pertanyaan tentang usaha-usaha yang pada akhirnya mempersatukan dalam satu tubuh semua orang yang menyebut diri mereka orang Kristen.

6. Kita diciptakan oleh Tuhan, Pencipta alam semesta, agar kita mengenal-Nya dan mengabdi kepada-Nya, Pembuat kita. Oleh karenanya memiliki hak yang sempurna atas pelayanan kami. Tuhan dapat, dan memang, telah menetapkan bagi pemerintahan manusia suatu hukum alam, yang, dalam ciptaan-Nya, Dia tanamkan dalam jiwanya, dan telah mengembangkan hukum yang sama itu melalui pemeliharaan-Nya. Tetapi Dia lebih memilih untuk menerapkan aturan, yang harus kita patuhi, dan dalam perjalanan waktu, yaitu dari awal umat manusia sampai kedatangan dan pemberitaan Yesus Kristus. Dia sendiri mengajari manusia kewajiban yang harus dilakukan oleh makhluk yang berakal bagi Penciptanya: "Tuhan, yang pada waktu yang bermacam-macam dan dengan cara yang berbeda-beda, di masa lalu berbicara kepada para bapa melalui para nabi, terakhir dari semuanya, pada hari-hari ini, telah berbicara kepada kita melalui Putra-Nya." Dari hal itu diketahui bahwa tidak ada agama yang benar selain yang berdasarkan pada Sabda Allah yang diwahyukan: wahyu yang dimulai dari awal dan berlanjut di bawah Hukum Lama, dan disempurnakan Yesus Kristus dalam Hukum Baru. 

Sekarang, jika Tuhan telah berfirman (dan secara historis pasti bahwa Dia telah benar-benar berbicara), semua harus melihat bahwa adalah kewajiban manusia untuk percaya secara mutlak pada Wahyu Tuhan dan untuk secara implisit mematuhi perintah-Nya; agar kita dapat melakukan keduanya dengan benar, demi kemuliaan Allah dan keselamatan kita sendiri, Putra Tunggal Allah mendirikan Gereja-Nya di bumi. Selanjutnya, Kami percaya bahwa mereka yang menyebut diri mereka orang Kristen tidak dapat berbuat lain selain percaya bahwa Gereja didirikan oleh Kristus; tetapi jika ditanya lebih lanjut tentang sifatnya menurut kehendak Penciptanya, maka tidak semua setuju. 

Sebagian besar dari mereka, misalnya, menyangkal bahwa Gereja Kristus harus kelihatan dan nyata, paling tidak sampai sedemikian rupa sehingga tampak sebagai satu kumpulan umat beriman, menyetujui satu doktrin yang sama di bawah satu otoritas pengajaran dan pemerintahan. Tetapi, mereka memahami Gereja yang kasat mata sebagai Federasi, yang terdiri dari berbagai komunitas Kristen, meskipun mereka menganut doktrin yang berbeda, yang bahkan mungkin tidak cocok satu sama lain. Sebaliknya, Kristus Tuhan kita menetapkan Gereja-Nya sebagai masyarakat yang sempurna, dengan sifatnya yang eksternal dan dapat dipahami oleh indera, yang harus melanjutkan karya keselamatan umat manusia, di bawah kepemimpinan satu kepala, dengan otoritas mengajar secara verbal, dan melalui pelayanan sakramen, sumber-sumber rahmat surgawi. Untuk alasan itu Dia membuktikannya dengan membandingkan kesamaan Gereja dengan kerajaan, dengan rumah, kandang domba, dan dengan kawanan domba. 

Gereja ini, setelah dilembagakan dengan begitu luar biasa, tidak dapat, dengan kematian Pendirinya dan para Rasul yang merupakan pelopor dalam menyebarkannya, sepenuhnya padam dan tidak ada lagi, karena kepadanya diberikan perintah untuk memimpin semua manusia, tanpa membedakan waktu atau tempat, menuju keselamatan kekal: "Karena itu pergilah, ajarlah semua bangsa." Dalam melaksanakan tugas ini secara terus-menerus, akankah ada unsur kekuatan dan efisiensi yang dikehendaki Gereja, ketika Kristus sendiri selalu hadir untuk itu, sesuai dengan janji-Nya: "Lihatlah, Aku menyertai kamu sepanjang waktu, bahkan sampai akhir jaman?" Oleh karena itu, Gereja Kristus tidak hanya ada hari ini dan seterusnya, tetapi juga persis sama seperti pada zaman para Rasul, kecuali jika kita mengatakan, yang mana dilarang Allah, bahwa Kristus Tuhan kita tidak dapat mewujudkan tujuan-Nya, atau bahwa Dia keliru ketika Dia menyatakan bahwa gerbang neraka tidak pernah mengalahkannnya.

7. Dan di sini tampaknya tepat untuk menjelaskan dan menyangkal pendapat palsu tertentu, yang menjadi dasar seluruh pertanyaan ini, serta gerakan kompleks yang dengannya non-Katolik berusaha untuk mewujudkan persatuan gereja-gereja Kristen. Bagi penulis yang menyukai pandangan ini terbiasa untuk berulang kali mengemukakan kata-kata Kristus ini: "Supaya mereka semua menjadi satu.... Dan supaya mereka menjadi satu kawanan dan satu gembala," namun dengan arti bahwa Yesus Kristus hanya mengungkapkan keinginan dan doa, yang masih belum terpenuhi. Karena mereka berpendapat bahwa kesatuan iman dan pemerintahan, yang merupakan tanda dari satu Gereja Kristus yang sejati, hampir tidak ada sampai saat ini, dan tidak ada pada hari ini. Mereka menganggap persatuan ini memang diinginkan dan bahkan suatu hari nanti dapat dicapai melalui sarana kehendak yang diarahkan pada tujuan bersama, tetapi sementara itu hanya dapat dianggap sebagai ideal belaka. 

Mereka menambahkan bahwa Gereja itu sendiri, atau sifatnya, dibagi menjadi beberapa bagian; artinya, itu terdiri dari beberapa gereja atau komunitas yang berbeda, yang masih tetap terpisah, dan meskipun memiliki pasal-pasal doktrin tertentu yang sama, namun tidak setuju mengenai sisanya. Bahwa mereka semua menikmati hak yang sama, dan bahwa Gereja adalah satu dan unik, setidaknya dari jaman para rasul sampai Konsili Ekumenis yang pertama. Oleh karena itu, kata mereka, kontroversi dan perbedaan pendapat yang sudah berlangsung lama, yang hingga hari ini masih memisahkan anggota keluarga Kristen, harus sepenuhnya dikesampingkan. Dan dari doktrin-doktrin yang tersisa, suatu bentuk umum iman disusun dan diusulkan untuk dipercaya, dan dalam pengakuan bahwa semua tidak hanya tahu tetapi merasa bahwa mereka adalah saudara. Berbagai gereja atau komunitas, jika disatukan dalam semacam federasi universal, maka akan berada dalam posisi untuk menentang dengan kuat dan dengan sukses kemajuan anti-agama. 

Ini, Saudara-saudara yang Terhormat, adalah apa yang biasa dikatakan. Memang ada beberapa orang yang mengakui dan menegaskan bahwa Protestantisme, telah menolak secara ceroboh, doktrin-doktrin iman tertentu dan beberapa upacara eksternal, yang pada kenyataannya, menyenangkan dan bermanfaat, dan yang masih dipertahankan Gereja Roma. Namun, mereka segera melanjutkan dengan mengatakan bahwa Gereja juga telah keliru, dan merusak agama asli dengan menambahkan dan mengusulkan doktrin-doktrin tertentu untuk dipercaya yang tidak hanya asing bagi Injil, tetapi bahkan menjijikkan bagi Injil. 

Di antara mereka memang ada beberapa, meskipun sedikit, yang memberikan kepada Paus Roma keunggulan kehormatan atau bahkan yurisdiksi atau kekuasaan tertentu, tetapi ini, bagaimanapun, mereka anggap tidak muncul dari hukum ilahi tetapi dari persetujuan umat beriman. Yang lain lagi, bahkan lebih jauh berharap Paus sendiri untuk memimpin keanekaragaman mereka, bisa dikatakan, semacam majelis. Namun, bagaimanapun, meskipun banyak non-Katolik dapat ditemukan yang dengan lantang memberitakan persekutuan persaudaraan dalam Kristus Yesus, namun Anda tidak akan menemukan sama sekali ajakan untuk menaati Wakil Yesus Kristus baik dalam kapasitas-Nya sebagai seorang guru atau sebagai pemimpin. Sementara itu mereka menegaskan bahwa mereka akan dengan senang hati mengakui Gereja Roma, tetapi dengan syarat yaitu sederajat diantara sesama saudara. Tetapi bahkan jika mereka dapat bertindak demikian tampaknya tidak diragukan lagi bahwa setiap pakta yang mungkin mereka masuki tidak akan membuat mereka berpaling dari pandangan-pandangan yang masih menjadi alasan mengapa mereka keliru dan menyimpang dari satu kawanan Kristus.

8. Dengan demikian, jelaslah bahwa Takhta Apostolik tanpa kecuali tidak boleh ambil bagian dalam persekutuan mereka, juga tidak dibenarkan bagi umat Katolik untuk mendukung atau bekerja untuk usaha-usaha semacam itu; karena jika mereka melakukannya, mereka akan menyetujui kekristenan palsu, yang sangat asing bagi Gereja Kristus yang satu. Haruskah Kami mengorbankan, secara tidak adil, kebenaran yang diwahyukan secara ilahi, untuk dijadikan subjek kompromi? Di sini, ada tantangan untuk membela kebenaran yang diwahyukan. 

Yesus Kristus mengutus para Rasul-Nya ke seluruh dunia agar mereka dapat meresapi semua bangsa dengan iman Injil, dan, agar mereka tidak melakukan kesalahan, Dia menghendaki sebelumnya bahwa mereka akan diajar oleh Roh Kudus. Dapatkah doktrin para Rasul ini benar-benar menghilang, atau dikaburkan di Gereja, yang penguasa dan penolongnya adalah Tuhan sendiri? Jika Penebus kita dengan jelas mengatakan bahwa Injil-Nya akan berlanjut tidak hanya selama jaman para Rasul, tetapi juga sampai jaman yang akan datang, mungkinkah objek iman dalam berjalannya waktu menjadi kabur dan tidak pasti, sehingga hari ini menjadi perlu untuk mentolerir pandangan yang bahkan tidak sesuai satu sama lain? Jika ini benar, kita harus mengakui bahwa kedatangan Roh Kudus atas para Rasul, dan berdiamnya Roh yang sama secara terus-menerus di dalam Gereja, dan pemberitaan Yesus Kristus, beberapa abad yang lalu, telah kehilangan semua keampuhannya. Pandangan demikian adalah suatu penghujatan!

Tetapi Putra Tunggal Allah, ketika Dia memerintahkan wakil-wakil-Nya untuk mengajar semua bangsa, mewajibkan semua orang untuk mempercayai apa pun yang diberitahukan kepada mereka oleh "saksi-saksi yang telah ditetapkan oleh Allah," dan juga menegaskan perintah-Nya dengan sanksi ini: “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan; tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.” Kedua perintah Kristus yang harus dipenuhi adalah ini, yang satu mengajar dan yang lain percaya, bahkan tidak dapat dipahami, kecuali jika Gereja menawarkan ajaran yang lengkap dan mudah dipahami, dan bebas dari semua bahaya kesalahan. Dalam hal ini, juga menyimpang dari jalan yang benar mereka yang berpikir bahwa deposit kebenaran demikian rumit dan sangat melelahkan, yang membutuhkan studi begitu panjang, sehingga tidak mungkin dipahami dalam rentang kehidupan seseorang. Seolah-olah Tuhan yang Maha Kasih telah berbicara melalui para nabi dan Putra Tunggal-Nya agar hanya segelintir, dan mereka yang bersusah payah selama bertahun-tahun, mampu mempelajari apa yang telah Dia ungkapkan melalui mereka, dan bukannya agar Dia dapat menanamkan doktrin iman dan moral, yang dengannya manusia dibimbing meenjalani seluruh perjalanan kehidupan moralnya.

9. Orang-orang pan-Kristen ini yang mengarahkan pikiran mereka untuk menyatukan gereja-gereja, tampaknya memang mengejar ide-ide paling mulia dalam mempromosikan cinta kasih di antara semua orang Kristen: namun bagaimana bisa terjadi bahwa cinta kasih ini cenderung melukai iman? Semua orang tahu bahwa Yohanes sendiri, Rasul kasih, yang mengungkapkan dalam Injilnya rahasia Hati Kudus Yesus, dan yang tidak pernah berhenti memberi kesan pada ingatan para muridnya perintah baru "Kasihilah satu sama lain," sama sekali melarang hubungan yang akrab dengan mereka yang menganut versi ajaran Kristus yang rusak dan cacat: "Jikalau seorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam kepadanya." Karena alasan itu, yaitu karena kasih didasarkan pada iman yang utuh dan tulus, para murid Kristus harus dipersatukan terutama oleh ikatan satu iman. 

Lalu siapakah yang dapat membentuk Federasi Kristen, yang anggota-anggotanya masing-masing mempertahankan pendapat dan penilaian pribadinya sendiri, bahkan dalam hal-hal yang menyangkut objek iman, meskipun mereka melawan semua pandangan yang lain? Dan dengan cara apa, Kami bertanya, dapatkah orang-orang yang menganut pendapat yang bertentangan, menjadi bagian dari Federasi umat beriman yang sama? Misalnya, mereka yang menegaskan, dan mereka yang menyangkal bahwa Tradisi suci adalah sumber sejati dari Wahyu ilahi; mereka yang berpendapat bahwa hierarki gerejawi, yang terdiri dari uskup, imam dan diakon, telah ditetapkan secara ilahi, dan mereka yang menegaskan bahwa konsep itu berkembang sedikit demi sedikit sesuai dengan kondisi saat itu. Mereka yang meyakini Kristus benar-benar hadir dalam Ekaristi Mahakudus melalui pengubahan yang luar biasa dari roti dan anggur yang disebut transubstansiasi, dan mereka yang menegaskan bahwa Kristus hadir hanya melalui iman atau dengan makna simbolik dan kebajikan Sakramen. Mereka yang dalam Ekaristi mengakui baik sifat sakramen maupun kurban, dan mereka yang mengatakan bahwa itu tidak lebih dari memori atau peringatan Perjamuan Tuhan. Mereka yang percaya adalah baik dan berguna untuk memohon doa para Orang Suci yang memerintah bersama Kristus, terutama Maria Bunda Allah, dan untuk menghormati gambar mereka, dan mereka yang mendesak agar penghormatan seperti itu tidak digunakan, karena itu bertentangan dengan kehormatan yang diberikan kepada Yesus Kristus, "satu-satunya perantara Allah dan manusia." 

Betapa beragamnya pendapat dapat memperjelas bagaimana jalan untuk mewujudkan kesatuan Gereja yang tidak kita kenal; bahwa persatuan hanya dapat muncul dari satu otoritas pengajaran, satu hukum kepercayaan dan satu iman orang Kristen. Tapi Kita tahu bahwa ini adalah langkah mudah untuk mengabaikan agama atau indiferentisme dan modernisme, sebagaimana mereka menyebutnya. Mereka, yang secara menyedihkan terinfeksi dengan kesalahan-kesalahan ini, berpendapat bahwa kebenaran dogmatis tidak mutlak tetapi relatif, yaitu, sesuai dengan kebutuhan waktu dan tempat yang berbeda-beda dan dengan kecenderungan pikiran yang berbeda-beda, karena tidak terkandung dalam wahyu yang tidak dapat diubah, tetapi dapat disesuaikan dengan kehidupan manusia. Selain itu, sehubungan dengan hal-hal yang harus dipercayai, sekarang sah untuk menggunakan pembedaan yang oleh sebagian orang dianggap cocok antara pokok-pokok iman yang mendasar dan yang tidak mendasar, seperti yang mereka katakan, seolah-olah yang pertama harus diterima oleh semua, sedangkan yang terakhir dapat dibiarkan dengan persetujuan bebas dari umat beriman. Karena keutamaan supernatural dari iman memiliki penyebab formal, yaitu otoritas pewahyuan Allah, perbedaan seperti itu tidak dibenarkan.

Untuk alasan inilah semua yang benar-benar milik Kristus percaya pada Bunda Allah dikandung tanpa noda dosa asal dengan iman yang sama seperti mereka percaya misteri Tritunggal Agustinus, dan percaya pada Inkarnasi Tuhan kita sama seperti mereka percaya pada otoritas pengajaran yang infallible dari Paus Roma sesuai dengan pengertian yang didefinisikan oleh Konsili Ekumenis Vatikan. Apakah kebenaran-kebenaran ini tidak memiliki kepastian yang sama, atau tidak sama-sama dipercaya, karena Gereja telah dengan sungguh-sungguh menyetujui dan mendefinisikannya, beberapa di satu jaman dan beberapa di jaman lain, bahkan di masa yang tepat sebelum zaman kita? Bukankah Tuhan sendiri yang telah mengungkapkan semuanya itu? 

Untuk kuasa mengajar Gereja, yang dalam kebijaksanaan ilahi didirikan di bumi agar ajaran-ajaran yang diwahyukan tetap utuh untuk selama-lamanya, dan agar ajaran-ajaran itu dapat dibawa dengan mudah dan aman ke dalam pengetahuan manusia. Dan yang dilaksanakan setiap hari melalui Paus Roma dan para Uskup yang berada dalam persekutuan dengannya, juga memiliki kuasa untuk mendefinisikan, bila dipandang perlu, kebenaran apa pun dengan ritus dan dekrit yang khidmad, kapan pun hal ini diperlukan baik untuk menentang kesalahan atau serangan bidat, atau memperjelas dan memperinci pokok-pokok ajaran iman yang sudah diberikankan bagi pemahaman umat beriman. Tetapi dalam penggunaan otoritas pengajaran yang luar biasa ini, tidak ada hal-hal baru yang dapat dimasukkan, juga tidak ada ajaran yang baru dapat ditambahkan ke dalam kebenaran yang setidaknya secara implisit terkandung dalam deposit Wahyu, yang diturunkan secara ilahi kepada Gereja: hanya kebenaran-kebenaran yang sebelumnya mungkin masih samar diperjelas bagi sebagian orang, atau apa yang sebelumnya dipertanyakan oleh sebagian orang secara tegas dinyatakan untuk diimani.

10. Jadi, Saudara-saudara yang Terhormat, jelaslah mengapa Takhta Apostolik tidak pernah mengizinkan umatnya untuk mengambil bagian dalam persekutuan non-Katolik. Karena persatuan umat Kristiani hanya dapat ditingkatkan dengan mempromosikan kembalinya ke satu-satunya Gereja Kristus yang sejati, mereka yang terpisah darinya, karena di masa lalu dengan menyedihkan mereka telah meninggalkannya, kepada satu Gereja Kristus yang sejati, yang terlihat oleh semua orang, dan yang akan tetap ada, menurut kehendak Penciptanya, persis sama seperti yang Dia tetapkan. Selama berabad-abad, Mempelai Kristus yang mistik tidak pernah terkontaminasi, juga tidak akan pernah terkontaminasi di masa depan, seperti yang disaksikan oleh Cyprianus: "Mempelai Kristus tidak dapat berbuat serong kepada Mempelainya: dia tidak cacat dan sederhana. Dia hanya tahu satu tempat tinggal, Dia menjaga kesucian kamar pernikahan dengan murni dan rendah hati." 

Martir suci yang sama dengan alasan yang baik sangat heran bahwa orang dapat percaya "kesatuan dalam Gereja ini yang muncul dari landasan ilahi, dan yang dirajut oleh sakramen-sakramen surgawi, dapat terkoyak dan rusak oleh kekuatan kehendak yang berlawanan.” Karena Tubuh Mistik Kristus, sama seperti tubuh fisik-Nya, adalah satu, dipadatkan dan disatukan dengan tepat, adalah bodoh dan tidak pada tempatnya untuk mengatakan bahwa Tubuh Mistik terdiri dari anggota-anggota yang tercerai-berai dan terpisah: barangsiapa tidak bersatu dengan tubuh, bukanlah anggotanya, dia juga tidak ada di dalamnya, juga tidak bersatu dengan Kristus yang adalah Kepalanya.

11. Lebih jauh lagi, dalam Gereja Kristus yang satu ini tidak seorang pun dapat atau tetap tinggal mereka yang tidak menerima, mengakui dan menaati otoritas dan supremasi Petrus dan para penerusnya yang sah. Bukankah nenek moyang dari mereka yang sekarang terjerat dalam kesalahan Photius dan para reformator, mematuhi Uskup Roma, gembala utama jiwa-jiwa? Sayangnya anak-anak mereka meninggalkan rumah bapa-bapa mereka, tetapi mereka tidak jatuh ke tanah dan binasa untuk selama-lamanya, karena mereka didukung oleh Tuhan. Oleh karena itu, biarlah mereka kembali kepada Bapa semua umat beriman, yang, dengan melupakan hinaan-hinaan yang sebelumnya ditimpakan pada Takhta Apostolik, akan menerima mereka dengan cara yang paling penuh kasih. 

Karena, jika seperti yang terus-menerus mereka nyatakan, mereka rindu untuk bersatu dengan Kita dan kepunyaan kita, mengapa mereka tidak segera memasuki Gereja, "Bunda semua umat Kristus"? Biarlah mereka mendengar Lactantius berseru: "Gereja Katolik sendirian dalam memelihara ibadat yang benar. Ini adalah sumber kebenaran, ini rumah Iman, ini bait Allah: jika ada orang yang tidak masuk ke sini, atau jika ada orang yang keluar darinya, dia adalah orang asing bagi harapan atas hidup dan keselamatan. Janganlah seorang pun menipu dirinya sendiri dengan pertengkaran yang keras kepala. Karena hidup dan keselamatan di sini menjadi pertimbangan, yang akan hilang dan dihancurkan seluruhnya, kecuali jika kepentingan keduanya diperhatikan dengan hati-hati dan tekun."

12. Oleh karena itu, biarlah anak-anak yang terpisah itu mendekat ke Takhta Apostolik, yang didirikan di Kota tempat Petrus dan Paulus, Pangeran dari para Rasul, disucikan oleh darah mereka. Kepada Takhta itu, Kami ulangi, yang merupakan "akar dan rahim dari mana Gereja Allah muncul", bukan dengan maksud dan harapan bahwa "Gereja Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran" akan mengesampingkan integritas iman yang benar dan mentolerir kesalahan mereka, tetapi sebaliknya, bahwa mereka tunduk pada ajaran dan pemerintahannya. Apakah itu akan menjadi kebahagiaan Kami untuk dapat melakukan apa yang begitu banyak pendahulu Kami tidak bisa, untuk merangkul dengan kasih sayang kebapakan, anak-anak yang perpisahannya yang menyedihkan dari Kami sekarang Kami meratapi. Apakah Tuhan Penyelamat kita, "Yang akan menyelamatkan semua orang dan memperoleh pengetahuan tentang kebenaran," mau mendengarkan kita ketika Kami dengan rendah hati memohon agar Dia berkenan mengingat semua yang menyimpang agar kembali ke dalam kesatuan Gereja! Dalam usaha yang paling penting ini Kami meminta dan berharap agar orang lain meminta doa Santa Maria Perawan, Bunda rahmat ilahi, yang menang atas semua ajaran sesat dan Penolong umat Kristiani, agar Ia memohon untuk Kami agar mempercepat hari yang dinantikan, ketika semua orang akan mendengar suara Putra ilahinya, dan akan "bersungguh-sungguh menjaga kesatuan Roh dalam ikatan damai."

13. Anda, Saudara-saudara yang Terhormat, memahami betapa pertanyaan ini ada dalam pikiran Kami, dan Kami ingin agar anak-anak Kami juga mengetahui, bukan hanya mereka yang tergabung dalam komunitas Katolik, tetapi juga mereka yang terpisah dari Kami: jika yang terakhir ini dengan rendah hati memohon cahaya dari surga, tidak ada keraguan bahwa mereka akan mengenali satu-satunya Gereja Yesus Kristus yang sejati dan akhirnya akan memasukinya, bersatu dengan kita dalam kasih yang sempurna. Sambil menunggu hal ini terjadi, dan sebagai janji dari niat baik kebapakan Kami, Kami memberikan dengan penuh kasih kepada Anda, Saudara-saudara yang Terhormat, dan kepada klerus dan umat Anda, berkat apostolik.

Diberikan di Roma, di Santo Petrus, pada tanggal 6 Januari, pada Pesta Epifani Yesus Kristus, Tuhan kita, pada tahun 1928, dan tahun keenam Kepausan Kami.

Paus Pius XI

Posting Komentar

0 Komentar