Transkrip video:'
Pax vobis, salam damai dan sejahtera bagi kita semua...
Pada tanggal 6-8 Mei 2021 Vatikan akan mengadakan Konferensi Internasional Yang Ke-5 bertajuk, "Exploring The Mind, Body & Soul. Unite To Prevent & Unite To Cure". Konferensi ini memang diadakan berkaitan dengan kondisi pandemi yang masih mendera dunia saat ini.
Terlepas dari tujuannya yang tampak positif yaitu mengupayakan pencegahan dan penyembuhan penyakit dengan melibatkan keseluruhan pikiran, tubuh, dan jiwa manusia, ada beberapa hal yang perlu kita cermati dari konferensi ini.
Kalau Gereja Katolik mengadakan suatu konferensi atau seminar, tentu kita berharap melalui kegiatan tersebut Gereja Katolik akan menyampaikan pandangan dan solusi terhadap suatu masalah berdasarkan ajaran iman dan moral Gereja Katolik. Dengan cara demikian kita sebagai umat beriman akan dapat menyikapi suatu masalah dengan benar dan menemukan solusinya sejalan dengan ajaran dan kehendak Tuhan!
Tapi sayang sekali dalam konferensi internasional Vatikan yang akan digelar beberapa hari lagi, sepertinya kita tidak akan menemukan itu!
Dari 114 orang pembicara dalam konferensi tersebut, hanya ada 3 orang klerus Katolik. Lainnya adalah tokoh-tokoh sains dan berbagai disiplin ilmu, tokoh lingkungan, pimpinan perusahaan farmasi pembuat vaksin yang terkontaminasi janin hasil aborsi(Pfizer dan Moderna), perusahaan bioteknologi, dan perusahaan-perusahaan besar pendukung agenda global lainnya. Selanjutnya ada selebritis dan tokoh pendukung aborsi serta gaya hidup LGBT seperti artis Cindy Crawford, gitaris rock Joe Perry, dan putri ex-presiden AS Chelsea Clinton. Tidak ketinggalan ada juga beberapa tokoh agama dan gerakan spiritual seperti 2 orang tokoh Gereja Mormon, 1 orang Rabi Yahudi, 1 orang imam muslim, dan 1 orang tokoh New Age terkenal, Deepak Chopra.
Melihat komposisi para pembicara, wajar kalau kita pesimis konferensi tersebut akan menyuarakan ajaran iman dan moral Gereja Katolik dalam menghadapi berbagai persoalan dunia yang sedang dibahas. Sebaliknya bisa diduga konferensi ini akan menampung berbagai pandangan dunia sekuler. Kalaupun ada pandangan yang bersifat religius atau berbau spiritual, itu tidak akan mewakili pandangan iman dan moral Gereja Katolik tapi akan berupa pandangan kompromistis dari berbagai agama dan gerakan spiritual!
Salah satu tujuan konferensi sebagaimana tertulis dalam situs resminya berbunyi demikian: "Mempersatukan orang-orang dan mempromosikan budaya kolaborasi dengan mengupayakan dialog terbuka dan mendorong pendekatan interdisipliner untuk mengatasi tantangan besar perawatan kesehatan di seluruh dunia."
(Unite people and promote a culture of collaboration by stimulating an open dialogue and encouraging an interdisciplinary approach to tackle major health care challenges around the globe.)
Itu memang bagus, tapi jelas hal semacam itu bukanlah bagian dari tugas Gereja Katolik melainkan tugas organisasi sekuler dunia seperti PBB dan semacamnya!
Selanjutnya tujuan lain yang tertulis dalam situs tersebut berbunyi demikian:
"Memfasilitasi percakapan dan 'suatu dialog baru tentang bagaimana kita membentuk masa depan planet kita ...'"
(Facilitate a conversation and “a new dialogue about how we are shaping the future of our planet...")
Satu-satunya masa depan planet bumi yang dipercayakan pada Gereja Katolik adalah mewujudkan Kerajaan Allah, tidak ada yang lain. Jika hirarki Gereja berupaya memfasilitasi pandangan dunia untuk membentuk masa depan peradaban yang jelas-jelas bukan Kerajaan Allah di bumi, itu adalah suatu pengkhianatan! Lagipula dalam Injil Tuhan kita berkata, "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.." (Yoh.15:5). Dengan demikian merencanakan masa depan peradaban di luar Kristus, seperti yang ingin dicapai melalui konferensi ini, tentu akan sia-sia dan berbuah buruk..
Selanjutnya tujuan konferensi yang makin ngawur tertulis demikian:
"Mencermati pikiran, tubuh dan interaksi jiwa dan mendiskusikan apa artinya menjadi manusia ..."
(Examine the mind, body and soul interaction and discuss what it means to be human...)
Gereja Katolik tidak perlu MENDISKUSIKAN apa artinya menjadi manusia dengan siapapun! Sama sekali tidak perlu! Yang perlu dilakukan Gereja Katolik adalah MENGAJARKAN apa artinya menjadi manusia kepada seluruh dunia dengan mengacu pada Yesus Kristus, Tuhan kita yang berinkarnasi dan seluruh ajaran-Nya. Itulah tugas Gereja yang sesungguhnya. Gereja tidak pernah diutus untuk berdiskusi, tapi untuk mengajar segala sesuatu yang telah diajarkan Tuhan kita! Termasuk di dalamnya mengajarkan tentang kemanusiaan yang sejati!
Jika hirarki Gereja Katolik masih merasa perlu untuk mendiskusikan 'apa artinya menjadi manusia', itu sama artinya hirarki Gereja Katolik telah menolak tugas yang diberikan kepadanya, menolak ajaran Tuhan kita dan ingin 'MENDEFINISIKAN ULANG' konsep kemanusiaan dengan menggunakan pandangan-pandangan dunia yang tidak mengenal Kristus! Itu juga suatu pengkhianatan!
Akan lebih ironis lagi kalau kita melihat salah satu topik yang akan dibahas dalam konferensi tersebut. Dalam situs resmi tertulis demikian:
Manusia mampu melakukan kebaikan, tidak mementingkan diri sendiri, tindakan kepahlawanan dan altruisme. Namun, kita juga dapat melihat beberapa karakteristik tersebut pada hewan. ... Jane Goodall, akan mengeksplorasi pertanyaan tentang apa artinya menjadi manusia.
(Human beings are capable of great acts of kindness, selflessness, heroism and altruism. Yet, we can see some of these characteristics in animals, too. ...Jane Goodall, will explore the question of what it means to be human.)
Jane Goodall adalah salah seorang ahli simpanse terkemuka. Dari topik yang akan dibawakannya dalam konferensi ini tampaknya hirarki Gereja Katolik menginginkan kita belajar bagaimana menjadi manusia dari simpanse! Ini jelas-jelas menunjukkan hirarki Gereja Katolik sudah kehilangan akal sehatnya. Tidak satupun topik konferensi yang membahas bagaimana menjadi manusia dengan mengacu pada ajaran dan teladan Yesus Kristus Tuhan kita! Sebaliknya yang ada malah kita perlu belajar tentang kemanusiaan dari binatang simpanse! Ini omong kosong dan di luar logika akal sehat!
Selain itu poster konferensi juga terkesan berbau skandal. Poster konferensi mengambil gagasan dari lukisan Michaelangelo yang menggambarkan penciptaan manusia dimana Tangan Tuhan berusaha menyentuh tangan Adam ciptaan-Nya tapi dengan sedikit modifikasi, yaitu Tangan Tuhan dan tangan Adam mengenakan sarung tangan steril. Ini suatu parodi tidak lucu yang sangat kurang ajar dan tidak pantas dilakukan oleh hirarki Gereja Katolik di ranah publik. Pemilihan poster tersebut jelas menunjukkan hilangnya rasa hormat hirarki Gereja Katolik pada Tuhan!
Maka tidak perlu heran jika konferensi ini mendapat kecaman keras dari Uskup Agung Vigano. Dalam pernyataannya, Uskup Agung Vigano menulis demikian:
"Takhta Suci dengan sengaja meninggalkan misi supernatural Gereja, dengan menjadikan dirinya sebagai pelayan Tatanan Dunia Baru dan globalisme Masonik dalam suatu kontra-magisterium yang antikristik."
(The Holy See has deliberately renounced the supernatural mission of the Church, making itself the servant of the New World Order and Masonic globalism in an antichristic counter-magisterium.)
Itu tadi adalah ucapan seorang Uskup, pengganti para rasul, yang patut didengarkan kita semua. Kita perlu bersyukur masih ada hirarki Gereja Katolik yang setia pada tugasnya sebagai gembala dan tidak kehilangan akal sehatnya.
Pernyataan Uskup Agung Vigano makin menegaskan bahwa memang ada pergeseran pada hirarki Gereja Katolik, yang kini memilih menjadi hamba dari penguasa dunia dan antek "New World Order". Hal ini harus kita cermati sebagai tanda-tanda jaman terjadinya pemenuhan nubuat Rasul Paulus tentang adanya kemurtadan besar yang mendahului kedatangan Tuhan kita! Tindakan Vatikan yang kini memilih menjadi hamba dunia jelas telah membuka pintu lebar-lebar bagi kemurtadan yang dimaksud!
Memang ada banyak kejadian dalam sejarah Gereja Katolik yang sering ditafsirkan sebagai pemenuhan nubuat tentang kemurtadan akhir jaman. Misalnya saja saat terjadinya krisis arianisme, kemunculan Islam, reformasi Martin Luther, dan lain-lain. Tapi kita semua tahu kejadian-kejadian tersebut bukan pemenuhan nubuat terjadinya kemurtadan besar menjelang kedatangan Tuhan sebagaimana yang dimaksudkan oleh Rasul Paulus. Alasannya karena Gereja Katolik tetap setia pada ajaran Tuhan dan kedatangan Tuhan pun tidak terjadi.
Apa yang terjadi sekarang berbeda dengan kejadian-kejadian tadi. Upaya dari sebagian hirarki Gereja Katolik yang dipimpin oleh para Paus untuk menyimpang dari ajaran Gereja Katolik yang benar sudah mulai terjadi sejak Konsili Vatikan II. Inilah yang membuatnya berbeda dari semua kejadian-kejadian sebelumnya. Tidak pernah ada dalam sejarah Gereja Katolik dimana ekumenisme dibenarkan, liturgi Misa Kudus diacak-acak, rumusan Sakramen dirusak, Paus mencium Quran, doa bersama dengan semua agama, atau berhala dihormati di dalam Basilika Santo Petrus!
Tidak pernah ada!
Yang lebih meyakinkan lagi, semua perubahan dan kerusakan di Gereja Katolik yang mengarah pada kemurtadan ini sudah dinubuatkan dengan linimasa yang jelas dan akurat. Misalnya saja pada tanggal 13 Oktober 1884 Paus Leo XIII mendapatkan penglihatan bagaimana Iblis akan merusak Gereja dalam jangka waktu 75-100 tahun. Itu artinya sampai dengan tahun 1984 iblis akan berusaha secara maksimal untuk merusak Gereja Kristus. Dan setelah tahun 1984, hirarki yang sudah berhasil dirusak dan dipengaruhi iblis akan melanjutkan upaya iblis untuk merusak Gereja Katolik yang akhirnya akan berujung pada kemurtadan.
Ini diperkuat dengan pesan Bunda Maria di Fatima tahun 1917. Rahasia ketiga dari pesan Bunda Maria seharusnya dibuka pada tahun 1960. Kenapa tahun 1960? Bunda Maria mengatakan pada tahun itu makna dari pesan rahasia tersebut menjadi jelas! Tentunya ini berkaitan dengan kejadian besar yang terjadi di Gereja Katolik pada tahun 1960-an, yaitu Konsili Vatikan II! Paus Yohanes XXIII sudah merencanakan untuk mengadakan konsili tersebut pada tahun 1959, tepat satu tahun sebelum rahasia ketiga Bunda Maria di Fatima seharusnya dibuka!
Mungkin karena takut pesan tersebut dapat mempengaruhi rencananya untuk mengadakan Konsili Vatikan II, Paus Yohanes XXIII menolak permintaan penting Bunda Maria untuk membuka pesan tersebut kepada publik pada tahun 1960! Seandainya pesan tersebut dibuka saat itu, semua orang akan mengerti bahwa pesan tersebut berkaitan dengan Konsili Vatikan II yang sudah direncanakan setahun sebelumnya!
Pesan tersebut memang akhirnya dibuka tahun 2000, tapi dalam kondisi yang tidak lengkap dan sengaja ditafsirkan secara keliru. Seolah-olah pesan tersebut berkaitan dengan upaya pembunuhan Paus Yohanes Paulus II di tahun 1984! Itu jelas mustahil karena pada tahun 1960 kita tidak mungkin tahu apa-apa tentang rencana pembunuhan Paus di tahun 1984! Patut diduga kuat ada hal penting yang sengaja ditutupi hirarki Gereja Katolik dari rahasia ketiga pesan Bunda Maria!
Akhirnya dapat kita simpulkan bahwa penglihatan Paus Leo XIII di tahun 1884 dan pesan ketiga Bunda Maria di Fatima tahun 1917 keduanya secara akurat merujuk pada kejadian paling merusak dalam sejarah Gereja Katolik, yaitu Konsili Vatikan II. Konsili diabolik yang terbukti telah menghasilkan banyak buah-buah buruk inilah yang akan membawa Gereja Katolik pada pemenuhan nubuat Rasul Paulus tentang kemurtadan di akhir jaman!
Mengenai berbagai kerusakan yang terjadi di Gereja Katolik Uskup Agung Vigano dalam kecamannya berkata demikian: "Hasilnya adalah pemaksaan terhadap Gereja yang benar oleh sekte Modernis yang sesat dan bejat, yang bermaksud melegitimasi perzinahan, sodomi, aborsi, eutanasia, penyembahan berhala, dan penyimpangan apa pun dari akal budi dan kehendak. Gereja yang benar sekarang ada dalam keadaan gerhana, disangkal dan didiskreditkan oleh para imamnya, dan dikhianati bahkan oleh orang yang menempati Tahta tertinggi."
(The result is the super-imposition over the true Church of a sect of heretical and depraved Modernists who are intent on legitimizing adultery, sodomy, abortion, euthanasia, idolatry, and any perversion of the intellect and will. The true Church is now eclipsed, denied and discredited by her very Pastors, betrayed even by the one who occupies the highest Throne.)
Yang menjadi pertanyaan besar bagi banyak orang Katolik adalah, bagaimana dengan janji Tuhan yang mengatakan Gereja-Nya tidak akan terkalahkan oleh kuasa gelap hingga akhir jaman? Sederhana saja, seperti yang sering saya sebut di beberapa video sebelumnya janji tersebut akan tetap terpenuhi dalam bentuk sisa umat yang setia sebagaimana yang juga sudah dinubuatkan oleh Rasul Paulus.
Jadi sekarang pilihan kita sebagai orang Katolik amat jelas: ikut menjadi bagian dari sisa umat yang setia ATAU ikut mainstream yang mendukung KVII dan sedang terarah pada kemurtadan? Salah memilih, jiwa kita akan menerima sengsara kekal!
Ikuti perkataan Tuhan kita, "Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." (Mat.7:13-14).
Saatnya kita memilih menjadi sisa umat yang sangat sedikit jumlahnya dan menolak menjadi bagian dari mainstream pendukung KVII yang sedang terarah pada kebinasaan!
Hal ini juga sejalan dengan pesan Uskup Agung Vigano dalam kecamannya terhadap konferensi sesat ini:
"Saya mohon pada saudara-saudara saya sesama Uskup, para imam, religius, dan dengan cara tertentu juga umat awam yang melihat diri mereka telah dikhianati oleh Hirarki, untuk bersuara mengekspresikan dengan semangat ketaatan sejati kepada Tuhan kita, Kepala Tubuh Mistik, KECAMAN YANG TEGAS DAN BERANI terhadap kemurtadan ini dan para pencetusnya."
(I beg my Brothers in the Episcopate, priests, religious, and in a particular way the faithful laity who see themselves being betrayed by the Hierarchy, to raise their voices so as to express with a spirit of true obedience to Our Lord, Head of the Mystical Body, a firm and courageous denunciation of this apostasy and its authors.)
Kita adalah bagian dari awam yang telah dikhianati oleh hirarki. Mari kita menanggapi ajakan Uskup Agung Vigano dengan menolak Konsili Vatikan II dan semua semangatnya yang sesat.
Tentu bukan suatu kebetulan, jika selama ini channel CN sudah melakukan apa yang diminta oleh Uskup Agung Vigano dengan terus mengkritisi segala penyimpangan di Gereja Katolik yang terkait semangat KVII. Kini giliran anda semua yang mencintai Gereja Katolik juga melakukannya! Jangan ragu, yang memintanya adalah seorang gembala Gereja Katolik dan sekaligus pengganti para rasul!
Deus Vult... Tuhan menghendakinya!
Selanjutnya, kita berupaya dengan segenap pikiran dan tenaga untuk menjadi bagian dari sisa umat dengan kembali setia pada ajaran Gereja Katolik yang benar dan tak akan terkalahkan oleh kuasa gelap hingga akhir jaman!
Terima kasih atas perhatian anda...
Viva Christio Rey!
0 Komentar