Benteng Terakhir #2 - Wabah Virus Korona Dan Menara Babel



Dikisahkan dalam Kitab Suci, setelah banjir besar di jaman Nuh manusia kembali berkembang biak dan bertambah banyak. Pada waktu itu semua manusia hanya memiliki satu bahasa. Lalu mereka bersepakat untuk membangun proyek ambisius: bangunan yang tinggi hingga ke langit.

Tuhan tidak berkenan dengan upaya manusia yang ingin mencapai langit dengan kekuatan dan upaya manusiawinya. Tuhanpun mengacaukan proyek ambisius tersebut dengan membuat manusia tidak lagi saling memahami satu sama lain karena tidak lagi satu bahasa.

Kisah Menara Babel adalah 'type' atau perlambang dari upaya manusia membangun peradaban menurut keinginan dan rancangan manusiawi tanpa mempedulikan kehendak dan rencana TUHAN. Peradaban yang dihasilkan dengan cara demikian hanyalah peradaban manusiawi yang didasarkan hukum-hukum dan keinginan manusiawi. 

Mengapa itu menjadi masalah? 

Karena hukum-hukum manusiawi dibangun berdasarkan pemikiran manusiawi yang dipengaruhi oleh keinginan daging dan semangat duniawi yang fana! Dan apa yang berasal dari dunia akan bertentangan dengan apa yang berasal dari surga.

Dalam Injil Tuhan Yesus menegaskan perbedaan kontras tersebut,  "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini..." (Yoh. 8:23).

Dan juga...

"Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku..." (Mat. 12:30)

Ini membuat peradaban manusiawi yang dirancang semata-mata berdasarkan keinginan dan hukum-hukum manusiawi pasti akan bertentangan dengan kehendak dan rencana Tuhan! Peradaban manusiawi yang dibangun itu pada akhirnya akan menjadi peradaban yang penuh dengan kejahatan. 

Selain itu karena sejak semula manusia sudah dirancang untuk hidup menurut hukum-hukum Tuhan dan bukan menurut hukum-hukum manusiawi ciptaannya sendiri, maka peradaban manusiawi yang dibangun menurut hukum-hukum manusiawi pasti akan menghancurkan kemanusiaan. Tentu saja TUHAN tidak menghendaki manusia membangun peradaban duniawi yang semacam itu.

Di jaman sekarang Menara Babel adalah 'type' dari upaya manusia untuk membangun satu sistem peradaban global! Yaitu suatu sistem peradaban yang dirancang menurut hukum-hukum dan gagasan manusiawi dengan maksud untuk menjamin eksistensi peradaban manusia secara berkelanjutan (sustainable). 

Dalam gagasan kaum globalis, dunia ini harus memiliki satu sistem pemerintahan global yang meniadakan batas antar negara. Dengan adanya satu pemerintahan global maka semua rancangan atau kebijakan yang perlu diambil untuk menjamin peradaban manusia yang berkelanjutan dapat diterapkan secara efektif di seluruh dunia.

Demikian juga dunia perlu satu agama global, yaitu sebuah organisasi yang akan membawahi seluruh agama-agama yang ada. Agama global ini akan mengatur kebijakan, dan bahkan juga dogma apa saja yang perlu diikuti semua agama-agama yang ada demi menunjang agenda-agenda pemerintahan global. Dengan demikian agama global ini adalah agama yang akan tunduk pada kehendak dunia, bukan pada kehendak Tuhan. Ini tidak lain adalah agama antikristus!

Dalam pemikiran kaum globalis, hal penting yang harus dilakukan untuk menjamin tercapainya cita-cita peradaban global adalah pengendalian populasi! Pertambahan jumlah penduduk pada tingkatnya yang sekarang dipandang tidak akan mampu diimbangi oleh produksi pangan dan ketersediaan lahan yang terus mengalami kerusakan akibat eksploitasi berlebihan. Tanpa pengendalian populasi maka cita-cita kaum globalis untuk mewujudkan peradaban yang berkesinambungan mustahil dicapai. Degan demikian pengendalian populasi untuk saat ini adalah kunci paling penting dalam agenda global!

Karena sifatnya yang sekuler, cara-cara pengendalian populasi yang digunakan kaum globalis sepenuhnya bersifat pragmatis tanpa mempedulikan nilai-nilai moral. Cara-caranya mulai dari penggunaan kontrasepsi, hingga legalisasi aborsi. Dengan demikian peradaban global ini tidak ubahnya seperti peradaban para pemuja berhala kemakmuran Dewa Moloch yang rela memberikan korban anak-anak tak berdosa demi terwujudnya kehidupan makmur yang mereka dambakan! Ini seperti kehidupan bangsa Kanaan di kota Yeriko yang dimusnahkan Tuhan melalui tangan Yoshua!

Juga dari agenda pengendalian populasi ini muncul gagasan untuk melegalkan hubungan seks sesama jenis yang tidak menghasilkan keturunan. Maka promosi gaya hidup LGBT sebagai alternatif juga menjadi bagian dari agenda kaum globalis. Dengan demikian budaya kota Sodom dan Gomora yang terkutuk akan menjadi bagian dari budaya global!

Ini semua jelas bertentangan dengan ajaran iman dan moral Gereja Katolik, satu-satunya Gereja Kristus yang benar. Akibatnya Gereja Katolik menjadi batu sandungan yang harus disingkirkan atau diubah sedemikian rupa agar mau menerima semua upaya-upaya pragmatis kaum globalis! Maka sekarang kita melihat mereka yang setia pada ajaran Gereja terus ditekan dan disingkirkan. Sementara mereka yang mau berkompromi dengan perkembangan jaman diberi tempat dan didukung! 

Keberhasilan agenda kaum globalis ini mencapai tonggak penting ketika Gereja Katolik mengadakan Konsili Vatikan II beberapa puluh tahun yang lalu. Ya, Konsili Vatikan II memang sangat berhubungan erat dengan agenda kaum globalis! 

Melalui semangat aggiornamento atau pembaharuan yang digaungkan oleh konsili ini, perlahan tapi pasti ajaran-ajaran Gereja Katolik terus menyesuaikan diri dan berkompromi dengan semangat dunia demi mengikuti perkembangan jaman! Atau dengan kata lain Gereja Katolik berubah demi menyesuaikan diri dengan agenda kaum globalis!

Dengan tunduknya Gereja Katolik pada agenda globalis maka terwujudnya satu pemerintahan global dan satu agama global yang akan melayani agenda kaum globalis hanya menunggu waktu. Dalam waktu yang tidak lama lagi sebuah menara babel baru yang mempersatukan seluruh manusia menurut rancangan manusiawi akan segera berdiri di muka bumi!

Tapi seperti di masa lalu TUHAN mengacaukan rencana manusia untuk membangun Menara Babel, kinipun hal yang sama terjadi. Kali ini bukan dengan mengacaukan bahasa, tapi dengan wabah penyakit mematikan yang begitu cepat menular sehingga menimbulkan kepanikan dimana-mana di seluruh dunia.

Bukan kebetulan wabah ini terjadi hanya beberapa bulan sebelum Paus Fransiskus merealisasikan rencana ambisiusnya untuk mewujudkan pakta pendidikan global. Jika rencana itu berhasil dilakukan maka generasi muda di seluruh dunia, apapun agama dan ideologinya, akan dicuci otaknya untuk mengikuti seluruh agenda kaum globalis dalam mewujudkan menara babel peradaban manusiawi yang berkesinambungan!

Dengan munculnya wabah ini maka sekarang rencana sesat itu terpaksa diundur. Tapi jika Paus Fransiskus dan hirarki Gereja Katolik dapat dengan bijak membaca tanda-tanda jaman, seharusnya wabah sebesar ini perlu dimaknai sebagai campur tangan Tuhan. Apalagi wabah ini terjadi tidak berapa lama setelah skandal Pachamama di Vatikan yang merupakan pelanggaran terang-terangan perhadap Perintah Allah yang pertama! Dengan demikian rencana pakta pendidikan global bukan hanya perlu diundur tapi harus dibatalkan dan Gereja Katolik harus membuang semua kolaborasi dan kerjasamanya dengan agenda kaum globalis! Itulah yang mungkin dikehendaki Tuhan melalui wabah ini!

Tanda-tanda Gereja Katolik tunduk pada agenda global di era Konsili Vatikan II terlihat makin jelas sejak jaman Paus Fransiskus. Melalui ensiklik "Laudato Si' terjadi pergeseran fokus Gereja Katolik yang semula menjadikan keselamatan jiwa-jiwa sebagai prioritas tertinggi, sedikit demi sedikit mulai beralih pada upaya konservasi lingkungan!

Kita juga melihat di Amerika Serikat misalnya, sebagian besar uskup yang dimotori oleh konferensi uskup Amerika Serikat yang seharusnya menjadi pelopor gerakan pro-life sekarang justru menjadi pendukung dari kelompok politik yang sedang mempropagandakan aborsi sebagai bagian dari agenda kaum globalis. 

Kemudian tahun lalu Paus Fransiskus menandatangani deklarasi "Human Fraternity' di Abu Dhabi yang isinya secara implisit menyatakan Tuhan menghendaki adanya perbedaan agama. Artinya semua agama benar di mata Tuhan dan harus hidup berdampingan! Inipun bagian dari agenda kaum globalis yang menginginkan adanya sebuah agama global. Dan ini jelas melawan kehendak Tuhan yang menginginkan dunia seluruhnya menjadi pengikut Kristus.

Selanjutnya tentu kita tidak lupa dengan skandal Pachamama dimana dengan alasan untuk menyelamatkan wilayah Amazon dan demi gagasan konservasi lingkungan lainnya, pemujaan berhala dibiarkan terjadi di Vatikan. Bahkan itu terjadi di depan Paus Fransiskus sebagai Wakil Kristus tanpa ada rasa penyesalan sedikitpun hingga hari ini!

Itu semua menunjukkan betapa jauh Gereja Katolik saat ini telah menympang dari kehendak Tuhan demi mengikuti keinginan dan semangat dunia! 

Sekarang saatnya Gereja Katolik harus kembali menempatkan Yesus Kristus sebagai RAJA di muka bumi! Dengan demikian Gereja Katolik harus kembali menempatkan HUKUM TUHAN, bukan hukum dan keinginan manusia, sebagai dasar satu-satunya dalam kehidupan Gereja. Demikian juga Gereja Katolik harus berjuang keras dengan segala kemampuan yang ada untuk menjadikan hukum dan ajaran Tuhan sebagai satu-satunya dasar dalam membangun peradaban manusia! Itulah yang seharusnya selalu dilakukan oleh Gereja Katolik sejak didirikannya dua milenium yang lalu!

Inilah momen yang paling tepat bagi Gereja Katolik untuk berbalik dari jalannya yang menyimpang sejak Konsili Vatikan II, dan kembali pada ajaran tradisional Gereja Katolik yang sepenuhnya berpusat pada Kristus!

Bagi seluruh manusia, wabah sebesar ini diijinkan terjadi sebagai bagian dari upaya Tuhan untuk memisahkan manusia dari dunia palsu yang dibangunnya dan mulai berpikir tentang keselamatan. Bukan dari kematian tubuh yang sementara tapi dari kematian jiwa kekal yang sedang mengancam jika manusia terus menjalani hidup dalam dosa. 

Ini pesan Injil:

...janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. (Injil Mateus 10:28)

Wabah ini diberikan TUHAN sebagai kesempatan bagi manusia untuk bertobat dan kembali kepada-Nya! Itulah respon paling diinginkan TUHAN dari manusia dalam menghadapi wabah mengerikan ini. Di mata Tuhan, hidup manusia di jaman ini sudah penuh dengan dosa-dosa yang mengundang amarah-Nya! Wabah mengerikan ini menjadi peringatan sangat keras bagi manusia untuk berpaling dari kehidupan yang penuh dosa! 

Dengan demikian yang paling dibutuhkan dunia saat ini adalah seorang yang tampil sebagai Nabi Yunus untuk memperingatkan dunia agar bertobat! Dunia juga membutuhkan seorang yang tampil sebagai Raja Niniwe yang memerintahkan seluruh rakyatnya untuk bertobat! Itu akan menyingkirkan wabah mengerikan yang sekarang terjadi jauh lebih baik ketimbang segala upaya manusiawi yang dapat dilakukan!

Memang benar, menghindari wabah dengan cara-cara fisik sesuai petunjuk medis itu sangat perlu. Tapi yang lebih diperlukan dari itu semua adalah pertobatan manusia!

Ironisnya... 

Justru di saat manusia harus mendekatkan diri pada TUHAN dalam semangat tobat, Gereja Katolik malah meniadakan upacara misa dengan alasan untuk mencegah penyebaran wabah! Pertama peniadaan Misa itu terjadi di Italia, tentunya atas persetujuan Paus Fransiskus. Dan kini penghentian misa nyaris terjadi di seluruh dunia!

Kejadian yang belum pernah terjadi dalam sejarah Gereja ini mungkin merupakan pemenuhan dari nubuat Nabi Daniel tentang dihentikannya korban sehari-hari menjelang akhir jaman (Dan. 12:11). Jika ini pemenuhan dari nubuat Nabi Daniel, maka pertobatan seluruh dunia memang tidak akan terjadi seperti yang dikatakan Nabi Daniel dalam nubuatnya:

Banyak orang akan disucikan dan dimurnikan dan diuji, tetapi orang-orang fasik akan berlaku fasik; tidak seorangpun dari orang fasik itu akan memahaminya, tetapi orang-orang bijaksana akan memahaminya. (Dan. 12:10)

Mereka yang mengerti akan bertobat dan menyediakan diri untuk dimurnikan, tapi banyak orang tidak akan bertobat dan terus hidup dalam dosa dan kejahatannya! Maka sebagai prajurit Kristus penjaga Benteng Terakhir, marilah kita menjadi bagian dari mereka yang bijaksana. Mari kita jadikan wabah yang memaksa kita untuk mengubah cara hidup kita sebagai kesempatan untuk bertobat kepada TUHAN dan kembali berusaha hidup kudus.

Sekarang saatnya dunia meninggalkan semua cara hidup yang berdosa dan melawan TUHAN. Saatnya dunia kembali menempatkan Yesus Kristus Sang Penebus dunia menjadi pusat dari hidup manusia dan pusat dari peradaban dunia yang kelak akan kita bangun setelah wabah ini berakhir! Itu cara terbaik untuk mengatasi wabah mengerikan ini!

Jika panggilan untuk bertobat ini terus diabaikan, terutama jika Gereja Katolik terus mengikuti agenda kaum globalis, maka Tuhan akan menyerahkan manusia pada kesengsaraan yang lebih dalam sebelum segala sesuatunya dipulihkan demi orang-orang beriman yang setia! Seperti Yesus Kristus yang harus mengalami kematian di kayu salib sebelum dibangkitkan dalam seluruh kemuliaan-Nya, Gereja Katolik yang adalah Mempelai dan sekaligus Tubuh Mistik-Nya juga akan mengalami penganiayaannya yang terberat sebelum Tuhan datang untuk memulihkannya!

Wabah mengerikan yang terjadi sekarang ini akan dijadikan alasan bagi kaum globalis untuk mewujudkan menara babel peradaban manusia global secara paksa dengan cara membangun sistem totaliter secara global di seluruh dunia. Sistem totaliter yang digunakan negara komunis Cina akan dijadikan model dan diterapkan secara global!

Sekarang tanda-tanda itu sudah mulai terlihat!

Semoga Tuhan mengasihani kita yang bertobat dan kembali kepada-Nya...

Posting Komentar

0 Komentar