Transkrip:
Salam damai dan sejahtera...
Kalau kita memperhatikan video-video di youtube, baik konten-konten video dari channel Protestan maupun berbagai komen orang-orang Protestan yang menanggapi video-video Katolik tentang Bunda Maria, ada suatu ciri yang menonjol: yaitu adanya sikap alergi, penolakan, atau bahkan kebencian terhadap dogma dan devosi kepada Bunda Maria. Seolah-olah kebencian terhadap Bunda Maria ini adalah salah satu ciri pemersatu dari puluhan ribu gereja Protestan yang ajarannya berbeda-beda, sebanyak jumlah para pendetanya.
Ini tentu aneh, sebab gerakan Protestan dimulai oleh imam Katolik pembangkang bernama Martin Luther. Sebagai seorang Katolik tentunya ia memiliki kecintaan, dan bahkan memiliki devosi kepada Bunda Maria. Tapi prinsip-prinsip Protestan, salah satunya sola-scriptura, membuat kecintaan ini memudar dan akhirnya sekarang berubah menjadi sikap alergi bahkan kebencian.
Yang menjadi pertanyaan menarik, apakah ada kaitan antara kebencian terhadap Bunda Maria dengan kedangkalan iman Kristen pada gereja-gereja Protestan dan kehancuran gerakan Protestan yang sekarang ini terus membelah diri tanpa bisa dihentikan?
Ternyata ada dan sangat signifikan!
Meskipun mereka mengaku sola-scriptura yang mengandalkan kebenaran iman hanya dari Kitab Suci, ternyata orang-orang Protestan gagal memahami perkataan penting yang diucapkan Tuhan kita di kayu salib sebagaimana tercatat dalam Injil Yohanes:
Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. (Yoh.19:26-27).
Itu adalah amanat suci yang disampaikan Yesus Kristus menjelang kematian-Nya di atas kayu salib. Dengan perkataan itu, Tuhan Yesus telah menetapkan Bunda Maria sebagai ibu bagi semua orang Kristen. Artinya semua orang Kristen harus menerima dan menghormati Maria sebagai ibu mereka. Jika sejak penetapan itu Rasul Yohanes menerima Bunda Maria di dalam rumahnya, maka kitapun harus menerima Bunda Maria di dalam rumah kita, yaitu di dalam hati kita masing-masing. Dan sebagai anak yang baik, tentunya kita tidak akan mendiamkan ibu kita yang tinggal di rumah kita. Kita pasti akan menyapa dan menemuinya setiap hari.
Dari relasi rohani yang akrab antara ibu dan anak inilah akhirnya di Gereja Katolik muncul berbagai devosi Maria yang menjadi sarana bagi umat Katolik untuk menyapa dan menghormati Maria sebagai ibu sesuai amanat suci Tuhan kita di kayu salib.
Lalu mengapa Tuhan Yesus menetapkan Bunda Maria sebagai ibu kita?
Tentu ada alasan yang sangat penting!
Bunda Maria adalah orang yang menjaga, membesarkan, dan mempersiapkan Tuhan Yesus sebelum menjalankan misi karya keselamatan. Maka kehadiran Maria sebagai ibu kita tentunya juga dimaksudkan untuk menjaga, mendidik, dan mempersiapkan kita menjadi pengikut Yesus Kristus, Putranya.
Masih ingat apa yang dilakukan Bunda Maria saat ia diundang ke perkawinan di Kana?
Tanpa diminta oleh tuan rumah, Bunda Maria yang mengetahui adanya kekurangan anggur segera meminta Tuhan Yesus untuk menolong menyelesaikan persoalan itu (Yoh.2:1-11). Apalagi jika kita sebagai seorang anak mengundang Bunda Maria ke dalam hati kita. Tanpa perlu diminta Bunda Maria pasti akan menyampaikan segala kekurangan yang kita miliki kepada Tuhan Yesus untuk dipulihkan menurut kehendak dan belas kasih Tuhan.
Dan satu hal yang paling penting, Bunda Maria adalah manusia yang paling mengasihi Tuhan kita. Maka dengan menempatkan Bunda Maria di hati kita, ia akan mengajarkan kita bagaimana mengasihi Tuhan dengan lebih baik.
Jadi Tuhan Yesus menetapkan Bunda Maria sebagai ibu bagi semua orang Kristen agar ia menjadi pembimbing, penolong, dan pelindung kita. Dan terutama agar kita dibentuknya untuk memiliki kasih yang sempurna kepada Tuhan. Ini berlaku tidak hanya bagi pribadi-pribadi, tapi juga bagi Gereja sebagai komunitas umat Tuhan.
Kedekatan dengan Bunda Maria sebagai ibu yang sudah diamanatkan Tuhan itulah yang dibangun orang Katolik melalui devosi seperti Daa Rosario dan lain-lain.
Bandingkan ini dengan apa yang terjadi pada Martin Luther dan para reformator sesat lainnya. Karena mengira berdoa kepada Bunda Maria tidak dibenarkan oleh Alkitab, mereka tidak lagi memiliki devosi kepada Bunda Maria. Selanjutnya mereka mengajarkan hal yang sama kepada para pengikut mereka. Maka sejak gerakan reformasi dimulai, relasi orang Protestan dengan Bunda Maria terus mengalami kemunduran. Sampai akhirnya mereka alergi kepada Bunda Maria dengan menolak dogma-dogma Maria dan membenci devosi kepadamya.
Jadi ketika di atas kayu salib Tuhan Yesus menghendaki agar kita menerima Bunda Maria sebagai ibu, orang-orang Protestan malah menolaknya. Ketika Rasul Yohanes menerima Bunda Maria di dalam rumahnya, orang Protestan malah mengusir Bunda Maria dengan menolak untuk berdevosi dan menghormatinya. Dengan kata lain, orang Protestan telah mengkhianati pesan Tuhan di kayu salib dan menjadi anak durhaka yang sampai sekarang belum juga bertobat dari kedurhakaannya yang malang.
Sebagian dari mereka akan berkata kalau mereka tetap menghormati Maria sebagai ibu mereka. Tapi bagaimana bisa seseorang mengatakan ia menghormati ibunya tanpa pernah mau menyapa atau berbicara kepada sang ibu saat mereka seharusnya setiap hari dapat berjumpa dengannya? Itu omong kosong!
Kedurhakaan mereka yang menyedihkan ini dipicu oleh pengajaran sesat para pendeta Protestan yang mengajarkan mereka bahwa berdoa itu berarti menyembah, karenanya berdoa kepada Bunda Maria adalah penyembahan kepada ciptaan. Itu bentuk penyembahan berhala yang sangat dilarang Tuhan.
Siapa bilang berdoa itu harus diartikan menyembah? Berdoa dapat juga berarti berkomunikasi dalam roh.
Perhatikan apa yang dikatakan Rasul Paulus:
Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. (Rm.8:26).
Apakah doa Roh Kudus kepada Allah itu dalam konteks penyembahan? Tentu saja tidak. Berdoa dalam Surat Rasul Paulus tadi dimaksudkan sebagai komunikasi rohani. Maka kita pun dapat berdoa kepada Bunda Maria, bukan dalam arti penyembahan, tapi dalam arti komunikasi rohani antara seorang anak dan ibunya.
Kini saatnya orang Protestan menyadari dan bertobat dari kedurhakaan mereka yang menyedihkan ini.
Berikut adalah pesan bagi saudara-saudara yang Protestan:
Jika di gereja kalian tidak dibenarkan berdoa kepada Bunda Maria, kembalilah ke dalam Gereja Katolik dan terimalah Bunda Maria sebagai ibu seperti yang telah menjadi amanat suci Tuhan kita di kayu salib. Jangan biarkan para pendeta sesat itu membujuk anda untuk menyangkal amanat suci Tuhan kita demi ajaran palsu mereka. Tanyakanlah pada mereka, dapatkan mereka mengajarkan bagaimana memenuhi amanat suci Tuhan Yesus di kayu salib untuk menjadikan Bunda Maria sebagai ibu kita? Jika mereka tidak punya jawaban, tinggalkan saja. Sudah saatnya kalian semua menjadi anak-anak Bunda Maria.
Terima kasih atas perhatian anda...
Viva Christo Rey!
0 Komentar